Kepsek SMAN 1 Darma Jarang Masuk Sekolah Diduga Korupsi Waktu Jam Kerja

Kuningan, RN  Kekesalan beberapa lembaga media dan LSM yang pernah datang ke sekolah SMAN 1 Darma dipicu terkait Kepsek Karda yang sel...

Kuningan, RN 

Kekesalan beberapa lembaga media dan LSM yang pernah datang ke sekolah SMAN 1 Darma dipicu terkait Kepsek Karda yang selalu tidak ada di tempat dengan alasan dinas luar ataupun lagi ada perlu ke dinas seperti jawaban yang sama yang di ucapkan oleh para guru SMAN 1 Darma ke setiap tamu yang datang. Menuai berbagai pertanyaan bagi sebagian kalangan media kenapa Kepsek Karda tidak mau koperatif dan terbuka dengan media dan LSM yang datang malah seolah ditutup tutupi oleh para guru SMAN 1 Darma ini.

Padahal menurut rekan media HR yang sudah sering datang ke sekolah SMAN 1 Darma itu hampir tiga hari sekali dalam satu bulan HR datang dan belum pernah bertemu dengan Kepsek Karda, jawaban sama yang di ucapkan oleh para guru yang ada, "Bapak lagi keluar tau ke dinas tau kemana tadi sih ada sebentar tapi pergi lagi" ucap salah seorang guru beserta rekannya.

Sidik punya sidik Kepsek Karda ini baru di lantik jadi kepsek SMAN 1 Darma beberapa bulan yang lalu di tahun 2017 tetapi anehnya sulit untuk ditemui, sehingga media  sulit mendapatkan informasi terkait aktifitas di sekolah. Padahal sekolah SMAN 1 Darma ini baru saja mendapat bantuan dari APBN untuk pembangunan ruang LAB komputer dengan nilai Rp 170 juta. Kepsek Karda nampaknya tidak disiplin waktu dalam jam kerja dan keluar sekolah dengan alasan sedang pergi ke dinas, seperti apa yang selalu di ucapkan oleh para guru kepada pihak media dan LSM yang datang ke sekolah. Bahkan kecurigaan media terindikasi dengan adanya kebohongan para guru atau bisa jadi benar memang kepala sekolah selalu tidak ada di sekolah pada jam kerja.

Pihak media sempat menemui guru Heryadi sebagai ketua pembangunan swakelola dan TU Darmaji sebagai sekretaris yang secara kebetulan menjadi kepanitiaan pembangunan ruang LAB komputer bantuan dari APBN tahun 2017. Anehnya ketua dan sekretaris tidak tahu dan melimpahkan semua kepada kepala sekolah Karda. "Walaupun kami sebagai ketua dan sekretaris kepanitiaan tidak terjun langsung jadi tidak tahu apa apa langsung aja ke kepala sekolah karena semua di tekel oleh kepala sekolah dari segi belanja dan semuanya kepala sekolah yang lebih tahu," ucap ketua Heryadi.

Banyak dugaan susunan kepanitiaan hanya tulis nama secara tupoksinya tidak berjalan, bagaikan dinasti kerajaan pimpinan berkuasa penuh apalagi dalam menggunakan anggaran dilakukan sendiri jelas jelas melanggar juklak juknis dari pemerintah pusat dalam bantuan APBN. (ujang.hendra)