Wujudkan Pilwu Aman Kondusif PPS Desa Suci Lakukan Langkah Jitu

Cirebon,RN Pemilihan kepala desa (Pilkades) merupa-kan pesta demokrasi ditingkat Desa, dimana masyarakat desa dapat ber-partisipasi dengan m...

Cirebon,RN

Pemilihan kepala desa (Pilkades) merupa-kan pesta demokrasi ditingkat Desa, dimana masyarakat desa dapat ber-partisipasi dengan memberikan suara untuk memilih calon kepala desa yang bertanggung jawab dan dapat mengembangkan desa tersebut.

"Pemilihan Kuwu (Kepala Desa-red) merupakan sesuatu hal lazim yang dilaksanakan didesa dan merupakan sesuatu proses rutinitas pergantian pemimpin desa." kata Ketua Panitia Pemungutan Suara (KPPS) Desa Suci suherman, Rabu (25/10/2023)

Secara umum saat pelaksanaan Pilwu hari minggu tanggal 22 Oktober 2023 kemaren, menurutnya, tingkat partisipasi pemilih menggunakan hak pilihnya sangat besar mencapai 80%. Ini menandakan bahwa meningkatnya partisipasi pemilih berati meningkatnya jumlah warga desa suci memperoleh hak-hak politiknya dan kebebasan pada razim demokrasi. 

"Hal itu terlihat dari jumlah DPT 2803 dibagi 6 TPS dengan surat suara yang masuk berjumlah 2.500 kertas, dan dengan perincian surat suara sah 2.477 kemudian yang tidak sah 23 kertas. Terbagi 3 kandidat, dengan kandidat pertama Kusen memperoleh suara 1017, kandidat kedua Roba suara 751, dan landidat keempat Suharis peroleh suara 709." terang Suherman yang pernah menjadi anggota BPD itu.

Disamping sebagai pimpinan percetakan Bima Suci itu. Suherman mengatakan, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses pelaksanaan Pilwu. Pihaknya memakai sistim budaya silaturrakhmi dan gotong royong.

"Menjaga silaturrakhmi merupakan salah satu langkah untuk menjaga atau merawat budaya persatuan didesa Suci yang sudah tertanam lama. Agar tidak mudah terpecah belah oleh masalah dalam suasana pelaksanaan Pilwu." ucap Suherman. 

Disamping itu. Suherman meneruskan, dalam sistim gotong royong-pun pihaknya menerapkan dalam pelaksanaan Pilwu di-desa suci. Karena, gotong royong ditingkat budaya bersifat abstark, lambat dan sukar berubah, sedangkan gotong royong ditingkat sistim sosial lebih bersifat kongkrit, lebih cepat dan mudah berubah menurut tingkat perkembangan masyarakat yang mengkomsepsikan dan mengaktifkannya. 

"Dengan adanya peran serta Pemerintah Kab. Cirebon, sebagai penyelenggara sekaligus pengawas pemilihan. Kemudian dengan menerapkan kedua sistim itu sehingga satu sama lain saling melaksanakan sesuai kapasitasnya. Alkhamdulillah pelaksanaan Pilwu di-desa suci aman dan kondusif." pungkasnya. (hasan)