Perusahaan HTI PT.Indo Sukses Lestari Makmur (ILSM) Simpang Pesak, Kena Sanksi Dilarang Buka Areal Baru

Beltim, RN Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjatuhkan dua sanksi kepada manajemen PT. Indo Sukses Lestari Makmur (ILSM), p...

Beltim, RN

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjatuhkan dua sanksi kepada manajemen PT. Indo Sukses Lestari Makmur (ILSM), perusahaan Hutan Tanaman Industri di Simpang Pesak Belitung Timur.

Kedua sanksi itu kata Dirjen Penegakan Hukum Kementerian LHK Rasio Ridho Sani, berupa sanksi administrasi terhadap pelanggaran di dalam konsesi dan sanksi pidana karena membuka areal di luar konsesi. Atas sanksi itu kini PT. ISLM yang mengembangkan HTI karet sekitar 10.000 hektar itu, dilarang membuka areal baru, kecuali memelihara tanaman yang sudah ada.

    

Sementara di areal yang berada di luar konsesi, manajemen PT ISLM tidak diperbolehkan melakukan semua aktivitas . " Atas tindakan membuka di luar konsesi ini kita kenakan sanksi pidana,"kata dirjen "Mulai besok tim penyidik sudah akan melakukan penyidikan, dan kini tim penyidik Ditjen Gakkum sudah ada di Belitung," tambah Roi, begitu panggilan Dirjen Gak Kum Kemen LHK itu.

    

Bukan hanya itu PT ISLM juga diindikasi telah membuat jalan koridor di sepanjang sepadan sungai Balok, Sungai jerung, sungai air raya. Karena ini pula Dirjen mensinyalir sebagai salah satu penyebab banjir yang merendam ratusan rumah di Kecamatan Gantong dan sebagian wilayah di Belitong.

Kementerian LHK tegas Roi, akan memberikan sanksi berat, baik pidana maupun perdata terhadap perusahaan bahkan juga individu yang memanfaatkan potensi lingkungan alam dan hutan yang tidak taat aturan. Terlebih di Belitong yang kini tengah mengembangkan potensi wisata. "Sudah dapat dipastikan pengembangan wisata akan terhambat bila lingkungannya rusak," kata Roi lagi.

    

Pada saat berada di lokasi pembibitan, Roi juga mendapat banyak pengaduan dari sejumlah masyarakat atas tindakan yang dilakukan PT ISLM, termasuk dalam kasus pemanfaatan kayu hasil land clearing yang di indikasikan telah merugikan negara karena tidak membayar Iuran Hasil Hutan dan Dana Reboisasi.

    

Ketua LSM Lintar Cabang Beltim Hendri Yadi menambahkan, ”dengan adannya pembukaan lahan HTI tersebut pemanfaat kayu yang ditebang dilokasi HTI menjadi incaran dan menghasilkan rupiah, dari oknum oknum tertentu sampai hari ini masih terus kayu keluar dari kawasan HTI di Simpang Pesak dan tidak ada yang bisa menyetopnya, setiap minggunya bisa tiga atau 4 kali dalam satu truk dapat sekali angkut 3 s/d 4 Kubik dan jelas itu diduga illegal karena mobil truk mereka keluar habis magrib atau diatas jam 21.00 WIB, dan ini jelas  di indikasikan telah merugikan negara karena tidak membayar Iuran Hasil Hutan dan Dana Reboisasi, jadi kami dari LSM siapa memberikan informasi adanya pemanfaatan kayu hasil pembukaan lahan, kalau memang benar benar Gak Kum Kemen LHK mau bertanggungjawab dan bertindak, karena masalah ini sudah setahun yang lalu tapi mereka oknum oknum terus bekerja sampai saat ini,” ungkap Hendri. (Jphp)