Anggaran Pembangunan Jalan Sirnagalih Panyindangan Di Korupsi

Jabar, RN Ketua LSM Kompak Indonesi Hardi Panjaitan menerima laporan dari masyarakat tentang dugaan penyimpangan pelaksanaan proyek Paket...

Jabar, RN

Ketua LSM Kompak Indonesi Hardi Panjaitan menerima laporan dari masyarakat tentang dugaan penyimpangan pelaksanaan proyek Paket Rekontruksi Jalan Sirnagalih Panyindangan Kabupaten Cianjur yang merugikan semua pihak. Proyek tersebut menelan anggaran sebesar Rp 13.381.141.736,36 miliar tahun 2018 yang dikerjakan oleh PT.RIS Putra Delta, dikerjakan tidak sesuai  RAB. 

Serta telah terjadi keterlambatan penyelesaian (finicing) yang seharusnya bulan 12 tahun 2018 pekerjaan tersebut sudah selesai, namun kenyataannya sampai sekarang pekerjaan itu belum tuntas.  pelaksana PT.RIS Putra Delta dituding tidak professional karena pelaksana semata hanya mencari keuntungan tanpa memperdulikan kualitas pekerjaan. Selainitu, kontraktor diduga telah mengurangi volume ketebalan sirtu yang seharusnya 30 cm namun yang terapkan hanya sekitar 2-3 cm, sirtu hanya dihamparkan saja tanpa dilakukan pemadatan.

Menurut sumber, anggaran dari PUPR sudah dibayar sesuai gambar pada ketebalan sirtu 30 cm. artinya ada selisih harga yang signifikan diduga telah dikorupsi oleh pihak terkait. Dugaan penyimpangan laen juga terjadi pada item Soil Semen, Bronjong dan aspal yang juga terundikasi terjadinya pengurangan  volume, sehingga berdampak kepada kualitas pekerjaan.

Sumber RN menjelaskan, dugaan pengurangan volume sirtu terlihat cukup besar, dari 4500 M kubik yang diterapkan hanya 1500 M kubik, harga sirtu yang dibayar oleh PUPR sekitar sekitar Rp 700.00 per-kubik, dibelanjakan hanya Rp115.000 per meter  kubik, disini terlihat adanya indikasi dugaan korupsi yang dilakukan oleh pelaksana. 

Dari alokasi anggaran pembangunan infrastruktur Jalan Sirnagalih- Panyimdangan, penyerapan anggaran dilapangan diduga hanya sebagian (tidak 100% diterapkan) bagaimana mungkin hasilnya bias maksimal kalau anggarannya tercecer. Selain itu, timbulnya trabel dilapangan antara pemasok barang matrial atas keterlambatan pembayaran dan keluhan dari para pekerja yang sampai saat ini belum dibayar, keterangan dari pengawas dilapangan mengatakan anggaranya sudah habis, padahal pekerjaan masih tersisa 2-3 km lagi.

PPK  dan pengawas disinyalir bekerjasama dengan kontraktor untuk meloloskan pekerjan yang kondisinya amburadul. Diduga PPK sudah membayar pekerjaan yang belum selesai kepada kontraktor, sementara pihak kontraktor belum bias menyelesaikan kewajibannya. Adanya dugaan manipulasi data pada proyek tersebut.

Disinyalir pekerjaan dikerjakan asal jadi karena terburu oleh waktu, namun PPK/ pengawas dari PUPR tidak berani bertindak tegas terhadap pelaksana karena lemahnya pengawasan PPK dan konsultan pengaws yang tidak berfungsi.

Sementara itu Bapak Yana yang pernah menjadi pengawas lapangan tahaf awal dari PT. RIS Putra Delta saat dikonfirmasi melalu itelepon selulernya mengakui adanya keterlambatan finicing pada paketjalan Sirnagalih Panyindangan,  namun sekarang pekerjaan itu bukan tanggung jawab saya lagi, karena saya sudah off 5 bulan yang lalu,, kalaupun ada permasalahan dilapangan bias ditanyakan saja kepada pa fajar atau pa Joo,tandasnya.

Dari keterangan Pa Joo pengawas proyek rekontruksi jalan Sirnagalih-Panyindangan mengatakan,  “silahkan saja Tanya ke Kantor PT RIS Putra Delta, karena dirinya sudah tidak bekerja disana lagi, atau tanyakan saja kepada konsultannya, karena mereka di gaji oleh Negara dan mereka juga harus bertanggung jawab, jangan hanya penyedia jasa saja yang dikejar” , ungkapnya terkesan menghindar dari permasalahan.  

Apapun dalihnya Ketua LSM Kompak Indonesia,  Hardi Panjaitan meminta supaya paket pembanguan infrastruktur rekontruksi jalank hususnya diKecamatan Sirnagalih Panyindangan Kab. Cianjur tahun 2018 supaya segera diselesaikan. Dan  ini menjadi tanggung jawab PPK (Bp. Andi Bastami-red) bersikaplah tegas karena anggaran yang dikelola adalah uang rakyat jangan sampai rakyat yang menerima dampaknya.****Kh.Erwin