Warga sorot pelayanan RSUD Amurang, Schouten : Kami sudah lakukan sesuai SOP Rumah Sakit

MINSEL SULUT-RN Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Amurang di desa Teep Kecamatan Amurang Barat Kab. Minahasa Selatan kembali di so...

MINSEL SULUT-RN

Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Amurang di desa Teep Kecamatan Amurang Barat Kab. Minahasa Selatan kembali di sorot warga terkait pelayanan pasien. Sorotan warga tersebut tak tanggung-tanggung di publikasikan ke Facebook oleh akun inisial KM alias kiki.

Pada postingan tersebut akun fb sahabat dari pasien (sudah meninggal dunia ) menyorot pelayanan RSUD Amurang  sehingga korban meninggal dunia saat di lakukan tindakan medis di salah satu RS ternama di manado setelah diijinkan pulang oleh pihak RSUD amurang atas permintaan pasien.

Sorotan warga yang ditujukan ke RSUD Amurang terkait pelayanan yang diberikan kepada pasien atas nama  Apriady Umboh (30), warga Kelurahan Tingkulu, Kecamatan Wanea, Kota Manado pada Selasa dini hari (30/04/19) yang mengalami penganiayaan di Desa Karimbow Talikuran.Korban tersebut mengalami luka tikam di bagian perutnya, dan dilarikan ke RSUD Amurang di Desa Teep Trans.

Pada postingan sahabat korban ,mengatakan bahwa pada saat berada di RS , pihak suster dan dokter mengdiaknosis dan mengeluarkan pernyataan bahwa korban tidak apa-apa sehingga pada pagi hari 30/04/19 dibawa pulang kerumah. Namun pada siang hari korban mengeluh sakit di bagian perut dan dilarikan ke RS Kandou Malalayang. Namun nyawa korban tidak tertolong disebabkan luka korban telah mengalami infeksi.Keluargapun mengaku kecewa terkait keterangan pihak RSUD Amurang  dalam hal ini korban dinyatakan tidak apa-apa, namun kenyataanya korban meninggal dunia akibat infeksi.

Kepala RSUD Amurang Dr.Erwin Schouten kepada media ini,saat dikonfirmasi melaluai telepon selulernya  Rabu (01/05/19) memberi pernyataan dan menjelaskan  kronologi pada saat pasien mendapat perawatan, " Sebelumnya kami pihak RSUD Amurang mengucapkan turut berduka cita bagi keluarga korban. 

kami menerangkan bahwa pertama pasien dibawa pukul 02 dini hari dan pada saat itu langsung ditangani tanpa meminta administrasi, karna sesuai prosedur kami mengutamakan keselamatan pasien dan untuk administrasi nanti setelah pasien sembuh atau akan keluar dari RS.

Kedua saat itu juga pasien langsung ditangani oleh dokter dengan memeriksa luka  dan mengobatinya.  Kami melakukan tindakan observasi ,sampai pada jam 05 subuh, setelah itu pasien minta pulang dan mengurus administrasi. Pada saat itu pasien tidak punya biaya namun pihak RS tidak mempermasalahkan, bahkan pihak RS setelah membersihkan dan menjahit luka pasien ,tetap di berikan obat, dan pada saat itu kami tidak memaksa untuk penyelesaian administrasi. Kami lebih mengutamakan keselamatan pasien bukan administrasi seperti yang dikeluhkan keluarga pasien," tegas Schouten 

Pernyataan Schouten, dibenarkan oleh  bapak Rulan selaku Kepala Tata Usaha RSUD Amurang yang pada saat itu berada di RS, melalui sambungan telepon mengatakan," pihak RSUD Amurang pada saat itu sempat melarang pasien untuk pulang, karena menurut Dokter masih akan dilakukan observasi sampai benar-benar sembuh. Namun pasien memaksa untuk minta pulang, dan kamipun mengijinkan  pasien  pulang dengan memberikan obat usai di rawat luka tikamnya dan menandatangani administrasi sesuai SOP di rumah sakit, jadi yang dilakukan oleh pihak kami (RSUD Amurang Read) sudah sesuai dengan SOP. 

Alasan pasien untuk pulang Karena  pasien merasa tidak apa-apa juga tidak membawa uang untuk biaya peraeatan dan merasa  jauh dari keluarga. Saat itu karena pasien tidak memiliki biaya untuk pembayaran administrasi, kami pihak RS tidak memaksa namun pasien meninggalkan SIMnya pada petugas administrasi RSUD Amurang, " terang Rulan selaku kepala tata usaha. /NAMOTO