Pabrik Pengelola Sagu Membuang Limbah Ke Sungai, Terkesan Kebal Hukum

Akibat lemahnya penegakkan Hukum dari pihak istansi terkait,  nasip nelayan mencerit MERANTI, RN Akibatnya Lemahnya pengawasan dan pene...

PENGUNGKAPAN PELAKU TP PEMBAKARAN KENDARAAN DI TAMBUSAI UTARA, ROKAN HULU

Operasi Yustisi, Personil Polsek Tebingtinggi Barat Tegur Warga Yang Tak Pakai Helm dan Masker

Pertemuan FKPMR dengan Kapolda Riau, Ini Penjelasanya

Akibat lemahnya penegakkan Hukum dari pihak istansi terkait,  nasip nelayan mencerit

MERANTI, RN

Akibatnya Lemahnya pengawasan dan penegakkan Hukum dari pihak istansi terkait diKabupaten Kepulauan Meranti Propinsi Riau,terhadap para pengusaha Pabrik Pengelola sagu selama ini,  terkesan pihak Pemda membiarkan aktivitas usaha merajalela ,diduga keras pihak pengusaha melakukan salingkerja sama dengan oknum tertentu.  

Padahal Daerah Meranti terkenal sebagai daerah penghasil sagu terbesar kedua di Indonesia sampai pancanegara yang sangat kita banggakan selama ini.

Namun sangat disayangkan di balik terkenalnya suatu Daerah itu terdapat dampaknya  pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari limbah pengolahan sagu tersebut juga menjadi masalah utama yang sudah dalam tahap sangat mengkuatirkan bagi nasib nelayan setempat. 

Pasalnya hampir semua pengusaha pabrik pengolahan sagu yang beroperasi di daerah ini tidak mampu mengelola limbahnya dengan baik, hingga mereka membuang limbah tersebut dengan cara mengalirkan secara langsung ke aliran sungai, yang menyebabkan kedangkalan dan mengancam kepunahan pada habitat yang ada di sekitarnya.

Meskipun limbah dari hasil pengolahan sagu (repu – red), tidak termasuk pada limbah berbahaya, tetapi karakteristik padatan dalam limbah sagu itu melebihi batas maksimum baku mutu limbah yang ditentukan pemerintah RI melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor : KEP-51/MENLH/10/1995. tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.

Berdasarkan penelitian beberapa pihak, karakteristik padatan dalam limbah cair pabrik sagu saat ini memiliki kepadatan tersuspensi total (Total Suspended Solid/TSS) senilai 1.405gr/L. Kadar ini jauh melebihi kadar maksimum baku mutu limbah yang ditentukan pemerintah melalui Kepmen lingkunagan hidup tersebut, yaitu senilai 0.1gr/L.

TSS yang cukup tinggi tersebut mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air, karena mengurangi penetrasi matahari ke dalam badan air. Kekeruhan air juga meningkat menyebabkan gangguan pertumbuhan organisme dan habitat lain yang ada dan hidup di dalam air.

Hal itu dapat dibuktikan dengan pemaparan Ketua Kelompok Nelayan Sonde Lestari, Desa Sonde Kecamatan Rangsang Pesisir menjelaskan bahwa hasil tangkapan anggota mereka semakin hari semakin berkurang.

“Sekitar sini memang kurang ikan nya. Jadi nelayan kami tepaksa harus mencari jauh keluar sungai. Kalau dulu iya mungkin masih banyak ikannya. Dan sekarang agak berkurang mungkin karena pengaruh dari repu itu”. ucapnya kepada Indonesia Berita Biro Meranti, Minggu (23/6/2019).

Limbah Pabrik pengolahan sagu yang langsung mengalir ke sungai di Kabupaten Kepulauan Meranti, Minggu (23/6/2019), di tempat terpisah, yaitu dilokasi pabrik pengolahan sagu tersebut, jelas terlihat pembuangan limbah secara langsung di alirkan ke aliran sungai, namun menurut penuturan seseorang di sana yang mengaku hanya sebagai pembantu, Ayu mengatakan pembuangan limbah itu sudah sesuai aturan.

“Saya disini cuma bantu-bantu saja, kalau ada kurang apa-apa barang. Kalau buang limbah, setau saya selama saya kerja di sini memang sudah dari dulu kita buang kesungai, dan sekarang kita sudah bikin bak-bak lagi”. kata Ayu saat dikonfirmasi Media Indoneaia Berita.

Limbah dalam wujud cair yang dialirkan langsung ke sungai itu dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan, sebelum ini juga sudah mendapat perhatian dan teguran pemerintah desa setempat. Pj Kades, Mazlan mengakui sudah beberapa kali mengingatkan pengusaha untuk dapat mengelola limbah dengan baik.

“Kami sudah beberapa kali mengingatkan, bahkan kami juga sudah melakukan kunjungan langsung ke pabrik tersebut, tetapi sampai saat ini masih begitu-begitu juga”. kata Mazlan ,disaat dohubungi melalui telepon seluler.

Awakediaencoba melakukan konpirmasi dengan pemilik usaha tersebut disalah satu toko dijalan Tebing Tinggi Selatpanjang  namun tidak berhasil, menurut keterangan salah seorang kariyawan toko mengatakan Akam lagi keluar. Zam.