KPK Geledah Sejumlah Ruangan Kantor di Bengkayang

Pontianak (Kalbar), RN Pasca penangkapan kepada Bupati, 3 pejabat dan sejumlah pihak lainnya pada hari, Selasa (3/9/2019), Tim Penyidik...

Pontianak (Kalbar), RN

Pasca penangkapan kepada Bupati, 3 pejabat dan sejumlah pihak lainnya pada hari, Selasa (3/9/2019), Tim Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penggeledahan ruangan disejumlah Kantor Pemerintahan Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (6/9/2019), pukul 08.00 WIB.

Pengeledahan yang dilakukan TIM Penyidik KPK tersebut mendapat pengawalan ketat dengan senjata lengkap dari pihak Kepolisian. Selain itu tampak juga beberapa awak media melakukan pemantauan dalam disekitar kawasan penggeledahan tersebut.

Penggeledahan dilakukan secara mempencar di tiga titik, dimulai pukul 08.30 WIB dengan sasaran ruang Bupati Bengkayang, Kantor Dinas PUPR dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang.

Sebelumnya, pada hari Selasa, 3 September 2019, TIM Penyidik KPK menangkap 4 (empat) pejabat di Pemerintahan Kabupaten Bengkayang, yaitu Bupati Bengkayang Suryadman Gidot,S.Pd, Sekda Obaja,SE,M.Si, Kadis PUPR Aleksius, Kadis Dikbud Dr.Yan, Sos, M.Si. selain itu turut ditangkap pengawal Bupati, salah satu staf honorer PUPR, dan lima orang dari unsur swasta masing-masing Rodi (RD), Yosef (YF), Nelly Margaretha (NM), Bun Si Fat (BF), dan Pandus (PS), terkait suap proyek.

Dalam kasus tersebut KPK menetapkan pihak pemberi suap sebagai tersangka melanggar pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Sedangkan penerima melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Operasi Tangkap Tangan (OTT) dalam kasus tersebut, KPK turut mengamankan barang bukti berupa handphone, buku tabungan, dan uang sebesar Rp336 juta pecahan Rp100 ribu. 

(Adrian).