Subang, RN Sepanjang jalan jalur Pantura yang melewati wilayah Subang,Indramayu dan Cirebon banyak rumah makan yang bangkrut. Di samping ...
Sepanjang jalan jalur Pantura yang melewati wilayah Subang,Indramayu dan Cirebon banyak rumah makan yang bangkrut. Di samping kanan dan kiri jalan nampak pemandangan puing-puing bangunan rumah makan yang sudah terbengkalai.
Mereka kehilangan pelanggan sejak para pengendara lebih memilih lewat Jalan Tol Cipali ketimbang jalur Pantura. Hingga akhirnya rumah-rumah makan tersebut gulung tikar. Kini yang tersisa tinggal puing - puing bangunan sisa kejayaan rumah makan dijalan jalur Pantura ini.
Dulu jalur Pantura adalah jalan utama yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa. Rumah makan besar dan kecil berjejeran di sepanjang jalan tersebut.
Setiap musim arus mudik dan arus balik, mereka kebanjiran pelanggan. Namun kini nasib berbalik, masa kejayaan mereka diakhiri oleh adanya Jalan Tol Cipali.
Puing-puing rumah makan di Jalan Raya Sukamandi, Subang, jalur Pantura sudah pada gulung tikar beberapa tahun lalu.
Hamid (71 tahun), warga Desa Sukamandi Jaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang mengatakan, di Jalan Raya Sukamandi di jalur Pantura banyak rumah makan dan warung kecil yang pada gulung tikar. Rumah makan Resto Segar Rasa yang menjual ayam bakar dan seafood sudah tutup sejak tiga tahun yang lalu.
"Restoran ini sudah tutup tiga tahun yang lalu tepatnya setelah ada Jalan Tol Cipali," kata Hamid , saat berbincang - bincang dengan Wartawan Radar Nusantara di Jalan Raya Sukamandi, Minggu (8/9/2019).
Ia menuturkan, sebelum ada Jalan Tol Cipali banyak mobil pribadi yang lewat jalur Pantura. Mereka mampir di rumah makan dan warung-warung kecil. Namun, setelah Jalan Tol Cipali dibuka, satu per satu rumah makan dan warung-warung kecil gulung tikar.
Bahkan pedagang asongan yang menggantungkan hidup di jalur Pantura ikut terdampak Jalan Tol Cipali. Mereka tidak bisa lagi berjualan seperti dulu saat banyak bus penumpang dan mobil pribadi melintasi jalur Pantura.
"Sekarang mobil pribadi lewat jalan tol semua makanya banyak rumah makan yang tutup, pedagang asongan juga banyak yang terkena dampaknya, pokoknya pas tol Cipali dibuka langsung banyak yang bangkrut, mobilnya enggak ada yang lewat sini," jelas Hamid.
parman (51) warga Desa Ciasem Hilir, Kecamatan Ciasem menuturkan hal serupa tentang bekas kejayaan rumah makan di Jalan Raya Sukamandi, jalur Pantura. Dulu di Rumah Makan Kota Sari banyak aneka makanan seperti baso, mie ayam dan masakan-masakan. Banyak bus-bus yang membawa penumpang berhenti di sana.
"Tapi setelah adanya Jalan Tol Cipali, banyak rumah makan yang bangkrut, Rumah Makan Tojoyo, Rumah Makan Srikandi, dan banyak lagi rumah makan lainnya yang juga tutup," kata parman pemilik toko sembako di Jalan Raya Sukamandi, pungkasnya.
Mereka kehilangan pelanggan sejak para pengendara lebih memilih lewat Jalan Tol Cipali ketimbang jalur Pantura. Hingga akhirnya rumah-rumah makan tersebut gulung tikar. Kini yang tersisa tinggal puing - puing bangunan sisa kejayaan rumah makan dijalan jalur Pantura ini.
Dulu jalur Pantura adalah jalan utama yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa. Rumah makan besar dan kecil berjejeran di sepanjang jalan tersebut.
Setiap musim arus mudik dan arus balik, mereka kebanjiran pelanggan. Namun kini nasib berbalik, masa kejayaan mereka diakhiri oleh adanya Jalan Tol Cipali.
Puing-puing rumah makan di Jalan Raya Sukamandi, Subang, jalur Pantura sudah pada gulung tikar beberapa tahun lalu.
Hamid (71 tahun), warga Desa Sukamandi Jaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang mengatakan, di Jalan Raya Sukamandi di jalur Pantura banyak rumah makan dan warung kecil yang pada gulung tikar. Rumah makan Resto Segar Rasa yang menjual ayam bakar dan seafood sudah tutup sejak tiga tahun yang lalu.
"Restoran ini sudah tutup tiga tahun yang lalu tepatnya setelah ada Jalan Tol Cipali," kata Hamid , saat berbincang - bincang dengan Wartawan Radar Nusantara di Jalan Raya Sukamandi, Minggu (8/9/2019).
Ia menuturkan, sebelum ada Jalan Tol Cipali banyak mobil pribadi yang lewat jalur Pantura. Mereka mampir di rumah makan dan warung-warung kecil. Namun, setelah Jalan Tol Cipali dibuka, satu per satu rumah makan dan warung-warung kecil gulung tikar.
Bahkan pedagang asongan yang menggantungkan hidup di jalur Pantura ikut terdampak Jalan Tol Cipali. Mereka tidak bisa lagi berjualan seperti dulu saat banyak bus penumpang dan mobil pribadi melintasi jalur Pantura.
"Sekarang mobil pribadi lewat jalan tol semua makanya banyak rumah makan yang tutup, pedagang asongan juga banyak yang terkena dampaknya, pokoknya pas tol Cipali dibuka langsung banyak yang bangkrut, mobilnya enggak ada yang lewat sini," jelas Hamid.
parman (51) warga Desa Ciasem Hilir, Kecamatan Ciasem menuturkan hal serupa tentang bekas kejayaan rumah makan di Jalan Raya Sukamandi, jalur Pantura. Dulu di Rumah Makan Kota Sari banyak aneka makanan seperti baso, mie ayam dan masakan-masakan. Banyak bus-bus yang membawa penumpang berhenti di sana.
"Tapi setelah adanya Jalan Tol Cipali, banyak rumah makan yang bangkrut, Rumah Makan Tojoyo, Rumah Makan Srikandi, dan banyak lagi rumah makan lainnya yang juga tutup," kata parman pemilik toko sembako di Jalan Raya Sukamandi, pungkasnya.
(Kornas)
COMMENTS