DIDUGA SALAH TANGKAP PENYIDIK POLISI "MINTA 20 JUTA" SEBAGAI TEBUSAN

Makassar, RN Salman alias Aco ditangkap oleh anggota Mako Polsek Rappocini Makassar pada 13 Oktober 2019 sekitar pukul 11 malam di kawasa...

Makassar, RN
Salman alias Aco ditangkap oleh anggota Mako Polsek Rappocini Makassar pada 13 Oktober 2019 sekitar pukul 11 malam di kawasan pasar  kalimbu Makassar wilayah Kepolisian Polsek Makassar.

Menurut keterangan ibu Salman kepada  awak media ini, berdasarkan informasi Salman Kepada ibunya, tentang kronologis saat terjadinya penangkapan.

Salman yang pada saat itu sedang berada tak jauh dari rumahnya ingin membeli nasi kuning, tiba tiba didatangi sekelompok anggota polisi berpakaian preman dari Polsek Rappocini.

Salah satu anggota polisi yang ikut dengan rombongan memperlihatkan foto yang bernama Sandi salah seorang kenalan Salman saat di tahanan beberapa tahun lalu sambil memaksa Salman naik di mobil Avanza warna hitam.

Di dalam mobil Salman saat itu ditutup matanya dengan kantong plastik sambil di pukul bagian dada lalu di lucuti celananya dan di setrum  bagian alat kelamin oleh oknum anggota polisi.

Ibu Salman menuturkan, "anak saya di sekap pakai kantong plastik dan di setrum bagian alat kelaminnya, selanjutnya anak saya tidak sadar sampai di Polsek Rappocini," tutur ibu Salman dengan nada kesal.

Lanjut, "waktu itu saya mau ikut malam itu dimana Salman di bawa, namun saya dilarang oleh istrinya, katanya rawan jambret", ujar Hasma ibu Salman.

Keesokan harinya setelah kejadian malam itu ibu Salman mencoba mencari anaknya, "saya cari di mana anak saya di bawa, ternyata di Polsek Rappocini bukan di Polsek Makassar tempat di mana wilayah kami berdomisili".

Hasma ibu Salman setibanya di Polsek Rappocini tidak diizinkan bertemu anaknya, "saya tidak di izinkan ketemu anak saya, lalu seorang anggota polisi bernama Amir yang bertugas di wilayah Polres Takalar mengarahkan saya agar saya membayar saja 20 juta  ke penyidik, supaya anak saya di bebaskan", jelasnya.

Selanjutnya, selang empat hari kemudian Salman bersama anggota polisi datang ke rumah mencari barang bukti, namun tidak menemukan sambil sesekali polisi berkata mengaku saja kau "Salman".

Adapun kondisi tubuh anak saya saat ini sudah tidak normal lagi, di mana Salman sudah tidak bisa bergerak banyak karena menahan sakit di bagian selangkangan alat kelamin dan sering mengeluarkan darah.

Menurut ibu Salman berharap di pertemukan dengan orang yang menuduh anaknya, namun pihak penyidik waktu itu mengatakan lewat saya saja Bu bayar maki "20 juta" baru dilepas, tetapi ibu Salman hanya menyanggupi dua juta setengah melalui seorang oknum polisi kepada penyidik Polsek Rappocini.

Sampai saat ini saya tidak pernah di pertemukan dengan orang yang merasa di jambret,kasus anak saya hanya rekayasa dan saya akan menuntut sampai ke pengadilan yang se adil adilnya buat anak kami". penjelasan  Asma kepada awak media ini.

Kapolsek Rappocini AKP Eddy, saat dtemui di kantor tidak berada di tempat, namun melalui Panit Ipda Kadir menjelaskan, "kasus Salman itu dari Polda Sulsel  di proses di Rappocini, perlu di ketahui bahwa Salman mengidap penyakit HIV jadi karena penyakitnya kami dari.pihak Polsek menangguhkan".

Di sisi lain Humas Polda Sulsel Kompol Ibrahim Tompo melalui akun WA dengan realis yang di kirim kepada media ini sangat berbeda dengan kejadian yang sebenarnya, dimana Salman dibebaskan karena ada kesepakatan awal dengan korban jambret.

Sampai berita ini diturunkan pihak Kapolsekta Rappocini belum juga dapat ditemui untuk dikonfirmasi terkait masalah yang dihadapi keluarga ibu Hasma terhadap anaknya.(Rosna)