Banyuwangi, RN Kesikian kalinya puluhan warga kotra tambang emas Gunung Tumpang Pitu ( BSI) kembali mendatangi Kantor Desa Sumberagung ke...
Banyuwangi, RN
Kesikian kalinya puluhan warga kotra tambang emas Gunung Tumpang Pitu ( BSI) kembali mendatangi Kantor Desa Sumberagung kecamatan Pesanggaran.kedatangan mereka guna mendesak Kepala Desa ( kades) Sumberagung Vivin Agustin memberikan penjelasan secara terbuka terkait pencabutan pengajuan rekom yang pernah ditandatangani. Rabu ( 11/12/19).
Sebelumnya pertemuan keduanya sempat terjadi tarik ulur antara warga dengan Kades. pihak kades menginginkan hanya ada perwakilan dari warga untuk menyampaikan kepentingannya. namun warga tetap menolak dan menginginkan Kades menemui semua warga langsung yang sudah menunggu lama meskipun harus rela menggelar karpet persis depan kantornya.mereka bermaksud menunggu hingga kades bersedia keluar dan menemui semua warganya.
Setelah berjam- jam menunggu akhirnya kades Vivin Agustin keluar dan bersedia menemui warganya.
" Ya silahkan cari jalan keluarnya sebenarnya mungkin pertanyaan sudah saya jawab beberapa hari lalu.tapi tidak apa-apa demi warga saya semua saya terima," sapa kades dihadapan warga.
Selanjutnya untuk penyampaian sekdes sebagai moderator agar ada yang mewakili 2 orang untuk mengajukan pertanyaan .
"saya meminta 2 orang saja ya yang mewakili warga lain untuk mengajukan pertanyaan biar dijawab bu kades secara langsung ." Ucap sekdes .
Kemudian Arndi salah seorang perwakilan warga pada kesempatan pertama mengajukan 2 langsung pertanyaan sekitar pencabutan surat pengajuan rekom izin tambang yang telah sempat ditandatanganinya dan adanya tekanan saat pembuatan surat rekom.
"Apa yang menjadi dasar bu kades mencabut surat rekom pencabutan izin tambang emas Gunung Tumpang Pitu, dan apa yang membuat bu kades merasa ada tekanan dari kelompok warga tolak tambang saat membuat surat rekom tersebut." Tanya Andi dihadapan kades yang di dampingi camat Pesanggaran, Sekdes dan berapa staf Desa Sumberagung.
Adanya pengajuan pertanyaan warga Kades Vivin Agustin dengan terbuka menjelaskan bahwa apa yang pernah dilakukan waktu menandatangani surat rekom pencabutan izin tambang emas Gunung Tumpang Pitu dan adanya penekanan sebelum surat rekom ditandatanganinya terlebih dulu sempat dilakukan musyawarah bersama perwakilan warga.
" Jadi sebelum surat itu ditandatangani kita berdiskusi didalam ruangan , saling memberi usulan tapi tidak membuahkan hasil ,nah akhirnya ada salah satu perwakilan membawa surat yang sudah ada draf dan didalampun ketika surat tersebut di bacakan tidak boleh ada tambahan , selain itu suasana diluar sudah banyak warga yang menunggu didepan kantor Desa semua juga menghendaki segera selesai, karena keadaan yang sudah begitu kawatir masalah ya saya lakukan demi warga, ini lah yang dimaksud penekanan ." Beber kades Vivin Agustin .)
" terus yang kedua,karena saya diingatkan oleh atasan adanya dipemberitaan,maka apa yang saya lakukan itu salah dan diluar kewenangan sebagai kepala Desa, jadi saya cabut karena itu juga bisa membawa saya kena jerat hukum'', tambah Vivin Agustin dihadapan warganya.
Sempat terjadi debat panas ketika Ari perwakilan warga yang kedua menyampaikan aspirasinya, dimana Ari mengaku sempat dituding sebagai pihak yang memprovokasi setiap ada aksi warga kontra tambang.
"Saya tidak pernah memprovokasi warga, biarpun saya bukan warga asli desa Sumberagung tapi darah saya untuk warga Sumberagung, dan saya diminta oleh warga untuk mendampingi mereka", teriak Ari yang disambut sorak sorai warga lainnya.
"Setiap ada sesuatu yang terjadi di desa Sumberagung saya sering diminta untuk mendampingi, bukan hanya warga tapi beberapakali bu kades sendiri juga meminta untuk saya dampingi, contohnya saat memenuhi Setda beberapa waktu yang lalu, terus kenapa sekarang saya dituduh sebagai provokator", ucap Ari.
Dalam menjawab pernyataan Ari tersebut, Vivin Agustin dengan tegas mengatakan jika pihaknya tidak pernah berstatemen kepada siapapun .
"Saya tidak pernah memojokkan
mas Ari atau menyebutnya sebagai orang luar yang memprovokasi warga Sumberagung, kalau ada yang mengatakan seperti itu monggo mas Ari datangi dan tanyakan langsung kesana", pungkas Vivin Agustin.
Bahkan pada saat itu juga agar tidak terus menjadi kesalahpahaman, Vivin Agustin menawari Ari untuk segera pindah tempat tinggal menjadi warga desa Sumberagung saja.
" Mas ari kalau bisa pindah saja ke Desa Sumbergung."ajaknya
Akhirnya setelah semua merasa cukup menyampaikan aspirasinya ,warga membubarkan diri dan pulang kerumah masing-masing dengan keadaan tertib dan sangat kondusif.
(Eno/tim).
Kesikian kalinya puluhan warga kotra tambang emas Gunung Tumpang Pitu ( BSI) kembali mendatangi Kantor Desa Sumberagung kecamatan Pesanggaran.kedatangan mereka guna mendesak Kepala Desa ( kades) Sumberagung Vivin Agustin memberikan penjelasan secara terbuka terkait pencabutan pengajuan rekom yang pernah ditandatangani. Rabu ( 11/12/19).
Sebelumnya pertemuan keduanya sempat terjadi tarik ulur antara warga dengan Kades. pihak kades menginginkan hanya ada perwakilan dari warga untuk menyampaikan kepentingannya. namun warga tetap menolak dan menginginkan Kades menemui semua warga langsung yang sudah menunggu lama meskipun harus rela menggelar karpet persis depan kantornya.mereka bermaksud menunggu hingga kades bersedia keluar dan menemui semua warganya.Setelah berjam- jam menunggu akhirnya kades Vivin Agustin keluar dan bersedia menemui warganya.
" Ya silahkan cari jalan keluarnya sebenarnya mungkin pertanyaan sudah saya jawab beberapa hari lalu.tapi tidak apa-apa demi warga saya semua saya terima," sapa kades dihadapan warga.
Selanjutnya untuk penyampaian sekdes sebagai moderator agar ada yang mewakili 2 orang untuk mengajukan pertanyaan .
"saya meminta 2 orang saja ya yang mewakili warga lain untuk mengajukan pertanyaan biar dijawab bu kades secara langsung ." Ucap sekdes .
Kemudian Arndi salah seorang perwakilan warga pada kesempatan pertama mengajukan 2 langsung pertanyaan sekitar pencabutan surat pengajuan rekom izin tambang yang telah sempat ditandatanganinya dan adanya tekanan saat pembuatan surat rekom.
"Apa yang menjadi dasar bu kades mencabut surat rekom pencabutan izin tambang emas Gunung Tumpang Pitu, dan apa yang membuat bu kades merasa ada tekanan dari kelompok warga tolak tambang saat membuat surat rekom tersebut." Tanya Andi dihadapan kades yang di dampingi camat Pesanggaran, Sekdes dan berapa staf Desa Sumberagung.
Adanya pengajuan pertanyaan warga Kades Vivin Agustin dengan terbuka menjelaskan bahwa apa yang pernah dilakukan waktu menandatangani surat rekom pencabutan izin tambang emas Gunung Tumpang Pitu dan adanya penekanan sebelum surat rekom ditandatanganinya terlebih dulu sempat dilakukan musyawarah bersama perwakilan warga.
" Jadi sebelum surat itu ditandatangani kita berdiskusi didalam ruangan , saling memberi usulan tapi tidak membuahkan hasil ,nah akhirnya ada salah satu perwakilan membawa surat yang sudah ada draf dan didalampun ketika surat tersebut di bacakan tidak boleh ada tambahan , selain itu suasana diluar sudah banyak warga yang menunggu didepan kantor Desa semua juga menghendaki segera selesai, karena keadaan yang sudah begitu kawatir masalah ya saya lakukan demi warga, ini lah yang dimaksud penekanan ." Beber kades Vivin Agustin .)
" terus yang kedua,karena saya diingatkan oleh atasan adanya dipemberitaan,maka apa yang saya lakukan itu salah dan diluar kewenangan sebagai kepala Desa, jadi saya cabut karena itu juga bisa membawa saya kena jerat hukum'', tambah Vivin Agustin dihadapan warganya.
Sempat terjadi debat panas ketika Ari perwakilan warga yang kedua menyampaikan aspirasinya, dimana Ari mengaku sempat dituding sebagai pihak yang memprovokasi setiap ada aksi warga kontra tambang.
"Saya tidak pernah memprovokasi warga, biarpun saya bukan warga asli desa Sumberagung tapi darah saya untuk warga Sumberagung, dan saya diminta oleh warga untuk mendampingi mereka", teriak Ari yang disambut sorak sorai warga lainnya.
"Setiap ada sesuatu yang terjadi di desa Sumberagung saya sering diminta untuk mendampingi, bukan hanya warga tapi beberapakali bu kades sendiri juga meminta untuk saya dampingi, contohnya saat memenuhi Setda beberapa waktu yang lalu, terus kenapa sekarang saya dituduh sebagai provokator", ucap Ari.
Dalam menjawab pernyataan Ari tersebut, Vivin Agustin dengan tegas mengatakan jika pihaknya tidak pernah berstatemen kepada siapapun .
"Saya tidak pernah memojokkan
mas Ari atau menyebutnya sebagai orang luar yang memprovokasi warga Sumberagung, kalau ada yang mengatakan seperti itu monggo mas Ari datangi dan tanyakan langsung kesana", pungkas Vivin Agustin.
Bahkan pada saat itu juga agar tidak terus menjadi kesalahpahaman, Vivin Agustin menawari Ari untuk segera pindah tempat tinggal menjadi warga desa Sumberagung saja.
" Mas ari kalau bisa pindah saja ke Desa Sumbergung."ajaknya
Akhirnya setelah semua merasa cukup menyampaikan aspirasinya ,warga membubarkan diri dan pulang kerumah masing-masing dengan keadaan tertib dan sangat kondusif.
(Eno/tim).
COMMENTS