Kepedulian Kuwu Maman Disektor Pertanian Dan Lingkungan

Cirebon, RN Tumpukan sampah yang memenuhi permukaan aliran sawah, Desa Danawinagun, Kecamatan Kalengenan, Kabupaten Cirebon telah berdampak...

Cirebon, RN
Tumpukan sampah yang memenuhi permukaan aliran sawah, Desa Danawinagun, Kecamatan Kalengenan, Kabupaten Cirebon telah berdampak pada lahan persawahan di wilayah setempat.

Aliran air selama ini merupakan sumber air utama petani untuk menggarap lahan pertanian. Namun, kondisi aliran saat ini tercemar akibat tumpukan sampah dampak perilaku warga yang kurang baik membuang sampah bukan pada tempatnya dan disamping itu adanya kiriman sampah dari pasar minggu mengalir dipersawahan.

“ Terkait  dengan  masuknya sampah  dan  limbah  ke  dalam  saluran drainase yang mengakibatkan penurunan  kualitas  air  yang  mengalir dan air tercemar yang digunakan untuk menggarap sawah membuat kondisinya mudah terserang hama. “ Ujar Kuwu Maman beru-baru ini kepada RN dilokasi pesawahan yang tercemar sampah itu.

Menurutnya. Salah satu langkah yang akan dilakukannya yaitu mengajak warga untuk berpartisipasi dalam penanganan penataan aliran air, dengan agenda menghidupkan kembali kegiatan gotong royong yang sebelumnya sudah  mengakar dalam  budaya  masyarakat Ds. Danawinangun dengan sebutan susuk bendung itu.

“ Budaya susuk bendung biasanya dilakuakan setiap tahun dengan maksud dan tujuan bersih-bersih sampah dan pembenahan draenase diarea lokasi pesawahan” tutur Kuwu Maman.

Dikatakannya, saat ini area pesawahan yang ada di Ds. Danawinagun kurang lebih luasnya 50 H, dengan perincian sebagian milik warga dan sebagian kecil milik Pemerintah Desa (Bengkok). Dari lahan seluas itu seluruhnya ditanami padi. Namun disayangkan. Beliau mengatakan, satu tahun kemaren tidak ada penanaman karena selain faktor air saat itu ada agenda Pilwu (Pemilihan Kuwu).

Dan rencana, kegiatan BBGRM (Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat) itu sudah dianggarkan dananya dari DD (Dana Desa). Dan melalui kerja bakti dan gotong royong, diharapkan terjalin solidarita sosial yang tinggi dari masyarakatnya dalam mengelola  lingkungan pada umumnya dan drainase pada khususnya.

Selain  itu  para  generasi muda juga dididik untuk memiliki budaya  bersih, tidak hanya bersih diri tetapi juga bersih lingkungan. Secara umum budaya bersih lingkungan belum dihayati masyarakat, hal  ini terbukti dari sikap masyarakat yang sangat acuh    terhadap  lingkungan, seperti  membuang sampah  di  sungai atau  selokan.

“ Pada dasarnya, gotong royong  dalam  bentuk tolong menolong merupakan solidaritas sosial dan tanggung jawab moral dalam suatu komunitas. Kegiatan kerjabakti sebagai gotong-royong dilakukan secara serentak untuk menyelesaikan   suatu   pekerjaan   yang hasilnya dimanfaatkan bersama” kata Kuwu maman. (Hasan)