Demi Combine Harvester, Ketua Poktan Di Bojen Diduga Rekayasa Proposal

Pandeglang, Radar Nusantara Masa panen merupakan masa yang paling ditunggu oleh para petani selaku penggarap lahan pesawahan di pe...

Pandeglang, Radar Nusantara
Masa panen merupakan masa yang paling ditunggu oleh para petani selaku penggarap lahan pesawahan di pedesaan, tak terkecuali bagi para petani di desa Bojen Kecamatan Sobang, Hal nya Poktan Mitra Tani yang ingin hasil panen di sawah segera dipanen dengan tepat dan cepat sehingga berinisiatif ingin mendapatkan pinjaman Alsintan yakni Combine Harvester dari Pemerintah melalui Dinas Pertanian namun dalam pengajuan pinjamannya diduga melakukan rekayasa.

Ketua kelompok tani 'Mitra Tani' Desa Bojen, Carinah (41) kepada awak media radarnusantara.com mengatakan, pengajuan pinjaman combine harvester (mesin pengolah padi) ini berawal saya menemui Kordinator penyuluh (korluh) di kantornya pada Maret lalu tapi tidak ditanggapi secara positif bahkan saya ditegur secara kasar olehnya, namun karena didorong kebutuhan demi kepentingan para petani yang sebentar lagi mau panen akhirnya diambil jalan pintas dengan cara membuat proposal dengan cara sendiri, "ungkapnya saat dikediamannya,di Kp Bojen RT 01/07 Nomor 22 Desa Bojen Kecamatan Sobang, Sabtu (11/04/20).

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pembuatan proposal pinjaman combine harvester itu, terus terang saya hanya merubah proposal traktor menjadi proposal combine, itu saja ko, yah untung-untungan pak karena proposal setelah dibuat dan dikirim melalui WhatsApp saja dan Alhamdulillah hanya 2 jam saja akhirnya dikirim, tuturnya.

Terpisah, Witri Anriani selaku PPL mengatakan saat ini saya sudah pindah tugas dari Sobang dan tugas terakhir Desember 2019 lalu ke Kecamatan Cikedal, dirinya mengaku tidak mengetahui terkait pinjaman combine harvester tersebut.

"Setau saya, ibu Carinah, belum pernah mengajukan permohonan pinjaman combine harvester saat tahun 2019 ke saya. Namun memang sempat nelpon ke saya itu pada Maret awal , kata saya ke Abah aja atau ke Korluh,"terangnya, Sabtu (11/04/20).

Ia juga menyampaikan, terus saya bilang, saya tidak menyarankan ya Bu, karena di Bojen itu sudah ada beberapa orang yang mengajukan. Baik realisasi dan proposalnya saya tidak tau menahu, saya sendiri sudah pindah tugas bukan di Bojen lagi, " Kata witri saat dikonfirmasi.

Lebih lanjut Witri menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah menandatangani proposal pengajuan pinjaman combine harvester.

Menurut, Ari selaku PPL yang menggantikan Witri Anriani, dirinya mengatakan tidak ada namanya bantuan combine harvester kalau pinjaman ada.

"Emang ada bantuan ?, Bukan bantuan itu mah pak, namanya pinjaman, prosedurnya bantuan mah bantuan pinjaman mah pinjaman," Ucapnya.

Terkait pengajuan pinjaman combine harvester untuk kelompok Mitra Tani, lanjut Ari, dirinya sendiri tidak pernah tahu. Tahunya setelah ada masalah.

"Kalau Carinah dapat Combine saya tahu, malah sekarang lagi ribut nih, makanya saya mau meluncur kesana," imbuhnya.

Ari juga mengaskan, dirinya baru tugas di Bojen per januari, sedangkan pengajuan bantuan tersebut dari bulan Oktober 2019, sehingga terkait penandatangan juga tidak terlibat.

"Kalau untuk proses yang penandatangan yang itu, saya no coment, karena itu bukan berhadapan dengan saya gitu, kalau secara formalnya dinas pertanian provinsi menerima surat pengajuan peminjaman itu kalau melihat di aturannya bulan oktober berarti itu bukan saya juga , karena saya belum masuk kesini. Itu mah silahkan tanyakan saja kepada ibu Witri." tutupnya. **(Iwan RN).