Pandeglang, Radar Nusantara Ditengah Pandemi Covid-19, sekitar halaman Perkantoran Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten...
Pandeglang, Radar Nusantara
Ditengah Pandemi Covid-19, sekitar halaman Perkantoran Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten kini mendadak ramai didatangi ratusan warga dari beberapa kampung dan desa seolah tidak menerapkan physical distancing atau protokol kesehatan pencegahan virus Corona. Kurangnya pemahaman warga dalam menerapkan pembatasan fisik atau Physical Distancing dalam upaya mencegah penyebaran virus corona, yang kerap terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Sejak dibukanya pencairan Program Bantuan Sosial Tunai (BST) jelang lebaran untuk masyarakat khususnya masyarakat terdampak Covid 19, himbauan pemerintah terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bagi masyarakat ibarat pepatah 'Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu'.
Masyarakat seolah sudah tak lagi mau mendengar setiap himbauan atau arahan pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus yang membahayakan itu.
Seperti di Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang, Banten, kerumunan warga begitu terlihat membludak dan berdesak-desakan, ketika hendak mengambil Bantuan Sosial Tunai dari Pemerintah Pusat Tahap II, sebesar Rp.600.000 per Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang dibagikan di Halaman Kantor Kecamatan, Jumat (22/05/2020).
Kepada JNI Pandelang, Penggiat Sosial dari Ormas Badak Banten, Samsuni mengatakan, masalah terjadi atau tidak terjadi kerumunan warga, persoalannya ada di Pemerintah sendiri. Kenapa demikian, kata aktivis satu ini, karena terjadinya kerumunan warga seperti di Kecamatan Picung yang begitu banyak, itu akibat adanya pencairan BST, kalau tidak ada kegiatan tersebut tentunya hal tersebut tidak akan terjadi.
"Artinya konsistensi Pemerintah yang dibutuhkan dalam hal ini. Jika pemerintah konsisten menerapkan aturan PSBB, harusnya pencairan BST, tidak dilakukan seperti itu, kan masih banyak cara, semisal diantar melalui petugas Kantor POS ke setiap rumah warga penerima manfaat," Cetus Samsuni
Menurut Samsuni, dirinya meragukan dalam peristiwa pencairan BST yang mengundang banyak orang tersebut, dilakukan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus Corona, kendati di setiap kecamatan dan desa ada tim gugus tugas penanganan Covid 19.
"Saya rasa kerumunan masyarakat saat mengambil bantuan tersebut, tidak menggunakan protokol kesehatan pencegahan Covid 19. Lihat saja di Videonya begitu berjubel masyarakat dengan desak.desakan dan banyak yang tidak menggunakan masker," tegasnya
Sementara Kapolsek Picung Polres Pandeglang, Iptu Mugiyono ketika dikonfirmasi indonesiasatu, Jumat (22/05/2020) via pesan WhatsApp, pihaknya membenarkan kondisi di lapangan yang berjubel kerumunan warga KPM yang antrian menunggu pencairan program bantuan BST Pusat.
"Betul keadaan di lapangan berjubel kurang memenuhi protokol kesehatan, dan itu terjadi pagi hari tadi, karena masyarakat susah di larang, kendati petugas telah menyarankan agar tidak berjubel. Kami dari unsur Muspika, sempat memberhentikan sementara acara pembayaran, sebelum ada pengaturan tempat duduk yang berjarak dan antrian," pungkasnya. **(JNI/Iwan RN).
Ditengah Pandemi Covid-19, sekitar halaman Perkantoran Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten kini mendadak ramai didatangi ratusan warga dari beberapa kampung dan desa seolah tidak menerapkan physical distancing atau protokol kesehatan pencegahan virus Corona. Kurangnya pemahaman warga dalam menerapkan pembatasan fisik atau Physical Distancing dalam upaya mencegah penyebaran virus corona, yang kerap terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Sejak dibukanya pencairan Program Bantuan Sosial Tunai (BST) jelang lebaran untuk masyarakat khususnya masyarakat terdampak Covid 19, himbauan pemerintah terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bagi masyarakat ibarat pepatah 'Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu'.
Masyarakat seolah sudah tak lagi mau mendengar setiap himbauan atau arahan pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus yang membahayakan itu.
Seperti di Kecamatan Picung Kabupaten Pandeglang, Banten, kerumunan warga begitu terlihat membludak dan berdesak-desakan, ketika hendak mengambil Bantuan Sosial Tunai dari Pemerintah Pusat Tahap II, sebesar Rp.600.000 per Keluarga Penerima Manfaat (KPM), yang dibagikan di Halaman Kantor Kecamatan, Jumat (22/05/2020).
Kepada JNI Pandelang, Penggiat Sosial dari Ormas Badak Banten, Samsuni mengatakan, masalah terjadi atau tidak terjadi kerumunan warga, persoalannya ada di Pemerintah sendiri. Kenapa demikian, kata aktivis satu ini, karena terjadinya kerumunan warga seperti di Kecamatan Picung yang begitu banyak, itu akibat adanya pencairan BST, kalau tidak ada kegiatan tersebut tentunya hal tersebut tidak akan terjadi.
"Artinya konsistensi Pemerintah yang dibutuhkan dalam hal ini. Jika pemerintah konsisten menerapkan aturan PSBB, harusnya pencairan BST, tidak dilakukan seperti itu, kan masih banyak cara, semisal diantar melalui petugas Kantor POS ke setiap rumah warga penerima manfaat," Cetus Samsuni
Menurut Samsuni, dirinya meragukan dalam peristiwa pencairan BST yang mengundang banyak orang tersebut, dilakukan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus Corona, kendati di setiap kecamatan dan desa ada tim gugus tugas penanganan Covid 19.
"Saya rasa kerumunan masyarakat saat mengambil bantuan tersebut, tidak menggunakan protokol kesehatan pencegahan Covid 19. Lihat saja di Videonya begitu berjubel masyarakat dengan desak.desakan dan banyak yang tidak menggunakan masker," tegasnya
Sementara Kapolsek Picung Polres Pandeglang, Iptu Mugiyono ketika dikonfirmasi indonesiasatu, Jumat (22/05/2020) via pesan WhatsApp, pihaknya membenarkan kondisi di lapangan yang berjubel kerumunan warga KPM yang antrian menunggu pencairan program bantuan BST Pusat.
"Betul keadaan di lapangan berjubel kurang memenuhi protokol kesehatan, dan itu terjadi pagi hari tadi, karena masyarakat susah di larang, kendati petugas telah menyarankan agar tidak berjubel. Kami dari unsur Muspika, sempat memberhentikan sementara acara pembayaran, sebelum ada pengaturan tempat duduk yang berjarak dan antrian," pungkasnya. **(JNI/Iwan RN).
COMMENTS