Bijak Bermedsos, Kedepankan Etika dan Jangan Provokasi Rakyat Dengan Informasi

Oleh : Ahmad Syafaat (Direktur GMP/Pegiat Literasi).  Pandeglang, Radar Nusantara Era Digital membuat masyarakat akhir-akhir ini tak b...

Kembali Demo, Aktivis Tantang Pimpinan PLTU 2 Labuan Berenang

KPU Gelar Pengundian Nomor Urut Cabup dan Wabup Pandeglang

SKPP Pertanyakan Pulsa Dari Bawaslu RI

Oleh : Ahmad Syafaat (Direktur GMP/Pegiat Literasi). 
Pandeglang, Radar Nusantara
Era Digital membuat masyarakat akhir-akhir ini tak bisa lepas dari gadget dan media sosial di tengah pandemi Covid-19,  masyarakat harus bijak dalam memberikan informasi dan mengkampanyekan narasi-narasi yang positif bukan malah memprovokasi rakyat dengan informasi yang menimbulkan situasi tidak kondusif dan memperkeruh suasana di masyarakat.

Sebagai kaum intelektual harus menjadi penyejuk dalam menanggapi kesemrautan dunia medsos, jangan malah ikut-ikutan terlibat membuat gaduh yang menimbulkan multitafsir di mata publik.

Dalam menyebarkan informasi juga kita harus bisa menempatkan dan memposisikan, ada ranah publik yang bersifat umum dan ada juga ranah private yang bersifat khusus di konsumsi secara pribadi tidak boleh disebarluaskan, hal ini agar diantara kedua nya baik yang memberi informasi dan yang menerima informasi tidak ada yang dirugikan.

Sebagaimana dalam Al-qur'an surat Al-hujurat ayat 8 mengajarkan kepada kita semua untuk berhati-hati menyebarkan informasi, betapa pentingnya verifikasi dan klarifikasi dan melihat persoalan secara integral (menyeluruh), bukan secara parsial (sebagian).

Etika dan Ajaran Moral

Ajaran moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan-anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban-kewajiban manusia. Etika merupakan ilmu tentang norma-norma, nilai-nilai dan ajaran-ajaran moral. Etika mengajarkan cara rasional dan dapat dipertanggungjawabkan dihadapan akal budi.

Ajaran moral misalnya mengajarkan sesama manusia untuk saling membantu, khususnya yang mampu membantu yang kekurangan.

Dalam bermedsos tentu unsur untuk saling berbagi itu positif dibuat, tanpa ada pertentangan akal dan budi, maka itu sah-sah saja, tapi berbeda manakala ada pertentangan dengan budi, seperti prank berupa bantuan yang ternyata berisi sampah.

Akal sehat manusia tentu menolak dan itu menentang budi dalam berinteraksi sesama manusia. Terbebas dari niat pelaku yang mungkin menginginkan viewers bertambah.

Tentu konten kreator juga harus memandang segi etika dan moral dalam mengembangkan kreativitasnya, menyajikan konten dan postingan-postingan yang menarik.

Bermedsos Yang Kreatif dan Beretika

Dalam kesemrawutan informasi di era disrupsi saat ini, seseorang tentu dituntut untuk mempunyai  kreativitas, guna memainkan tekhnologi di media sosial seperti Facebook, Instagram, Whatshap, Dan youtobe. Sehingga traffic-nya tinggi. Namun kreatif beda maknanya dengan kontroversial.

Kreatif lebih cenderung membuat sesuatu lebih berwarna, variatif dan segar. Namun kontroversial lebih kepada menghalalkan segala cara untuk memperoleh perhatian yang tidak sedikit mendapat kecaman. Sehingga bukan memberi warna namun semakin memperkeruh.

Adanya anggapan yang kurang tepat bahwa viewers adalah kunci suksesnya seorang konten kreator dan pegiat medsos, sehingga cara apapun ditempuh demi mendatangkan banyak viewers.

Isi dan esensi konten atau postingan pun harus menjadi pertimbangan, karena semua konten yang sudah diupload akan bebas diakses oleh masyarakat, termasuk anak-anak, kaum muda maupun tua. Sehingga apabila konten yang disajikan bernilai negatif, kelak akan menjadi contoh untuk ditiru oleh generasi mendatang.

Maka adanya etika tentu bukan penghalang kreativitas. Namun setiap hal punya batasannya. Termasuk dalam ide dan kreativitas yang ketika itu bertentangan dengan akal budi maka sebaiknya tidak dilaksanakan. Mari kita sama-sama bijak bermedsos, kedepankan etika, bukan untuk ketenaran pribadi semata. (*).