Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (PNS), Dan Polri Harus Yang Benar Benar Orang Asli Papua (OAP)

Papua,RN Sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Christian Warinu...

Papua,RN
Sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Christian Warinussy  ingin menyampaikan agar dalam proses penerimaan calon taruna Akademi Kepolisian Republik Indonesia (Akpol) di Polda Papua Barat mesti mengutamakan calon taruna (catar) yang benar-benar Orang Asli Papua (OAP).

Pasal 1 huruf t UU RI No.21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua sudah mengatur tegas mengenai siapa itu OAP. Pasal 1 huruf t itu berbunyi : ,...."Orang Asli Papua (OAP) adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang terdiri dari suku-suku asli di Provinsi Papua dan/atau orang yang diterima dan diakui sebagai orang asli Papua oleh masyarakat adat Papua,.." Dengan demikian maka sesuai sistem adat istiadat orang asli Papua yang menganut corak patrilinial (menurut keturunan laki-laki), maka OAP itu jelas ditandai dengan nama lahir dan marga/fam dari bapak kandung seseorang.  Kata Yan

Kenapa demikian ? Karena belum ada regulasi atau aturan pelaksanan lain yang merinci lebih lanjut status definisi OAP di dalam pasal  1 huruf t tersebut. Di sisi lain, tidak bisa serta merta seseorang anak yang disebut sebagai OAP, karena mamanya atau ibunya OAP.

Karena dari sisi medik terkait aliran darah, tentu akan dicermati apakah di tubuhnya mengalir darah ayah atau kah ibunya? Sehingga menurut pandangan hukum saya bahwa dalam konteks penerimaan calon pegawai negeri sipil (PNS) maupun anggota Polri, maka definisi OAP sebagai diatur di dalam pasal 1 huruf t UU Otsus Papua tersebut sangat relevan. Tandas Yan.

Jadi contoh Orang Asli Papua itu ada nama lengkap dengan marganya misalnya : Obed Msiren (pasti Orang Biak Utara), atau Yonathan Rumbo Rumbo  (pasti orang Kurudu Yapen Timur), Basir Rohrohmana (pasti orang Fakfak), Septinus Indouw (pasti orang Hayam) dan seterusnya. Tapi kalau ada nama Suyono, atau I Made Santika atau La Ibra ini semua pasti bukan OAP.

Seharusnya ini menjadi catatan penting bagi semua lembaga pemerintahan dan institusi apapun di Tanah Papua dan Indonesia dalam seleksi penerimaan PNS/ASN maupun mahasiswa dan taruna akademi manapun demi menjawab keberpihakan dan pengutamaan (afirmasi) bagi OAP sebagai tujuan Otsus Papua itu sendiri. Kata Yan.
(Tuti)