Dua Tahun Tidak Bisa Bertani, Warga Demo Proyek Nasional Jalur KRL ?

PURWAKARTA,RN Proyek Nasional Pembangunan Jalur KRL di Desa Cibogo Hilir Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta didemo warga, pasalnya salura...

PURWAKARTA,RN

Proyek Nasional Pembangunan Jalur KRL di Desa Cibogo Hilir Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta didemo warga, pasalnya saluran air yang biasa mengalir ke persawahan warga tersendat.

Tidak terima karena saluran air yang biasa berfungsi untuk mengair sawah mengalir normal, warga melakukan demo ke Kontraktor pelaksana proyek itu. Dalam orasinya warga meminta tanggung jawab kontraktor pelaksana di karenakan saluran air yang biasa berfungsi untuk mengairi sawah warga terputus atau di duga sengaja ditimbun.

"Kami minta kontraktor untuk membuka kembali saluran air yang mengair sawah kami, karena ini faktor sengaja ditimbun," ucap Orator yang mewakil warga Selasa 11 Agustus 2020 di lokasi proyek KRL itu.

Salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan selama dua tahun ini kami sudah tidak dapat menggarap sawah kami akibat saluran air telah ditimbun oleh kontraktor yang mengerjakan proyek ini.

"Hampir 50 hektar luas sawah warga di sini seakan mati suri karena tidak dapat mendapatkan air, sehingga kurang lebih 2 tahun sawah kami tidak bisa digarap,"tegasnya.

Dilanjutkannya , jika tidak ada penyelesaian akan kami sampaikan terhadap instansi terkait serta ke DPRD Purwkarata untuk dibawa ke Rapat Dengar Pendapat (RDP) sampai sawah kami bisa digarap kembali.

"Kami minta DRPD beserta Pemda Purwakarta jangan tutup mata ini sudah menyangkut hidup orang banyak yang tergantung dari bersawah, kami ini manusia yang minta keadilan,"tukas warga.

Warga lain pun mengatakan inikah yang disebut kemerdakaan, hanya karena pembangunan Pemerintah Pusat, kami warga yang hanya berharap makan dari bertani yakni menanam disawah dengan tidak ada air yang mengalir sawah kami lagi , kami tidak bisa berkerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kami.

" Kemana kepedulian Pemda Dan Wakil Rakyat Purwakarta,kami sangat terimbas mata pencarian yang selama ini kami sandarkan dari hasil usaha pertanian, kami tidak bisa bertani lagi. Mana kepedulian pihak-pihak yang katanya membela rakyat miskin seperti kami petani ini," tukasnya.

Proyek Nasional Pembangunan Jalur KRL ini tidak memperhatikan dampak lingkungannya. Sehingga kami sebagai warga terdampak dari pembangunan jalur KRL ini. 

"Kami minta perhatian agar kontraktor dapat membuka kembali penutupan saluran air yang satu-satunya bendung yang selama ini lajur air untuk mengairi sawah kami," pintanya.

Demikian hal yang sama di sela waktu orasi salah satu warga sebut saja si Mbah yang merupakan salah satu sesepuh di desa tempat proyek berjalan. Dengan lantang mengatakan sangat menyesalkan akibat dari semua persoalan ini. Mbah yang selalu aktif menyuarakan aspirasi warga ini sampai ke Senayan selalu berharap penuh agar persoalan ini di tengarai oleh menteri PUPR dan jika perlu Presiden RI sekalipun, agar saluran air yang telah di rusak dapat diperbaiki kembali seperti sedia kala demi kelangsungan hidup warga yang menggantungkan hidup dari hasil pertanian.

" Saya berharap penuh kepada Pemerintah Daerah , Pemerintah Pusat begitu juga anggota DPR RI yang duduk di Senayan jika perlu Presiden RI Jokowi untuk mendengarkan aspirasi warga yang tidak bisa bertani kurang lebih 2 tahun karena irigasi di tutup oleh kontraktor," pungkas mantan pejuang kemerdekaan ini. 

(H Sitomorang)