MIRIS SWAB TEST PASIEN COVID-19 ASAL TAKALAR DI RS. SAYANG BUNDA MAKASSAR

Makassar, RN Seorang pasien warga Kabupaten Takalar bersama keluarga mendatangi salah satu rumah sakit di Kota Makassar, tepatnya di RS. Say...

Makassar, RN

Seorang pasien warga Kabupaten Takalar bersama keluarga mendatangi salah satu rumah sakit di Kota Makassar, tepatnya di RS. Sayang Bunda jalan Hertasning, sekitar pukul 21.00 wita, selasa 24 Juli 2020.

Sebelumnya pasien bernama H. Usman bersama keluarga hendak melakukan Diagnosa Lambung dan Ginjal, namun oleh pihak rumah sakit menyampaikan untuk terlebih dahulu melakukan Swab test covid-19.

Menurut salah seorang anak H. Usman mengungkapkan pengalaman atas pelayanan Swab test di RS. Sayang Bunda Makassar yang tidak memuaskan dan mengecewakan.

Pasalnya, rumah sakit tempat dimana bapak H. Usman bersama keluarga melakukan Swab test covid-19 dan mengeluarkan hasil Suket sebanyak tiga kali dalam waktu sehari yakni Suket positif, Suket negatif dan akhirnya Suket positif.

"Memangnya segampang itu rumah sakit mempermainkan hasil Lab, kami bolak-balik sampai bapak saya sangat kelelahan, kami meminta keadilan dan mohon aparat terkait mendengar hati suara kami", ungkapnya.

"Bayangkan Suket dari rumah sakit keluar sampai sehari tiga kali", tutur salah seorang anak H. Usman.

Selanjutnya, oleh pihak RS. Sayang Bunda dan keluarga pasien sepakat untuk dilakukan Swab test dengan membayar sekali test sebanyak satu juta lima ratus ribu delapan puluh rupiah yang hasilnya dijanjikan pada hari Selasa atau Rabu.

Dihari Selasa 28 Juli 2020, sekitar pukul 17.00 wita oleh pihak rumah sakit menghubungi pihak keluarga untuk memberikan informasi kalau hasil Swab test Bapak H. Usman terdeteksi positif covid-19.

Hal ini membuat keluarga pasien H. Usman tersentak kaget dan bagaikan petir di sore hari mendengar kabar dari pihak RS. Sayang Bunda tempat dimana Swab test dilakukan.

Sekitar pukul 19.20 wita pihak rumah sakit merujuk pasien H. Usman ke RS. Siloam Makassar untuk dilakukan tindakan medis perawatan dengan mengikuti protokol kesehatan covid-19.

Adapun dengan segala konsekuensi oleh keluarga pasien menanda tangani pernyataan kesepakatan oleh pihak RS. Siloam dengan keluarga pasien atas tindakan secara medis sampai pasien tutup usia tetap mengikuti protokol kesehatan.

Namun dihari dan tanggal yang sama sekitar pukul 22.00 wita, oleh pihak RS. Sayang Bunda menghubungi keluarga pasien H. Usman untuk memberitahu bahwa hasil Swab test yang dikeluarkan sebenarnya adalah negatif covid-19 dan informasi sebelumnya positif covid-19 itu adalah keliru.

"Ini sudah dibantu dari dokter kami, harusnya Bapak kalian itu positif, cuma dibantu oleh dokter kami buat hasilnya negatif", tutur salah seorang petugas staf pihak RS. Sayang Bunda.

Sekitar pukul 23.00 wita, keluarga pasien H. Usman meninggalkan UGD RS. Siloam dengan perasaan bercampur senang dan kecewa kembali mendatangi RS. Sayang Bunda untuk mengkonfirmasi tentang kebenaran hasil Swab test atas kekeliruan dan kelalaian petugas RS. Sayang Bunda Makassar.

Dini hari, Rabu 29 Juli 2020, di tengah perjalanan pulang menuju ke Takalar sekitar pukul 02.00 wita dini hari pasien H. Usman bersama keluarga kembali dihubungi melalui telpon seluler, untuk memberitahukan jika H. Usman sebenarnya terdeteksi positif covid-19.

Mengetahui hal tersebut H. Usman bersama keluarga oleh pihak rumah sakit memintanya kembali mengambil Rujukan Suket untuk melanjutkan perawatan medis di RS. Siloam Makassar sesuai protokol covid-19.

Dr. Hairul Anwar, M.KES. SP. PK., selaku Penanggung jawab Laboratorium, yang ditemui di RS. Sayang Bunda, namun tidak berada di tempat, hanya melalui Hp. seluler whatsAppnya dirinya sangat tertutup dan tidak memberikan penjelasan secara terbuka masalah yang sebenarnya.

"Kami bersama pihak manajemen rumah sakit sudah mengklarifikasi baik kepada Kepala Dinas Kesehatan kota Makassar, dalam hal ini melalui perwakilan beliau dan juga kepada keluarga H. Usman melalui anak beliau", tutur Dr. Hairul Anwar, M.KES. SP.PK.

Sementara itu, sampai berita ini diturunkan Kepala Dinas Kesehatan kota Makassar atau perwakilannya belum juga dapat ditemui untuk dikonfirmasi dan memberikan penjelasan terkait hal tersebut.

(Rahmat)