GN-PK Gandeng Radar Nusantara Soroti Dugaan Pungli di SMAN 1 Wiradesa Red Rabu, Oktober 14, 2020

Kab.Pekalongan , Radar Nusantara Dugaan adanya pungutan liar yang terjadi di SMAN 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, mendapatkan ...

Kab.Pekalongan,Radar Nusantara

Dugaan adanya pungutan liar yang terjadi di SMAN 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, mendapatkan sorotan sejumlah pihak. Salah satunya diungkapkan aktivis Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GN-PK) Kabupaten Pekalongan, Andy.

SMAN 1 Wiradesa Diduga adanya pungli dengan dalih dana sumbangan pengembangan institusi (SPI) dan Iuran Orang Tua (IOT).

"Dugaan pungli di sekolah yang sudah dikeluhkan oleh orang tua Siswa harus segera ditelusuri. Seharusnya bentuk pungutan yang nominalnya sudah ditentukan tersebut tidak boleh terjadi dengan alasan apapun," ujar Andy.

Dari informasi yang dihimpun Radar Nusantara (RN) saat itu (2 Januari 2020) sejumlah SMA Negeri dan SMK Negeri di Kab.Pekalongan telah melayangkan surat pemberitahuan terkait adanya sekolah gratis tersebut dari Surat Edaran (SE) No.420/2020 tertanggal 2 Januari 2020 dibebaskan dari SPP maupun IOT.
Di SMA Negeri 1 Wiradesa pun saat itu telah mengirimkam surat ke para orang tua atau wali terkait IOT dan SPP per januari ditiadakan.

Namun fakta dilapangan Rabu (14/10) telah didapati sejumlah orang tua atau wali dari kelas XI MIPA/IPS telah mendatangi undangan pihak sekolah guna pengambilan hasil PH (penilaian harian) dengan syarat tetap memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan serta segera melunasi SPI*(sumbangan pengembangan institusi) *dan IOT(iuran orang tua)
Kembali dikatakan, "uang sumbangan kok ditentukan nominalnya dengan indikasi menentukan pilihan jumlah sesuai kemampuan "ini jelas tidak dibenarkan. Kami sudah menanyakan hal tersebut ke Sekolah, dalam hal ini apakah benar terkait sumbangan tersebut., tambah Andy. Dan menurutnya hasil klarifikasi Pada Rabu (14/10), mengenai hal itu, menjelaskan dirinya telah menemui pihak Sekolah dan ditemui langsung oleh Teguh Priyatmo Hadi, S.Pd, M.Pd selaku kepala sekolah dan membenarkan "berdasarkan kesepakatan bersama orang tua/wali murid, memang ada sumbangan pengembangan institusi (SPI) dan iuran orang tua persiswa sebesar tidak ditentukan selama satu tahun.              

Terkait undangan tersebut dirinya mengatakan selain untuk pengambilan hasil PH, dan sudah disampaikan sebelum rapat dimulai sifatnya untuk mengingatkan kepada yang belum melunasi SPI dan IOT agar segera melunasi, program tersebut sudah ada ditahun lalu dan tinggal meneruskan saja, sebelum Teguh menjadi kepala sekolah di SMA Negeri 1 Wiradesa  Disampaikan pihak Sekolah telah memohon maaf bilamana dalam masa pandemi covid-19 ada yang merasa terbebani, kalaupun ada rezeki lebih bisa dibantu untuk meneruskan pembangunan gedung tersebut,"Ujar Teguh.

Tapi saat RN meminta ijin untuk melihat bangunan itu serta sudah berapa persen pengerjaannya, ditolak oleh Teguh.
         
Kembali kata Andy, seharusnya komite sekolah dan pihak sekolah tidak menentukan jumlah nominal cicilan ribu seperti yang berhasil ditangkap pembicaraan dari salah satu orang tua yang telah hadir disitu. Melainkan harus ala kadar dan tidak memberatkan orang tua siswa. Kalau nominalnya sudah ditentukan itu namanya pungli,” pungkasnya. *IFAN*