Diduga Lalai Ketik Data, Pengadilan Negeri Makassar Dipertanyakan

Makassar, RN Sidang Putusan terdakwa Asfan alias Appang (23) tahun, warga Kelurahan Tamparang Keke Kecamatan Mamajang Kota Makassar, pada pu...

Makassar, RN

Sidang Putusan terdakwa Asfan alias Appang (23) tahun, warga Kelurahan Tamparang Keke Kecamatan Mamajang Kota Makassar, pada putusan sidang di Pengadilan Negeri Makassar, tertanggal 03 Juni 2020 dalam kasus pencurian dan kekerasan, pasal 365 ayat (1) dan (2) KUHP.

Dalam sidang putusan tersebut terdakwa Asfan alias Appang secara sah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana pencurian dan kekerasan terhadap seorang korban saksi Rano Ron Aditri Gossidhy dengan kerugian materi uang senilai Rp. 3.000.000,- sesuai pemaparan kronologis  tuntutan Jaksa Penuntut Umum dengan perkara pidana No. 483/ Pid.B/2020/PN Makassar, tertanggal Rabu 3 Juni 2020.

Sebagai barang bukti 1 (satu) unit motor merk Yamaha Mio 3 tahun 2016 dengan No. Polisi 6359 SP milik terdakwa dalam putusan dirampas untuk negara, yang akhirnya menuai kritikan.

Pasalnya, dalam isi Petikan Putusan tersebut, nampak pembukaan isi petikan putusan tersebut tidak sesuai dengan data identitas yang sebenarnya, diduga ada unsur kesengajaan atau kekeliruan, sehingga terjadi kelalaian "Lalai" dalam suatu pengetikan.

Begitupun yang dijadikan sebagai barang bukti dalam putusan oleh Hakim Ketua Jahoras Siringoringo, SH. MH., pada Pengadilan Negeri Makassar berupa 1 (satu) unit motor merk Yamaha Mio3 milik terdakwa Asfan alias Appang dirampas untuk negara dinilai terlalu berlebihan. 

Adapun sebagai putusan sidang Pengadilan Negeri Makassar oleh Hakim Ketua Jahoras Siringoringo, SH. MH., kepada terdakwa Asfan alias Appang sesuai pembacaan hasil putusan pidana No. 483/ Pid.B/2020/PN Makassar, tertanggal Rabu 3 Juni 2020 dijatuhi hukuman penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan.

Hal ini diungkap berdasarkan informasi pihak keluarga terdakwa yang ditemui di rumahnya menyampaikan kepada awak media ini perihal ketidak benaran data identitas anaknya dalam suatu putusan pokok perkara sidang dan kendaraan milik anaknya terdakwa yang dirampas untuk negara, Rabu (28/10/2020).

Menurut orang tua terdakwa, dirinya  pada sidang putusan sejak awal tidak mengetahui bahwa data identitas anaknya itu tidak benar dan kendaraan berupa 1 (satu) unit motor merk Yamaha milik anaknya dijadikan sebagai barang bukti dirampas untuk negara.

Dirinya juga sebagai orang tua terdakwa menuturkan bahwa ketidak sesuainya data anaknya patut dipertanyakan, karena diduga ada unsur kesengajaan atau kelalaian "lalai" dalam pengetikan dan kendaraan milik anaknya dirampas untuk negara.

"Saya sangat heran apakah ini ada unsur kesengajaan atau memang salah dalam pengetikan, hal ini sampai sekarang saya tidak mengerti dan memahami", ungkap orang tua terdakwa Asfan.

Lanjut, "kendaraan motor anak saya itu juga bukan barang bukti hasil kejahatan, tetapi kok dirampas untuk negara dan jauh sebelumnya motor itu sudah ada dan tidak ada kaitannya dengan tuduhan yang dialami anak saya", ungkapnya. 

Irtanto Hadi Sahputra R, SH. MH., Jaksa Penuntut Umum yang ditemui di Kantor Kejaksaan Pelabuhan Makassar, Rabu (04/11/2020), menyampaikan bahwa berkas perkara itu kami serahkan ke Pengadilan Negeri Makassar sesuai data yang sebenarnya.

Dirinya juga menuturkan bahwa berkas perkara yang di serahkan ke Pengadilan Negeri Makassar itu sudah dan untuk selanjutnya disidangkan, adapun kesalahan pengetikan data dalam putusan sidang merupakan kekeliruan dan bukan suatu kesengajaan dalam pengetikan.

Dengan demikian segala hasil putusan sidang adalah kewenangan pihak pengadilan dalam menganalisa, menimbang dan memutuskan suatu pokok perkara yang disidangkan.

Selain itu, Fauzan Anshari, SH., selaku Panitera pengganti di Pengadilan Negeri Makassar dalam sidang terdakwa Asfan alias Appang yang dikonfirmasi melalui Hp. akun WhatsAppnya mengatakan bahwa benar data identitas terdakwa ada kekeliruan dan sudah dalam perbaikan.

Bahkan, menurutnya bahwa dalam berita acara sidang putusan data identitasnya sudah sesuai dan benar, tetapi hanya petikan putusannya saja yang keliru dan sudah ada perbaikan.

"Itu juga pak hanya petikannya yg keliru, putusan lengkapnya benarji pak, makanya petikannya kami mau tarik tapi kata jaksanya sdh Dipegang sama bapak", tutur Panitera pengganti.

Sementara itu, dirinya juga menuturkan  bahwa mengenai barang bukti berupa 1 (satu) unit motor merk Yamaha Mio M3  dalam putusan sidang dirampas untuk negara sesuai pasal 46 ayat 2 KUHAP dan pertimbangan Majelis Hakim dengan sendirinya dalam memutuskan pokok suatu pokok perkara.

(Rahmat)