MANADO(SULUT),RN Perhelatan Pesta Demokrasi," Pilgub di bumi nyiurmelambai" menarik disimak, Pasalnya," Dua Pasangan Calon m...
MANADO(SULUT),RN
Perhelatan Pesta Demokrasi," Pilgub di bumi nyiurmelambai" menarik disimak, Pasalnya," Dua Pasangan Calon masing masing Kubu Petahana OD - SK dan Pasangan Calon Penantang' Cagub Cristiany Eugenia Paruntu CEP dan Cawagub Sehan Salim Landjar' SSL, saling mengklain kemenangan walaupun watu pencoblosan masi 39 hari,
" menariknya, kubu petahana OD - SK Yang notabene" memiliki pawer di semua link' Cenderung merasa panik dan menurun kepeecayaan dirinya, hal itu lumbra terjadi di dunia demokrasi sejauh masi dalam bingkai aturan" semua stategi akan di gunakan kedua Paslon" seperti yang dilakuka oleh pasangan CEP - SEHAN, dimana saat kanpanye di semua penjuru Bumi nyiurmelambai" menawarkan Prigram ungulan dan prioritas kepada masyarakat Sulut, program yang di paparkan CEP - SEHAN semuanya menyentuh pada sendih kehidupan Ekonomi, Pendidikan, kesdhatan, sosial yang tujuannya adalah mensejahteakan Masyarakat Sulut secara menyeluruh, Hal ini yang terus mendominasi popularitas serta dukungan yang terus meroket dari masyarakat Sulut" Sementara kubu petahana sediri terus mengalami kemerosota, ada indikasi efek dari 5 tahun pemerintahan yang suda di jalani dan janji janji kampanye lalu saat berkompetisi di pilgub sebelumnya.
" Di sisi lain, Petahana umumnya memiliki lebih banyak sumber daya termasuk fasilitas dan jaringan (kekuasaan) formal dan non formal. Tetapi karena sering panik, kelebihan-kelebihan itu kadang justru digunakan secara non-produktif baik dalam bentuk pernyataan maupun tindakan.
Misalnya, pernyataan bahwa mayoritas pemilih di Bumi Nyiur Melambai,masih menginginkan OD-SK padahal dari hasil survei politik, bahkan bocoran dari lembaga survei independen yang di gunakan Parpol , menyimpulkan bahwa Elektabilitas OD-SK masih jauh dari aman,untuk terpilih lagi disebabkan janji-janji pasangan ini pada tahun 2015 tak kunjung terealiasasi.
Contoh lain adalah tindakan hukum yang sering dirasakan atau dianggap berat sebelah yang diam-diam sebenarnya justru merugikan Petahana sebab semakin mensolidkan sikap pendukung Penantang yang akan diwujudkan nanti pada hari H dengan tidak akan memilih Petahana.
Sudah menjadi aturan yang baku bahwa untuk layak dimajukan lagi dan bisa unggul dalam pertarungan di pilkada ,seorang Petahana,”disyaratkan” memiliki dukungan atau Elektabilitas minimal 60% dengan perhitungan kalau ada penurunan dukungan sampai 10% masih memperoleh sisa 50% plus alias masih menang.Disisi lain bocoran dari lembaga survei internal beberapa Parpol Besar.Elektabilitas OD-SK masih di bawah 60% dan bahkan sudah dibawa pasangan CEP-Sehan selisih 3 digit.
Kembali lagi kalau mengacu pada persentase dalam survei,OD-SK sebagai Petahana masih jauh dari titik aman.Selayaknya dari bocoran-bocoran hasil survei tersebut baik Petahana dan Penantang dapat memanfaatkan,mengevaluasi dan memperbaiki celah-celah yang masih terbuka disana sini. Kalau kita mengacu karakter pemilih di Sulit,terkadang berbanding terbalik dengan hasil survei dari lembaga survei yang dijadikan tolak ukur internal beberapa parpol besar.
Jawabnya sederhana saja,kalau kita mengacu beberapa kasus Pilkada di beberapa Provinsi maupun beberapa Kabupaten/Kota di Indonesia hasil survei Elektabilitas Petahana awalnya melejit melebihi batas aman hingga 70%,Namun pada saat pemilihan,hasil yang dicapai Petahana justru persentasenya jauh melorot,sehingga kemenangan yang diharapkan Petahana,sirna begitu saja.
Dari beberapa kasus Pilkada tersebut diambil kesimpulan bahwa hasil survei Elektabilitas Petahana .yang cenderung tinggi, Tidak berbanding lurus dengan perolehan suara, dan itu sudah dibuktikan langsung di beberapa Pilkada di Indonesia ,Petahana Gubernur,Bupati dan Walikota tumbang ,atau kalah telak saat melawan Penantang ,padahal saat survei Elektabilitas Penantang jauh di bawah Petahana. Artinya Elektabilitas Petahana yang tinggi bukan satu-satunya jalan mulus untuk melaju mempertahankan kemenangan di Pilkada.
" Seperti yang di utarakan Mantan Politisi PDI P,Jemmy Tjia ke awak media, Sabtu (30/10/2020).Bagi Jemmy,Dukungan Parpol bukanlah satu- satunya dasar memperoleh kemenangan di Pilkada. Parpol hanyalah tiket pencalonan ke KPU. Artinya, dukungan resmi parpol boleh saja minimalis tetapi memperoleh kemenangan yang meyakinkan, dan sebaliknya yang besar dukungan parpolnya tetapi dikalahkan telak oleh pilihan rakyat.
“Kemenangan dalam Pilkada sangat juga ditentukan bagaimana membangun issu- issu strategis di masyarakat pemilih. Issu yang di bangun terkadang sampai diluar batas kewajaran.bisa saja issu tersebut menyerempet aspek hukum,pemerintahan maupun yang langsung mengarah ke pribadi Petahana maupun Penantang”,ucap Jemmy.
" Hal senada juga disampaikan mantan Ketua DPR Provinsi Sulut,Syachrial Damopolii.
Menurutnya, Inti dari semua ini adalah bagaimana Petahana maupun Penantang bisa mengambil hati rakyat dan mengelola issu dengan cermat dan hati -hati.Jangan sampai issu yang di anggap sepele,justru issu tersebut yang menjadi batu sandungan bagi Petahana untuk mempertahankan kekuasaannya ,atau bisa juga menjadi sumber utama kekalahan bagi sang Penantang.
“Jika pemilihan dilaksanakan hari ini,maka bisa dipastikan yang akan keluar sebagai pemenang adalah sang Penantang yaitu Pasangan CEP-Sehan.Itu artinya,sang penantang tinggal menjaga basis-basis suara yang sudah digarap agar tidak kemudian termakan isyu-isyu propaganda yang akan menurunkan elektabilitas Pasangan CEP-Sehan”,Pungkas Bogani in Totabuan.(Hasan)
COMMENTS