Safari Ke Masjid, Kapolres Lotim Pesan jaga kerukunan dan Perangi Hoaxs

LOMBOK TIMUR(NTB),RN Kapolres Lombok Timur AKBP Tunggul Sinatrio terus berupaya menyampaikan pesan- pesan perdamaian dan menghindari perpeca...

LOMBOK TIMUR(NTB),RN

Kapolres Lombok Timur AKBP Tunggul Sinatrio terus berupaya menyampaikan pesan- pesan perdamaian dan menghindari perpecahan di masyarakat dengan terus menjaga toleransi antar sesama dan antar agama.

Seruan ini dilaksanakan melalui kegiatan safari solat magrib yang dilaksanakan keliling di Kabupaten Lombok Timur, bahkan sampai saat ini Kapolres sudah mendatangi 194 masjid sembari membangun silaturrahmi dengan masyarakat.

Kapolres menghimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga ukuwah isalamiah dengan demikian persatuan dan kesatuan bangsa dan masyarakat dapat terjaga. 

"Melalui kesempatan ini saya sengaja keliling solat berjamaah, keliling dari masjid ke masjid dengan tujuan meningkatkan dan mempererat tali silaturrahmi kita dan meningkatkan ukuwah islamiah sehingga persatuan dan kesatuan bisa terjalin dengan baik", jelasnya Kamis (19/11) di masjid Baiturrahim Dusun Penyaong Desa Masbagek Timur.

Di jelaskannya Masyarakat harus bangga menjadi bagian dari bangsa indonesia, negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, sebagai agama yang besar muslim harus mampu menunjukan dan mengedepankan ukuwah islamiyah antar sesama yaitu dengan hidup rukun, menciptakan toleransi antar umat beragama, dan yang terpenting umat muslim tidak boleh terpropokasi oleh kekuatan asing yang merusak kesatuan NKRI.

"Mari kita sama- sama menjaga keamanan dan keharmonisan di wilayah kita masing- masing jangan mudah terpropokasi dan termakan berita- berita hoak oleh orang- orang dan bangsa asing yang ingin menjatuhkan negara kita, mari kita jadi masyarakat yang pintar dan taat akan aturan dan anjuran pemerintah", harapnya.

Informasi hoak sangat berbahaya jika tersebar di kalangan masyarakat, di contohkannya pada masa lalu, Kerajaan Majapahit tidak dapat di gempur oleh kekuatan pasukan bersenjata portugis, namun Belanda dengan politik dagang VOC mampu menjajah Kerajaan Majapahit (Nusantara) dengan menyebarkan hoak, propaganda dan janji palsu dikalangan masyarakat, sehingga Nusantara berubah nama menjadi Hindia Belanda.

Berkaca dari pengalaman tersebut masyarakat di harapakan cerdas dan mampu memfilter informasi yang masuk dengan mengecek pakta dari informasi tersebut.

"Mari kita sebagai masyarakat harus pintar agar kita bisa memahami perkembangan globaliasi sekarang ini sehingga kita mampu untuk bertahan dari serangan luar yang bisa saja menggunakan berbagai macam cara untuk menguasai kekayaan negara kita", tutupnya. (Win 01)