Sumarno: Desa Mertapada Wetan Selalu Mengedepankan Musyawaroh

Cirebon,RN Desas desus dugaan penyalagunaan jabatan kian menuai pelbagai permasalahan dipemerintahan Ds. Mertapada Wetan Kec. Astanajapura K...

Cirebon,RN

Desas desus dugaan penyalagunaan jabatan kian menuai pelbagai permasalahan dipemerintahan Ds. Mertapada Wetan Kec. Astanajapura Kab. Cirebon. Pasalnya dimulai dari hasil penjualan mobil desa siaga dana dipertanyakan kemudian aliran Bumdes tanpa kepanitiaan dan E-warung sebagai penyuplai.

Terkait persoalan itu Sumarno membenarkan pihaknya telah menjual mobil desa siaga dengan alasan mobil bersangkutan sudah dalam keadaan tidak laik pakai, terlebih dengan kondisi saat sekarang dana pemeliharaan tidak ada kas.

" Mobil yang dijual kondisinya sudah tidak laik, dan kalau diservis mungkin memerlukan dana anggaran yang cukup lumayan. Dan jujur, mobil tersebut pernah diperbaiki tapi selang beberapa bulan kembali kondisinya ndak baik". Kilah Sumarno yang sudah menjabat terhitung tiga tahun jalan itu.

Dan dikatakannya, mobil rusak dengan plat hitam itu keberadaannya semenjak pertama kali menjabat sebagai kuwu. Untuk itu pihaknya berinisiatif menjualnya dan tentunya dalam hal ini mekanisme ditempuh seperti musyawaroh yang melibatkan berbagai  elemen satu diantaranya dengan BPD.

Dan dikatakannya, dengan penjualan mobil dalam keadaan tidak laik itu di jual Rp 18 juta. Kemudian rencananya dana hasil penjualannya akan dibelikan kendaraan oprasional untuk desa.

" Dan satu hal sebelum jauh hari kondisi mobil tersebut sudah dimumdeskan dengan berbagai elemen baik BPD, karangtaruna, dan tokoh masyarakat." terang Sumarno pansiunan anggota POLRI itu.

Sementara, terkait persoalan BUMDES (Badan Usaha Milik Desa), benar untuk sementara kami yang mengelolah, karena Kepanitian yang lama mengundurkan diri dan panitia baru tinggal di SK-kan saja. " Artinya, minimal panitia yang baru dapat bersinergi dengan pemerintah," jelas Sumarno

Sumarno memaparkan. Selama ini kepanitiaan Bumdes yang lama dalam mengelolah usaha (ayam telor) keadaan kolep. Seperti sudah tidak bisa membeli pakan kemudian tidak bisa memberi upah buruhnya. Dan dikatakannya, saat sekarang desa mana ada Bumdes yang berjalan dengan kondisi seperti itu.

"Bumdes tahun 2020 dalam perencanaan anggaran Rp 150 juta, dan nominal itu untuk disalurkan kepengembangan ayam telor," Kata Sumarno

Sementara, terkait dengan E-warung, pihaknya juga membenarkan sebagai pensuplai beras. Akan tetapi, pensuplainya atas nama anak kami. Dan boleh bandingkan kuwalitas beras didesa mertapada wetan dengan beras desa lainnya. Karena menurutnya, beras yang disuplai di E-warung kualitas baik.

Seperti deketahui, ditahun 2020 kemaren, beberapa kebijakan yang dilakukan kuwu mertapada wetan cukup menuai persoalan. Seperti menjual mobil desa siaga hasil penjualnnya tidak masuk kas desa, Mengambil alih kekosongan kepengurusan Bumdes tanpa ada musyawaroh dan pembentukan kepengurusan baru (karena) pengurus lama mengundurkan diri dan sebagai pensuplai beras E-warung. (hasan)