Berkedok Investasi Arisan, Seorang Warga Di Makassar Akan Dipolisikan

Makassar, RN Miris, berharap mendapat keuntungan dengan iming-iming, justru buntung alias merugi yang dialami Hj. Hadiah warga jalan Cendraw...

Makassar, RN

Miris, berharap mendapat keuntungan dengan iming-iming, justru buntung alias merugi yang dialami Hj. Hadiah warga jalan Cendrawasih Asmat Kelurahan Pa'batang Kecamatan Mamajang Kota Makassar korban diduga akal-akalan berkedok investasi arisan.

Hal ini akibat ulah seorang inisial "M" pengelolah investasi arisan warga jalan Hati Murni Kelurahan Tamarunang Kecamatan Mariso Kota Makassar terancam akan dipolisikan.

Inisial "M", yang sehari-hari berdagang di pasar malam senggol jalan Cendrawasih Kota Makassar juga pengelolah investasi arisan sebelumnya menawarkan kepada Hj. Hadiah untuk ikut dalam arisan diduga akal-akalan berkedok investasi arisan. 

Pasalnya, sejak investasi arisan tersebut dibentuk beberapa tahun lalu tepatnya dibulan Maret 2018, korban belum juga mendapatkan sebagian hasil dari arisan yang dibentuk inisial "M" sebagai pengelolah arisan.

Hal ini diungkapkan korban Hj. Hadiah saat ditemui di rumah kepada awak media ini menuturkan, bahwa sejak awal inisial "M" pengelolah investasi arisan datang menawarkan untuk membentuk arisan dan membeli beberapa no. peserta sebagai awal dibentuknya investasi arisan, Senin (15/02/2021).

Hj. Hadiah sebelumnya mengenal inisial "M" sebagai pengelolah investasi arisan dimatanya adalah orang baik dan tidak menduga berniat melakukan hal setega itu pada dirinya.

Investasi arisan yang dibentuk dengan meminta menyerahkan sejumlah uang dari korban Hj. Hadiah untuk membeli no. peserta sebagai awal dibentuk investasi arisan sebesar Rp. 243.000.000,- atau sebanyak 22 orang dari total 31 orang peserta yang ikut dalam investasi arisan.

Namun, dari 31 orang peserta yang ikut oleh pengelolah mengambil bagian 1 no. peserta sebagai jatah pengelolah, hingga hanya 30 orang peserta saja dan setiap peserta arisan diwajibkan menyetor sebesar Rp. 700.000,- / Minggu, serta diundi peserta akan mendapatkan sebesar Rp. 21.000.000,-.

"Sejak awal mengetahui dia dimata saya baik, datang ke rumah menawarkan untuk ikut investasi arisan dengan iming-iming keuntungan dan menawarkan untuk membeli beberapa no. peserta arisan sebagai awal dibentuknya arisan", tuturnya.

"sudah 2 (dua) tahun lebih, tidak pernah sama sekali tagihan arisan sepenuhnya dia serahkan, sesuai yang dijanjikan, hanya menjanji dan selalu menjanji serta menawarkan untuk membeli lagi no. peserta arisan waktu itu", ungkap korban Hj. Hadiah.

Semenjak investasi arisan tersebut berjalan korban Hj. Hadiah tidak pernah diberitahukan semua para peserta yang telah dibelinya dan alhasil investasi arisan sudah lebih 2 (dua) tahun berlalu, hingga saat ini belum juga diselesaikan.

Bahkan, menurutnya hanya menerima dana arisan yang tidak sesuai, itupun hanya dari no. peserta diluar yang telah dibeli oleh korban sebanyak 22 orang peserta dan atas perbuatan inisial "M", korban sangat dirugikan serta keberatan akan menempuh jalur hukum melaporkan ke pihak Kepolisian RI.

"saya merasa dibodohi dan seakan-akan ditipu, lagi pula kalau pun dia kasi saya hanya sebesar Rp. 50 ribu atau 100 ribu sampai terakhir Rp. 5 juta, itupun hanya no. peserta lain, bukan pengembalian sisa arisan yang sudah dibeli sejak awal", ungkapnya.

Lebih lanjut, "inisial "M" selalu menawarkan kepada saya untuk membeli, sedang jumlah uang sebesar Rp. 243.000.000,- saja sampai sekarang sisanya sebanyak 10 orang peserta belum terselesaikan, entah peserta sudah selesai, tapi dia tidak sampaikan ke saya, benar atau tidak peserta arisan sudah selesai", ungkap korban Hj. Hadiah.

Inisial "M" sebagai pengelolah arisan saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu di rumah, jalan Hati Murni Kelurahan Tamarunang Kecamatan Mariso Kota Makassar, membenarkan sejak dibentuk investasi arisan pernah meminta dan menerima sejumlah uang sebesar Rp. 243.000.000,- dari tangan Hj. Hadiah.

Besaran uang tersebut yang diterima untuk pembelian beberapa no. peserta sebagai awal dibentuk investasi arisan oleh inisial "M" sebagai pengelolah investasi arisan.

Dirinya juga dikonfirmasi terkait siapa saja no. peserta yang telah dibeli oleh korban Hj. Hadiah, namun dirinya tidak secara jujur dan terbuka menyampaikan siapa saja peserta yang dimaksud inisial "M" serta tidak mau beretikad baik bertanggung jawab sepenuhnya sebagai pengelolah arisan.

Sementara itu, Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat Anti Penyalahgunaan Jabatan (LBH - MAPJ) Perwakilan Sulsel Drs. Muh. Natsir, DM. Bcku, SH, M.Si., sebagai Ketua Umum yang juga Kuasa Hukum menanggapi terkait hal tersebut.

Menurutnya nampak bahwa investasi arisan yang dibentuk selama 2 (dua) tahun lalu tidak memiliki kejelasan dan diduga terjadi tindak pidana yang dapat merugikan kliennya, terbukti inisial "M" pengelolah arisan tidak terbuka dan jujur menyampaikan keberadaan para peserta dan terkesan diduga akal-akalan serta tidak beretikad baik untuk mau bertanggung jawab. 

"perbuatan yang dilakukan inisial "M" sebagai pengelolah investasi arisan telah merugikan kliennya sebagai korban diduga Akal-akalan Berkedok investasi arisan", ungkap Ketua Umum LBH-MAPJ.

(Rahmat)