Kasus Tanah di Jln Swadaya Diduga Melibatkan Kades Rimbo Panjang

Pekanbaru Riau,RN Polda Riau saat ini sedang melakukan pemanggilan terhadap beberapa orang untuk diwawancarai terkait dugaan pemalsuan Surat...

Pekanbaru Riau,RN

Polda Riau saat ini sedang melakukan pemanggilan terhadap beberapa orang untuk diwawancarai terkait dugaan pemalsuan Surat tanah yang berada jln swadaya RT-001/RW-001/Dusun III Desa Rimbo panjang kec Tambang kab Kampar sesuai laporan  polisi No:415/IX) 2019.

Mereka yang diundang sebagai saksi di Polda Riau adalah, pihak kecamatan tambang, pihak Desa Rimbo panjang.Yuluanto RT setempat,Edi yuliza suyono, Mahmud,Afrizal, Elda.sementara itu pihak Desa Rimbo panjang sudah 2 X di undang,namun belum pernah datang, termasuk pihak Kec tambang.sedangkan terlapor Bainar & Pirok sudah 2 X di undang namun tidak pernah memenuhi undangan Polda Riau,sesuai Surat perkembangan pemberitahuan hasil penyidikan(SP2HP)ke II.yang diterima pelapor. 

Kasus ini dilaporkan irwan 19 September 2019,Terlapornya adalah (Pasutri) pasangan suami istri Bainar & pirok diduga mengunakan surat tanah palsu register kecamatan No: 95/SKGR/RP/III/1994 atas nama Bainar,surat tanah tersebut digunakannya untuk menguasai tanah baiyar almarhum orang tua kandung Pelapor (irwan)no register. 039/SKPT/RP/IV/1995.

"Surat tanah atas nama Bainar tersebut diduga palsu"pasalnya aparat Desa setempat mulai dari RT/RW dan kepala dusun termasuk saksi sepadan tanah itu tidak pernah mengakui keberadaan tanah terlapor,selain itu No Registernya diduga tidak terdaftar di desa Rimbo panjang dan di kec tambang," Kata irwan. 

Jasri,staf Camat Tambang membidangi bagian pertanahan menuturkan,No register surat tanah yang digunakan Sipirok itu sudah kami cari di buku arsip,namun sampai saat ini belum ditemukan,terkait persoalan ini saya pun sudah dipanggil polda Riau,"katanya selasa (30/3/21).

Dihari yang sama Anas, Sekretaris Desa Rimbo panjang dihubungi melalui sambungan HP salah seorang staf Desa Rimbo panjang mengatakan,No register surat tanah Sipirok itu sudah dicari dikantor Desa, namun sampai saat ini belum juga ditemukan,"katanya.

Meskipun surat tanah yang digunakan Sipirok itu belum ditemukan No Registernya, namun sayangnya, surat tanah tersebut dikeluarkan No register baru didesa Rimbo panjang untuk permohonan pendaftaran sertifikat ke BPN Kampar,sesuai nomor Nib 22402,setelah pirok dilaporkan ke polda Riau, permohonan sertifikat itu di cabut di BPN Kampar,dan dilakukan mediasi 5 Oktober 2019.

"awalnya saya mengurus Surat tanah almarhum orang tua saya untuk dibalek namakan,Kades bersedia menanda tangani surat Tanah saya itu dengan syarat, saya harus menandatangani berita acara mediasi,antara pirok dengan saya,setelah saya cermati surat mediasi tersebut tidak ada tertulis 40% hasil penjualan tanah itu di serahkan kepada Sipirok,karena tidak merugikan, saya setuju untuk menandatanganinya surat mediasi itu.

"Beberapa hari kemudian saya menerima surat mediasi tersebut,ternyata didalam surat mediasi itu saya melihat ada tambahan tulisan mengunakan tinta pena,bahwa hasil  penjualan tanah saya itu di serahkan kepada Sipirok 40% sedangkan untuk saya 60%, itulah dijadikannya alasan saya sudah berdamai dengan Sipirok,kemudian saya disuruh mencabut laporan di Polda Riau,"kata irwan.

"Anas membantah,surat mediasi itu di buat dan ditandatangani dihadiri pak Irwan," katanya selasa (29/3/21), ketika disinggung mengapa RT Kadus dan sepadan tanah tersebut tidak dilibatkan,justru Anas dengan nada emosi mencak-mencak, ini di rekam pula dak, kata Anas sambil memegang HP awak media yang terletak di atas meja kantor desa Rimbo panjang, lalu ia melontarkan kata-kata, jangan berlagak penyidiklah,ucapnya sinis,jika dilihat dari tutur kata Sekdes ini tidak mencerminkan sikap sebagai pelayan,tidak "ber'adap" Seolah-olah dia (Sekdes Red) berusaha menutupi dugaan pemalsuan surat tanah Sipirok itu.

Mustahil oknum aparat desa tidak mengetahui persoalan tanah itu,"masalahnya sipirok beberapa tahun yang lalu diamankan di Polsek tambang terkait memalsukan tanda tangan RT setempat, yulianto,"hal ini diungkapkan  mantan Kadus III Rimbo panjang (Ben zainal.

"Diceritakan ben,pemalsuan ini terungkap ketika sipirok datang kerumahnya membawa surat tanah,masa itu di wilayah tersebut saya kepala dusunya,dia meminta saya  menandatangani Surat tanah tersebut." Ketika saya lihat surat tanah itu sudah ditandatangani Ketua RT Sdr yulianto, kecurigaan saya timbul, karena tanah yang diakui Sipirok miliknya itu setahu saya pemiliknya orang lain,"saya menghubungi nomor  HP-nya RT (yulianto) sambil  mempertanyakan kebenaran tanda tanganya didalam Surat tanah itu,ternyata yulianto mengaku tidak pernah menandatangani,mendengar keterangan yulianto,saya langsung menghubungi pihak polsek tambang,sehingga sipirok bersama surat tanah tersebut diamankan di polsek tambang,"demikian di ungkapan Ben. 

Untuk diketahui,Pirok (terlapor) beberapa tahun yang lalu pernah melakukan hal yang sama,(memalsukan surat Tanah) kasusnya itu ditangani Polsek tampan,karena terbukti memalsukan surat tanah, akhirnya pirok menginap gratis  di hotel prodeo sialang Bungkuk,hal ini harusnya jadi catatan dan pertimbangan oleh pihak Desa Rimbo panjang untuk memproses surat tanah  Sipirok itu, sudah jelas surat tanahnya "Ijal" Indak jaleh,mengapa kades Rimbo panjang melanjutkan prosesnya ??? ,"Kata udin penuh tanda tanya,sampai berita ini dilansir, pihak terkait lainnya belum dapat di konfirmasi.(kumbang)