Nyaris Bentrok !!! Dugaan Melawan Hukum, Seorang Ahli Waris Sepihak Kuasai Lahan

Makassar, RN Pemasangan papan informasi yang dilakukan oleh Kuasa Hukum bersama para ahli waris Alhm. H. Muh. Said beberapa waktu lalu dihal...

Makassar, RN

Pemasangan papan informasi yang dilakukan oleh Kuasa Hukum bersama para ahli waris Alhm. H. Muh. Said beberapa waktu lalu dihalangi penjaga lahan nyaris bentrok, obyek yang terletak di jalan Galangan Kapal depan seberang PT. IKI Makasaar Kelurahan Kalukubodoa Kecamatan Tallo Kota Makassar, Rabu (09/6/2021).

Hamparan lahan seluas 19 Ha sesuai Sertifikat Hak Milik tahun 1979, pemilik Alhm. Muh. Said yang atas perintah salah seorang ahli waris bernama Ahimsa Said yang juga ahli waris Alhm. H. Muh. Said diduga telah memberikan keterangan palsu dan melakukan penguasaan lahan secara sepihak atau diduga melawan hukum.

Menurut Kuasa Hukum Arie Dumais, SH dan Parnert sebelumnya dalam Jumpa Pers di Kantor Advocat Ashari Setiawan di jalan Gunung Bawakaraeng Makassar, Rabu (09/6/2021) pagi sekitar pukul 09.00 Wita.

Tim Ashari Setiawan, SH dan partners selaku Kuasa Hukum dari Idham Said bersama ahli waris lainnya sebanyak 6 orang akan melakukan upaya hukum terhadap salah seorang ahli waris bernama Ahimsa Said yang diduga telah menguasai lahan secara sepihak atau melawan hukum.

Arie Dumais, SH., Kuasa Hukum dari Idham Said menuturkan, bahwa perbuatan melawan hukum yang dilakukan Ahimsa Said ahli waris dari Alhm. H. Muh. Said adalah perbuatan tidak terpuji, oleh karena menguasai lahan tanpa memberitahukan terhadap ke 6 ahli waris sah lainnya dan atas perbuatan akan keberatan melakukan upaya hukum untuk mendapatkan suatu keadilan.

"Kami mendampingi 90 persen dari ahli waris untuk melakukan pendampingan hukum dimana sampai detik ini ahli waris yang satunya itu selalu menguasai obyek tanah secara sepihak tanpa melibatkan ahli waris lain", tutur Arie Dumais, SH.

“Karena itu kami penasehat hukum bersama dengan Ashari Setiawan dan Parnert, didampingi dengan pihak Kepolisian turun ke lokasi untuk memasang papan bicara, agar hak-hak dari klien kami akan terpenuhi juga untuk mendapatkan keadilan", tuturnya.

Adapun, H. Muis seorang penjaga lahan bersama rekannya mengatakan dirinya berada disini sudah selama 6 tahun menjaga atas dasar perintah Ahimsa Said seorang ahli waris yang menduduki dan menguasai obyek lahan sesuai Surat Keterangan dan Sporadik di papan informasi yang lebih dulu dipasang.

"Jangan coba pasang itu papan bicara, berhadapan dengan saya Haji Muis, lebih baik bicara saja baik-baik sama puang Ahimsa, dengan kepala dingin, karena saya berada di sini sebagai penjaga sudah 6 tahun", tegas penjaga lahan.

Selain itu, Arie Dumais, SH., selaku Kuasa Hukum mengungkapkan, bahwa mengantongi surat-surat dan sesuai bukti putusan dari Pengadilan Negeri Makassar yang merupakan warisan dari Alhm. H. Muh. Said untuk dibagikan kepada para ahli waris secara merata.

“Bukti putusan pengadilan itu ada pembagian-pembagian di dalam, jadi tidak ada yang dapat lebih dan tidak ada yang dapat kurang semua haknya sama didepan hukum, maka dari itu kami berharap bahwa proses untuk pembagian ahli waris atau sengketa tanah ini dapat terbagi dengan rata dan adil", tuturnya.

“Maka saat ini kami akan turun didampingi aparat kepolisian untuk melakukan pemasangan papan bicara dimana kami tidak menghilangkan ahli waris yang satunya, tetapi kami tetap mengikutkan, disini", tutur Arie Dumais.

Adapun, secara keseluruhan ke 7 orang ahli waris sah dari Alhm H. Muh. Said adalah Alhm. Djamaluddin Said, Ahimsa Said, Idham Said, Hj. Nurhayati Cina (istri Alhm. Muh. Said), Ihdina Said, Fatmawati Said.

Lain halnya, istri Alhm. H. Djamaluddin Said salah seorang ahli waris yang saat dikonfirmasi terkait pemilik lahan Alhm. H. Muh. Said mengungkapkan, bahwa semasa hidup Alhm. H. Muh. Said benar memiliki lebih dari 1 istri dan memiliki anak sebagai ahli waris sah.

Dirinya juga menyampaikan, bahwa saudara dari suaminya itu yakni Ahimsa Said yang sekarang ini menguasai lahan tidak pernah mengajak secara bersama berunding untuk saling bermusyawarah dengan saudaranya yang juga ahli waris dari Alhm. H. Muh. Said.

Sementara itu, selang begitu lama Ahimsa Said ahli waris yang menguasai lahan datang menemui para ahli waris dan membahas kejelasan status hak dan pembagian atas lahan seluas 19 Ha sesuai Sertifikat Hak Milik tahun 1979 dengan pemilik Alhm. H. Muh. Said.

Seyogyanya, Ahimsa Said mendukung maksud dan tujuan ahli waris yang lain, namun hal tersebut tidak sesuai dengan fakta dan bukti serta harapan yang menjadi dasar Putusan Pengadilan Negeri Makassar.

(Rahmat H.)