Puluhan ton ikan jala apung waduk Darma mati mendadak di perkirakan petani rugi ratusan juta rupiah.

Kuningan, RN Puluhan ton ikan  milik para petani jala apung Waduk Darma di Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dit...

Kuningan, RN

Puluhan ton ikan  milik para petani jala apung Waduk Darma di Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, ditemukan mati mendadak, Kamis (17/06/2021).

Akibat kejadian itu, petani tambak mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Padahal, ribuan ikan itu siap panen. Belum diketahui pasti penyebab matinya ribuan ikan mas itu, namun diduga  karna mau pergantian musim dan arus angin yang kencang.

"Kejadian ini seolah menjadi agenda taunan, setiap mau pergantian musim, dari kemarau ke musim hujan ataupun sebaliknya." Ungkap Ipong salaseorang petani tambak pada media ini Kamis sore (17/06/2021)

Selain itu, kata dia, diperparah dengan arus balik di dasar waduk yang menyebabkan sisa pakan yang mengendap di dasar sungai terdorong ke jaring apung.

“Kami hanya bisa pasrah dengan kondisi ikan yang sudah mati tersebut, padahal usia ikan akan siap dipanen untuk di jual ke sejumlah pasar di Kuningan bahkan ke luar daerah,” katanya.

Dia juga mengakui kejadian kali ini milik nya yang mempunyai sebanyak Empat puluh kolam atau jaring apung semua kena, mengalami kematian masal mendadak.

"Kemarin sore sudah keliatan gejala, ikan ikan kaya sedang mabuk, pas tadi pagi ikan ikan udah terpapar atau mati." Jelasnya.

“Harapan kami, pemerintah memberikan solusi agar ikan miliknya tidak mengelami kerugian yang sangat besar lagi,” katanya.

Mengantisipasi kerugian cukup besar, para petani ikan terpaksa menjual ikan yang masih segar kepada sejumlah warga dengan harga yang sangat murah Rp5.000-10.000 per kg. Dalam kondisi yang segar biasanya petani ikan menjual dengan harga Rp25.000 per kg.

"Kalau di jual ke pasar permintaanya sedikit, akhirnya di jual disini dan dijual keliling sebagian. Kalau untuk ikan yang terpapar berukuran kecil, terpaksa kami kubur," pungkas Ipong.

(Saepul RN)