PEKANBARU,RN Malang benar nasib yang dialami buruh /pekerja Darman Silaban , sudah jatuh tertimpa tangga,inilah kisah pahit yang dialaminy...
PEKANBARU,RN
Malang benar nasib yang dialami buruh /pekerja Darman Silaban , sudah jatuh tertimpa tangga,inilah kisah pahit yang dialaminya,kecelakaan kerja di lokasi kerja dan diabaikan pengusaha Water Park Panam Gembok mes pekerja dan menahan barang- barang milik Darman Silaban sampai anaknya tidak dapat sekolah.
Dihadapan awak media Darman Silaban menceritakan kisah pahit yang dialaminya, " Saya mulai ia bekerja di kolam renang ' Water Park ' yang berada di jalan HR Soebrantas ujung ( Panam ujung ) kecamatan Bina Widya kota Pekanbaru Januari 2016 awal bekerja sebagai buruh kebun di tanah milik seorang pengusaha sukses dan ternama yang berinisial ( S ) , dilahan yang kurang lebih dengan 2 hektar Darman Silaban bersama 1 orang rekannya dipercaya sang pengusaha untuk menjaga dan merawat tanaman mangga,Diakuinya awal bekerja ia mendapatkan jatah tempat tinggal serta diberikan upah pertama Rp 2.000.000.00 ( dua juta rupiah ) setiap bulannya.
Sabar hanya mendapatkan pasilitas mes tempat tinggal dan upah 2 juta rupiah , Darman Silaban berharap bos nya dapat lebih memperhatikan kebutuhan lainnya yaitu ia berharap mendapatkan penunjang lainnya seperti kartu BPJS kesehatan dan BPJS ketenaga kerjaan . 3 tahun bekerja menjadi tukang kebun mangga , pengusaha merubah bisnis kebun mangga nya menjadi kolam renang pemandian .
Tahun 2019 pengusaha merubah kebun mangga dan membangun kolam renang hingga sampai kini diberi nama ' Water Park ' "ucap Darman Silaban .
Ketika awak media bertanya berapa besaran upah yang ia terima mulai bekerja dari tahun 2016 hingga tahun 2021 , Darman Silaban dengan tegas menyampaikan ' kenaikan upah / gaji yang pernah ia terima selama ini adalah , kenaikan upah /gaji diterima dari 2 juta per bulan mengalami kenaikan bertahap sehingga terakhir diterima sebesar 2/ 3 juta rupiah .
Disinggung mengenai mata kiri nya yang kini terancam akan mengalami kebutaan akibat insiden kecelakaan kerja yang ia deritanya , Darman Silaban mengisahkan awal kejadian dimana tepatnya pada tanggal 09 Juli tahun 2021 ia mendapatkan tugas untuk memotong rumput . Star mulai pukul 08 : 00 wib ia mulai memotong rumput dengan mengunakan mesin pemotong rumput .
Malang tidak bisa dihindarkan , sekitar pukul 15:00 wib sedang asik memotong rumput mesin pemotong rumput kandas ketanah dengan kondisi tanah berpasir , hingga pasir yang mengenai mata kiri nya . Merasa mata kirinya terkena pasir Darman Silaban menghentikan mesin pemotong rumput .
Ia pun berusaha menahan rasa sakit dan perih dibola matanya , saat insiden terjadi ia mengakui orang yang pertama sekali mengetahui insiden tersebut adalah ( S ) tidak lain adalah diduga pemilik tempat usaha ' Water Park '
Melihat anggotanya yang sedang kesakitan si bos ( S ) bertanya " kenapa pak Silaban ......? lalu Darman Silaban mengatakan " mata kiri saya kemasukan pasir pak ..... lalu si bos ( S ) menyarankan agar mencuci mata nya dengan air bersih , namun Darman Silaban masih mengerang kesakitan , selang lima menit usai si bos ( S ) bertanya lalu si bos pergi begitu saja meninggalkan Darman Silaban dengan kondisi menahan rasa sakit dibola matanya .
Beberapa hari menahan rasa sakit di bola matanya , Darman Silaban berupaya meminta pertolongan kepada pengawas dan manager , namun upaya permintaan nya tidak terkabulkan.
Tak tahan menahan rasa sakit dia pergi berobat ke Rumah Sakit ' SMEC ' yang beralamat di jalan Arifin Ahmad kota Pekanbaru , sesampai di Rumah Sakit ' SMEC ' pihak rumah sakit menganjurkan agar ia terlebih dahulu untuk melakukan ' SCAN ' dari hasil SCAN pihak rumah sakit ' SMEC ' melakukan tindakan medis dan mendapatkan jahitan di seputaran bola mata.
"Usai melakukan tindakan medis pihak rumah sakit ' SMEC ' menyarankan agar ia dalam waktu dekat ini untuk melakukan operasi untuk terhadap mata kirinya.
Mengigat keuangannya yang tidak memadai ia pun berkordinasi kepada pengawas , dihadapan pengawas ia menyampaikan hasil pemeriksaan rumah sakit ' SMEC ' dan anjuran pihak rumah sakit agar mata kirinya segera dioperasi , usai mendengarkan penyampaian pengawas berjanji akan menyampaikan nya kepada pimpinannya yaitu ke manager .
Kurang lebih dua bulan menahan rasa sakit di bola matanya Darman Silaban tidak kunjung mendapatkan perhatian dari pemilik usaha , ironisnya malah pengawas bertanya kepada nya kapan ia mulai bekerja lagi . Merasa dirugikan dan diabaikan oleh pemilik usaha Darman Silaban diskusi bersama keluarga lalu atas saran keluarga ia dianjurkan kerumah saudaranya yang kebetulan adalah pengacara .
Dengan kuasa yang diterima pengacara pihak kuasa hukum melakukan upaya hukum dan melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Tenaga Kerja ( Disnaker ) kota Pekanbaru ter tanggal 08 September 2021 .satu Minggu menanti kabar dari pihak Disnaker tepatnya tanggal 15 September 2021 ia mendapatkan panggilan dari pihak Disnaker .
Sesampai di Disnaker atas saran dari pihak Disnaker ia dan si bos ( S ) diberikan 20 menit untuk berembuk , namun 20 menit waktu yang diberikan Disnaker kepada mereka tidak membuahkan hasi.
Lagi asik mediasi , tiba- tiba Darman Silaban mendapatkan telpon dari adik perempuannya yang kebetulan berkunjung , lalu adik perempuannya menyampaikan ' bang....rumah sudah digembok oleh security dan beberapa pekerja disana.
Mendengar rumah telah digembok oleh orang suruhan si bos , lalu ia bertanya kepada si bos ' kenapa mes saya digembok bos......? Lalu si bos mengatakan ' itukan rumah saya , suka- suka saya dengan rumah saya ....ucap si bos . Usai mediasi di Disnaker ia pun kembali ke mes tempat ia bekerja sesampai disana ia melihat mes sudah digembok dan seluruh jendela dipalang kayu . Bahkan saat eksekusi terjadi anak dan adik tidak diperbolehkan mengambil apapun dari dalam rumah termasuk baju sekolah anak , buku pelajaran serta tas , dompet dan perhiasan adik Darman Silaban ikut berada di daalam mes tersebut , "ucapnya .
Usai memberikan keterangan kepada media dan sampai berita ini di publikasikan si bos pemilik usaha ' Water Park ' masih tidak mengizinkan Darman Silaban untuk masuk kerumah bahkan si bos enggan untuk memberikan upah / gajinya , menahan semua penderitaan yang ia alami , sampai anak Darman Silaban tidak bisa pergi kesekolah akibat baju , buku dan keperluan sekolah anaknya berada dalam mes , bahkan mereka sampai saat ini tidur di halaman rumah atau di tanah dengan beralaskan tikar dan kardus.
Diakhir penyampaiannya Darman Silaban berharap kepada dinas Disnaker untuk segera memberikan solusi yang terbaik atas perlakuan yang ia terima dari si bos tempat ia bekerja bahkan ia berharap penuh lewat pemberitaan ini agar bapak Walikota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT untuk memperhatikan nasib mereka dan nasib anak nya yang tidak bisa pergi kesekolah " Saya Mohon bapak Walikota ....perhatikan nasib saya masyarakat bapak ......saya dan anak saya sudah tidak tahan lagi pak dengan kondisi mata saya yang akan mengalami kebutaan jika saya tidak cepat di operasi....dan saya mohon bapak Walikota Pekanbaru ....agar anak saya dapat sekoalh kembali ....kami sudah tak tahan lagi pak.....tidur ditanah beralaskan tikar dan beratapkan langit , harap Darman Silaban akhiri penyampaiannya.
(rls/kumbang)
COMMENTS