Terdakwa Persekusi Dan Penganiayaan Jamadi Relawan Jokowi di Pilpres 2019 Diduga Berbohong

Kampar Riau,RN Sidang lanjutan tindak pidana persekusi dan penganiayaan terhadap Jamadi relawan jokowi di pilpres 2019  dengan Terdakwa Muha...

Kampar Riau,RN

Sidang lanjutan tindak pidana persekusi dan penganiayaan terhadap Jamadi relawan jokowi di pilpres 2019  dengan Terdakwa Muhammad Khalid Tobing sebagai simpatisan Rizieq Shihab atau FPI kembali digelar di pengadilan negeri bangkinang, pada rabu tanggal 1 September 2021 dengan agenda pemeriksaan saksi, "terang jamadi selaku korban.

Saksi Korban jamadi dan Saksi yang melihat kejadian KZ menjelaskan kronologis peristiwa kejadian persekusi dan penganiayaan di persidangan, disampaikannya, berawal dengan datang gerombolan simpatisan Rizieq Shihab atau FPI berjumlah kurang lebih 40 orang ke rumah saya jam 1:30 subuh, Terdakwa Muhammad Khalid Tobing ketika sampai kerumah saya langsung memaki maki saya dengan kata kata "BABI ANJING KAU JAMADI" kemudian Muhammad Khalit Tobing langsung memasuki ruang tamu kemudian saat itu saya berada di ruang tamu langsung ditarik kerah baju saya oleh Terdakwa kemudian sambil memegang kearah baju saya.

"kemudian saya didorong kedinding oleh Terdakwa menggunakan tangan kanannya memukul  dibagian mata bawah sebelah kiri  sambil memegang kerah baju saya, kemudian saya ditarik paksa ke luar rumah rumah,setelah saya diteras rumah saya dicaci maki oleh gerombolan itu kemudian dividiokan selanjutnya disebarkan oleh mereka melalui media sosial, "terang jamadi. 

Lebih lanjut dijelaskan  jamadi, atas kesaksian tersebut Majelis Hakim yang meminpin sidang menanyakan kepada Terdakwa Muhammad Khalid Tobing tentang kebenaran peristiwa tersebut, namun sangat disayangkan Muhammad Khalid Tobing yang saat itu menggunakan peci putih tanpa rasa menyesal dan tanpa rasa malu Berbohong dengan mengatakan tidak pernah melakukan pemukulan. 

"Tidak pernah memaki maki karena hanya menasehati mungkin karena suara saya besar jadi agak lain dengarnya, "jawab terdakwa.

Yang lebih parah lagi Terdakwa tanpa rasa malu Berbohong dengan mengatakan Tidak Berada ditempat kejadian saat itu padahal jika dilihat dari vidio yang diviralkan oleh kelompok mereka sendiri sangat jelas keberadaan Terdakwa di Tempat Kejadian Perkara pukul 1: 30 subuh, "jelas jamadi. 

Saya harapkan cukup saya yang terakhir jadi korban persekusi dan penganiayaan karena menyampaikan hak politik yaitu hak bicara dalam menyampaikan pendapat dan mempertahankan pilihan politik," sambung jamadi.

saya harapkan majelis hakim dapat menilai dan menjadikan pertimbangan atas sikap Terdakwa tersebut agar membuat putusan yang seadil adilnya,demikian harap  kata jamadi yang berprofesi sebagai pengacara/ Advokat (rls/kumbang)