Kurangnya Minat Masyarakat Penyebab Angka Penurunan Perkawinan

Cirebon, RN Pernikahan adalah gerbang menuju masa depan bagi setiap insan, mempunyai pasangan yang sah adalah ikatan yang suci, untuk meraju...

Cirebon, RN

Pernikahan adalah gerbang menuju masa depan bagi setiap insan, mempunyai pasangan yang sah adalah ikatan yang suci, untuk merajut kebahagian hakiki dihari nanti. Akan tetapi karena beberapa hal masyarakat kurang minat sampai menunda pernikahannya, sehingga mempengaruhi grafis angka pernikahan.

Dalam hal ini Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Mundu Kab. Cirebon. Menjelaskan, kurangnya minat masyarakat adanya penurunan pernikahan diwilayah kerjanya ada beberapa faktor. Penyebab pertama karena adanya wabah covid-19 dan kedua adanya perubahan UU Perkawianan.

" Tidak menutup kemungkinan, semenjak pandemi covid-19 keinginan masyarakat untuk melakukan rangkaian pernikahan tertunda sehingga hanya beberapa puluh setiap bulannya yang mendaftar". ujar H Munir SAg kepada RN diruang kerjanya Kamis (13/01/2022).

Menurutnya, selain itu penyebab berkurangnya angka perkawinan adanya perubahan Undang-undang pernikahan Nomor 16 Tahun 2019 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pada Pasal 7 ayat (1). " Perkawinan hanya dapat dizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai usia 19 Tahun." kata pria yang selalu tak lepas dengan kopyah hitamnya  itu.

Kemudian H Munir meneruskan. Dari perubahan tersebut bisa diartikan bahwa terdapat perubahan kebijakan mengenai batas usia perkawinan khususnya untuk wanita. Dimana Undang-undang sebelumnya menyatakan diizinkan menikah ketika wanita berusia 16 Tahun, tetapi setelah ada perubahan wanita diizinkan nikah ketika sudah berusia 19 Tahun. Artinya, terdapat kenaikan usia perkawinan dari 16 Tahun menjadi 19 Tahun.

Ketentuan itu beralasan dan dibenarkan. Karena batas minimal umur perkawinan bagi wanita dipersamakan dengan batasan minimal umur perkawinan bagi pria, yaitu 19 Tahun, usia tersebut dinilai telah matang jiwa raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan agar dapat terwujud tujuan perkawinan secara baik sehingga tidak berakhir pada penceraian dan mendapatkan keturunan yang sehat dan berkualitas.

Akan tetapi, walaupun Undang-undang mengikat, ada solusi bagi calon yang berusia dibawah 19 Tahun untuk melalakukan pernikahan, tentunya dengan berbagai persayaratan untuk mengajukan dan meminta dispensasi ke Pengadilan Agama dengan alasan sangat mendesak tentunya disertai bukti-bukti pendukung yang cukup.

Dan dikatakannya, dari jumlah kurang lebih 600 terdaftar pernikahan setiap Tahunnya, dengan rincian rata-rata 30 sampai dengan 40 pendaftar per-Bulannya. Hanya sebagian kecil presentasenya yang melaksanakan  pernikahan (terdaftar) atas salinan lampiran surat Pengadilan menerangkan usia dibawah 19 Tahun.

Saat disinggung terkait issu yang lagi memanas dilingkungan Kementrian Agama RI soal dugaan menipulasi biaya nikah gratis. Pihaknya tidak mau ambil pusing karena menurutnya, diwilayah kerjanya tidak ada seperti itu. Dan kalau mau minta tanggapannya dipersilakan konfirmasi kepusat. " Kami, tidak mau ikut campur persoalan yang dimaksud. Karena persoalan itu tidak ada diwilayah kerjanya." pungkas H Munir. (hasan)