Purwakarta, RN Gunawan sebagai perwakilan 12 warga Depok Darangdan kembali menindaklanjuti hasil kunjungan PT.KCIC, PT.WIKA, HSRCC, CDJO ber...
Purwakarta, RN
Gunawan sebagai perwakilan 12 warga Depok Darangdan kembali menindaklanjuti hasil kunjungan PT.KCIC, PT.WIKA, HSRCC, CDJO bersama Tiga orang perangkat Desa Depok pada tanggal 9 maret 2022 lalu, maka dengan ini kami memberi jawaban atas pernyataan mereka sbb:KONFIRMASI TERHADAP PERMOHONAN KOMPENSASI WARGA Bahwa, Sawah yang kami miliki bukan sawah jenis tadah hujan.
Sistem pengairan di sawah kami menggunakan saluran pengairan atau irigasi yang sudah ada dari semenjak dahulu. Aliran air irigasi tersebut merupakan sumber pengairan utama yang selama ini kami semua gunakan dan volume airnya mampu mencukupi kebutuhan air di sawah kami dari hulu sampai ke ujung.
Sehingga data terkait keterangan BMKG tahun 2019 s/d 2020 dan konfirmasi ke Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat yang mereka lampirkan terkait adanya kemarau panjang dsb tidak ada hubungannya dengan situasi dan kondisi yang terjadi di area sawah kami sehingga keterangan mereka tersebut tidak relevan untuk di sampaikan.
Terkait kunjungan Kang Uu sebagai Gubernur Jawa Barat.
Kedatangan Wagub jabar ke lokasi Disposal pada 19 Februari 2020 lalu, dimana saat itu kondisi Disposal belum amblas ke bawah seperti kondisi pada saat ini.
Kedatangannya pada saat itu justru membuahkan terjadinya pertemuan di Aula Pamidangan Kecamatan Darangdan yang di hadiri Pihak-pihak dari Kabupaten, Muspika, PT.WIKA dan warga terdampak.
Pada pertemuan tersebut Pihak PT.WIKA menawarkan opsi sewa kepada masyarakat terdampak. Opsi sewa yang di tawarkan Pihak Proyek saat itu berupa sewa dengan nominal Rp.55.000,-(lima puluh lima ribu) per meter persegi.
Maka Oleh sebab itu jika ada opsi yang di tawarkan oleh Pihak Proyek pada saat itu sebagai upaya penyelesaian, berarti ada permasalahan yang membutuhkan penyelesaian dan permasalahan di maksud tiada lain adalah permasalahan terdampaknya lahan/sawah warga oleh material disposal yang bergerak ke bawah sehingga mengakibatkan:
Tertimbunnya sawah/lahan warga Terjadinya perubahan bentuk kostur tanah pada sawah yang berada di bagian bawah sawah/lahan yang tertimbun.
Selanjutnya, Terputusnya saluran irigasi/pengairan yang merupakan sumber utama air warga.
Maka Meluapnya aliran air ke sawah-sawah warga secara tidak terkendali oleh akibat saluran pengairan/irigasi tersebut tertimbun longsoran material disposal.
Maka berdasarkan pertemuan dengan penawaran opsi dari WIKA pada saat itu dapat kita semua simpulkan jika sebenarnya WIKA telah MENGAKUI secara tidak langsung bahwa telah terjadi suatu PERMASALAHAN untuk di selesaikan dengan opsi penawaran berbentuk SEWA kepada warga terdampak.
Terkait pernyataan bahwa Sawah/lahan masyarakat masih bisa di digunakan untuk bercocok tanam.
Penjelasan tersebut merupakan penjelasan yang BERLAWANAN dengan kenyataan yang ada.Pada prinsipnya ada dua jenis kejadian utama yaitu:Sawah/lahan yang tertimbun Jika sawah/lahan tertimbun atau tertutup oleh material disposal yang terdiri dari campuran pasir dan batuan dengan berbagai ukuran, jelas jawabnnya tidak mungkin sawah tersebut bisa di tanami. Sebelum sawah tersebut tertimbun, kondisi sawah dalam keadaan normal dengan kandungan tanah sawah sebagaimana biasa.
Sawah/lahan yang aliran airnya terputus karena tertimbun longsoran disposal.
Bagaimana bisa tanaman padi di sawah-sawah bisa bertahan tanpa suplai air, dimana selama ini tidak pernah ada masalah dalam hal suplai air sebelum tertimbunnya saluran pengairan.
Sebelum terjadinya permalsahan ini kegiatan masyarakat dalam hal bercocok tanam di sawah-sawah mereka berjalan normal.
PERBAIKAN SALURAN.Terkait pernyataan Saluran Exsisting lama tidak bisa dikembalikan ke kondisi semula di sebabkan pemilik lahan tidak mau lahannya di lewati saluran irigasi.
Pernyataan ini mengandung pengertian yang kami tanggapi sebagai berikut:
Pernyataan tersebut secara tidak langsung mengandung makna jika pihak proyek MENGAKUI adanya PERMASALAHAN pada saluran lama sehingga mereka menyatakan TIDAK BISA mengembalikannya ke kondisi semula.
Dengan pernyataannya itu Pihak proyek juga secara tidak langsung mengakui tentang adanya TIMBUNAN yang menutup saluran pengairan/irigasi warga.
Adanya klaim bahwa pemilik lahan tidak mau lahannya di lewati saluran air merupakan klaim sepihak yang tidak berdasar, karena pada dasarnya kita sebagai masyarakat sudah saling memahami dan memaklumi jika keberadaan saluran tersebut sudah ada semenjak dahulu yang merupakan kebutuhan utama dan perbaikannya justru merupakan harapan bersama.
Hal ini justru kami anggap merupakan alasan yang meng ada-ada untuk berkelit dari tanggung jawab.
Pernyataan bahwa WIKA sudah melakukan perbaikan saluran air sekunder pengganti melalui jalur baru dan berfungsi sehingga lahan sawah bisa berproduksi kembali.
Pernyataan itu merupakan KEBOHONGAN BESAR yang jauh dari fakta di lapangan karena alat berat/excavator yang di turunkan ke lokasi tidak bisa bekerja sesuai rencana karena kondisi tanah di lokasi tidak memungkinkan.
Hal tersebut turut di saksikan warga terdampak pemilik sawah di sekitar area dimana alat berat itu di tempatkan.
Berdasarkan kesaksian warga alat berat itu hanya beroperasi maksimal ± sekitar dua jam di area tersebut dan tidak bisa menanam pipa paralon yang sebelumnya di rencanakan akan di pasang di lokasi tersebut.
Saluran sekunder itu merupakan saluran yang terjadi secara alami setelah di bobolnya sumbatan yang diakibatkan oleh timbunan disposal oleh pemilik sawah di sekitar lokasi secara swadya.
Pernyataan Lahan yang di klaim sebagai terdampak bisa menggunakan air dari saluran sekunder, untuk mengairi sawah bisa di buat saluran tersier oleh pemilik sawah.
DIJELASKAN,Pernyataan ini kami anggap sangat tidak mencerminkan hadirnya logika pada saat membuatnya.
Dari pernyataan ini terkandung makna yang jika di dalami kurang lebih sebagai berikut:
Pengakuan. Dari kata” Lahan yang di klaim sebagai terdampak bisa menggunakan air dari saluran sekunder”
Mereka mengakui adanya kerusakan saluran utama sehingga memberi solusi kepada warga terdampak untuk menggunakan air dari saluran lain.
Penawaran Solusi.Mereka memberi tahu warga untuk menggunakan saluran lain dengan membuat saluran tersier untuk mengairi sawahnya. Hal ini turut menegaskan kepada kami jika mereka mengakui adanya permasalahan sehingga menyampaikan solusinya.
Penolakan tanggung jawab.“Untuk mengairi sawah ke area pemilik lahan yang komplain tersebut bisa di buat saluran tersier oleh pemilik sawah (Bukan tanggung jawab WIKA)”.
WIKA dalam hal ini mencoba memberi tahu tentang solusi terkait penyelesaian sebuah masalah yang di buatnya dan mencoba menerangkan jika hal tersebut bukan tanggung jawabnya.
Sementara kerusakan saluran atau tertutupnya saluran utama yang selama ini mengairi sawah-sawah warga adalah imbas dari kegiatan WIKA dengan Disposalnya.
Tiba-tiba mereka mengklaim jika saluran sekunder adalah hasil buatannya dan memberi tahu kapada warga terdampak untuk menggunakan saluran sekunder tsb dengan membuat saluran tersier yang merupakan bukan tanggung jawabnya.
Menanggapi hasil kunjungan bersama Pihak Proyek (PT.KCIC, PT.WIKA, HSRCC, CDJO) yang di laksanakan pada tanggal 9 Maret 2022 lalu yang juga turut di hadiri oleh Pihak Desa Depok dengan perwakilannya bahkan menandatangani isi hasil kunjungan tersebut.
Maka berdasarkan hal tersebut di atas guna mempercepat upaya penyelesaian dan untuk kepentingan pembuktian, kami atas nama warga terdampak dengan ini meminta kepada Komisi III DPRD Purwakarta untuk:
Melakukan kunjungan langsung ke lokasi terdampak atau area lahan/sawah warga yang tertimbun dan terdampak longsoran material disposal.
Dalam hal kunjungan tersebut kami meminta kepada Komisi III DPRD untuk turut serta melibatkan semua Pihak diantaranya:PT.KCIC, PT.WIKA, HSRCC, CDJO Warga terdampak, Pihak Desa Depok Dan pihak lainnya jika di perlukan.
Melakukan upaya Penyelesaian sampai titik akhir di DPRD Khususnya di Komisi III, mengingat adanya dugaan ketidak seriusan dan kurangnya keberpihakan pihak Desa Depok dalam mengawal permasalahan ini.
Selanjutnya, surat Keluhan warga tersebut sudah disampaikan oleh perwakilan waga Desa Depok ke KOMISI III DPRD pada siang ini, Senin (14/3/2022)
Bbl/TimRed
COMMENTS