Bali,RN Sebagai seorang jurnalis mungkin ada sedikit persamaan dengan Ustad atau guru ngaji . Jurnalis menulis dari Nara sumber yang berimba...
Bali,RN
Sebagai seorang jurnalis mungkin ada sedikit persamaan dengan Ustad atau guru ngaji . Jurnalis menulis dari Nara sumber yang berimbang sesuai dengan kode etik jurnalis,kemudian disajikan dalam bentuk narasi tulisan dan dikosumsi oleh masyarakat melalui media sosial , cetak online maupun elektronik.
Sementara ustad atau ngaji memberikan ilmunya kepada para santrinya ,Nara sumbernya dari beberapa kitab yang didapat dari Ustad atau Kyai dimana ia belajar.
Berbagai ilmu agama mulai dari awal cara membaca huruf Hijaiyah sampai ilmu syareat ,muamalah bahkan kitab kuning paling Wahid bisa diajarkan kepada santrinya .Bahkan di era gitalisasi informasi bisa di akses melalui medsos .
Akan tetapi agar murid atau santri tidak ngawur dalam menafsirkan Alqur,an serta kitab - kitab yang lain ,belajar harus menghadap dan mencari ustad atau guru yang jelas keilmuannya didapat dari mana dan tidak dibenarkan belajar melalui geogle .
Jalurnya Al ulama, Warisatul Ambiya,yaitu gurunya atau ustadnya jika di terlusuri sampai ke Nabi Muhammad Saw.
" Para Ulama, itu penerusnya para Nabi "
Apalagi sekarang ini banyak oknum - oknum yang mengaku keturunan habib ,mengaku Ustad ,akan tetapi cara menyampaikan ilmunya tidak mencerminkan Rohkmatal Lil Alamin , yaitu memberikan kedamaian dan Rohmat bagi seluruh isi alam. Bahkan sebaliknya isi tausiah dan ceramahnya penuh dengan adu domba umat,ujar kebencian ,provokasi , menyalahkan umat yang tidak sepaham dikatakan bid,ah bahkan anarkisme jauh dari ajaran Nabi Muhammad ,Saw.
Negara lndonesia berdasarkan Pancasila telah mengatur kebebasan masyarakat untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya masing - masing .Begitupun dalam Al- Qur'an tegas di firmankan Alloh " La iqrohu Fiddin dan Lakum Dinukum Waliyadien , Tidak ada paksaan dalam memeluk agama ,bagi aku agamaku ,bagi kamu agamamu "
Jika semua manusia mengerti tentang itu ,maka lndonesia akan lebih damai dan kondusif kerukunan antar umat beragama berjalan harmonis .Pebedaan itu indah dan Alloh pun menciptakan manusia bersuku- suku,berbangsa- Banda agar Kita, Lita, arofu saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Hal tersebut disampaikan oleh seorang jurnalis Radarnusantara yang juga sebagai anggota DPD PJI - Demokrasi Bali saat halal Bi halal menerima tamu dari remaja masjid yang ada di kampungnya di Dusun Laharpang Desa Puncu Kec.Puncu Kab.Kediri .
Sementara di Moment hari raya idul Fitri yang bersamaan dengan memperingati Hari Kebebasan Pers Dunia 03 Mei 2022 juga menjadi perhatian para anggota masyarakat pers dan jurnalis Indonesia , salah satunya Komunitas Masyarakat Media Online Inbisnis Group Provinsi Banten.
Dalam acara Ngopi dadakan jadi moment pertemuan kali ini kata perwakilan dari Perkumpulan Jurnalis Nusantara Bersatu Lilik Adi Gunawan, S. Ag bersama para Tokoh sosial enterprenuer, Budayawan dan Gerakan Kopi Persahabatan.
Lilik Adi Goenawan menyampaikan awalnya dari saling bertukar informasi sederhana via whatapps group terkait flyer Selamat Hari Kebebasan Pers Dunia dari Media Online Nasional inbisnis.id, jadi pembicaraan menarik perwakilan media nasional dari Inbisnis Provinsi Banten ( inbisnis.id ) dan saya , Ketua Perkumpulan Jurnalis Nusantara Bersatu dan berkembang menjadi bertambah dengan hadirnya tokoh founder Gerakan Kopi Persahabatan Om Lukas Christian dan founder Museum Keris / Padepokan BROJOBUWONO Yang juga sekaligus founder Taman Kupu - Kupu Alian Butterfly Park - Dr. Bambang Gunawan spOG pada Selasa, (3/5/2022) di Kompleks Perumahan Banjar Negara.
Kediaman Dr Bambang Gunawan, SPOG menjadi tempat yang asik untuk Ngopi dadakan memperingati Hari Kebebasan Pers Dunia, mulai dari dunia bisnis informasi komunikasi, dunia edukasi / pendidikan, seni budaya , kopi dan peran kebebasan pers nasional vs karakter luhur & kebangsaan dunia pers serta para tokohnya.
Pentahelix jadi bahasan menarik Diskusi kami yaitu pentahelix yang bisa saling menghubungkan para akademisi, praktisi / bisnis, komunitas, pemerintah dan media secara digital teknologi, ungkap Dr. Bambang Gunawan, tapi ingat kebebasan bukannya Kebablasan tambahnya.
Sekarang eranya teknologi digital, gila menurut saya, dimana sudah tidak ada batasan ruang lagi untuk kebebasan informasi komunikasi khususnya untuk dunia pers. Karakter dan sertifikasi profesional untuk jurnalis atau masyarakat pers menjadi sangat - sangat penting.
Tanpa hal ini kebebasan pers bisa jadi kebablasan, kode etik jurnalis dan karakter luhur serta profesional menjadi mutlak dipatuhi oleh siapapun dari masyarakat pers dunia jurnalis di Indonesia ujar kesimpulan dari dialog Dr. Bambang Gunawan. Pendapat dan kesimpulan tersebut jadi kesepakatan bersama tanpa perlu disepakati.
Lukas Christian dari Sosial Enterprenuer Gerakan Kopi Persahabatan dan salah satu tokoh dunia kopi Indonesia dari dekopi menambahkan, kehadiran pers jadi hal yang penting untuk semua bidang dan pers lah yang mampu merobohkan tembok - tembok besar penjajahan dunia informasi komunikasi dan pendidikan khususnya karakter keluarga.
Aturannya harus jelas kebebasan jangan kebablasan. Berita Hoax saat ini banyak menghabiskan energi anak bangsa dan dunia, Berita adu domba atau kebencian juga sering kita jumpai. Ayo kita perbaiki karena ini tanggung jawab kita bersama bukan hanya masyarakat pers atau dunia jurnalisme saja.
Media Sosial juga luar biasa terus berkembang. Bagaimana kita harus bisa mandiri memilah memilih informasi yang baik untuk diri setiap kita dan masyarakat. Sekarang masyarakat umum dunia sangat pintar, ayo sinergi kolaborasi semua dengan semangat kebersamaan untuk membangun kebebasan pers dunia khususnya di Indonesia.
Kopi Persahabatan asli dari petani kopi Indonesia menjadi teman asik dialog memperingati hari kebebasan dunia.
Pertemuan akhirnya disimpulkan oleh Lilik Adi Goenawan,S.Ag dunia informasi komunikasi khusus pers yang baik mempunyai peran penting untuk membangun karakter anak bangsa dan membangun maju berkembangnya negara Indonesia, kita support bareng dan awasi kebebasan pers dunia di Indonesia, jadi peluang barunya untuk kebersamaan.
Seruput kopi bareng ini semoga berkelanjutan jadi ajang inovasi kreatifitas anak negeri. Dan akhirnya seruput kopi terakhir jadi moment awal kebersamaan yang berkelanjutan.
"Jalan sepi begawan - begawan Pers Indonesia harus berubah menjadi jalan semangat sinergi kolaborasi dan berbagi seluruh masyarakat pers dan jurnalis nusantara." Pungkas Pimred J
jurnalisnusantara-1.com.
Penulis : lskandar
Sumber : Ade Gunawan
COMMENTS