PD BPR LPK Parung Panjang Diduga Kuat Curangi Debitur

Depok, RN Dugaan menyalahi aturan SOP terhadap nasabah/debitur yang dilakukan PD BPR LPK Parung Panjang Cabang Sawangan. Kota Depok. dengan ...

Depok, RN

Dugaan menyalahi aturan SOP terhadap nasabah/debitur yang dilakukan PD BPR LPK Parung Panjang Cabang Sawangan. Kota Depok. dengan adanya informasi yang di dapat awak media dari debitur/nasabah PD BPR LPK Parung Panjang Cabang Sawangan. sebut saja NYS yang telah menceritakan bahwa pihaknya melakukan transaksi kredit di BPR LPK Parung Panjang Cabang Sawangan merasa di permainkan dan dicurangi. Berharap mendapatkan penjelasan dan ada solusi terbaik, pihak bank justru mengutus beberapa orang yang salah satunya bahkan mengaku sebagai anggota brimob, Jumat (24/6/2022).

Berikut Kronoliginya:

Pada tahun 2021 tepatnya Februari tahun 2021 NYS menitipkan 2 aset nya berupa sertifikat SHM ke BPR LPK Parung Panjang Cabang Sawangan dengan system KPR selama 4 tahun, setelah berjalan 1 tahun, salah satu aset tersebut ingin di ambil kembali dengan cara dilunasi kreditnya, namun betapa terkejut nya NYS ketika mendapati bahwa SHM tersebut belum di balik nama atas nama dirinya, ketika dikonfirmasi ke pihak BPR LPK Parung Panjang Cabang Sawangan terkait hal tersebut, bahkan sampai dengan 3 kali pertemuan pihak bank mengatakan berjanji akan menyelesaikannya.

Yang membuat NYS sangat kecewa dikarenakan di awal ketika NYS menitipkan aset tersebut pihak bank menjanjikan aset tersebut akan di urus sampai dengan balik nama kepemilikan atas nama NYS seperti tertuang dalam surat perjanjian

“Perjanjiannya itu kan sampai dengan SHM, di balik nama atas nama saya, biaya biayanya kan juga sudah masuk dalam hitungan total kredit, saya kecewa bener, koq bisa bank BPR begitu, kan sudah sepakat ketika akad kredit pinjaman, biaya – biaya yang di ajukan untuk kepengurusan balik nama itu sudah termasuk dalam pinjaman kredit, nyatanya bahkan sampai saya lunasi ternyata belum balik nama ke saya,” ucap NYS.

Upaya untuk mendapatkan penjelasan dari BPR LPK Parung Panjang Cabang Sawangan secara detailpun sudah di jalankan, namun sampai dengan saat ini NYS belum mendapatkan solusi yang terbaik.

“Sampai saat ini gak ngerti juga harus apa, komplain ke BPR sudah saya jalani, saya datang ke sana di dampingi keluarga, saya jelaskan semuanya dari awal duduk permasalahannya, 3 kali pertemuan sudah loh, bukan solusi yang saya dapat malah dapat tamu istimewa mengaku utusan dari BPR membawa surat peringatan sudah SP 3 padahal waktu pertemuan mereka berjanji akan bertanggung jawab menyelesaikan masalah tersebut, hal ini akan saya bawa sampai ke OJK,” tambahnya

Dikarenakan permasalahan tersebut NYS memutuskan untuk mempertanyakan juga tentang aset ke dua yang dititipkan di bank BPR LPK Parungpanjang cabang Sawangan, alih alih mendapatkan respon yang baik justru sebaliknya NYS mendapatkan surat peringatan.

Lebih jauh NYS memaparkan, aset saya yang satu lagikan saya titipkan juga di sana, saya khawatir apakah nanti akan mengalami hal yang sama dengan aset saya yang pertama? Nah saya pun kembali mendatangi bank BPR untuk mempertanyakan hal tersebut mengingat sampai dengan saat ini saya tidak di berikan Perjanjian Kredit (PK)nya, saya minta PKnya, tidak juga di indahkan, ya saya ambil keputusan, saya tidak mau bayar cicilan sebelum PK atas aset ke 2 saya, saya terima dan pertanggungjawaban atas balik nama aset saya yang pertama harus di selesaikan, ini malahan saya didatangi dengan membawa surat peringatan mengaku utusan dari BPR dan didampingi oleh salah satu orang yang mengaku sebagai anggota Brimob.

Sebelumnya Rizki Permana dari Pihak BPR LPK Parung Panjang Cabang Sawangan ketika dimintai keterangan wartawan Rabu, (08/06/2022) lalu mengatakan, bahwa selama kurun waktu 10/12 bulan ini tidak ada komplain yang masuk di cabang Sawangan Depok dan tidak ada juga penanganan konsumen yang menggunakan pihak external atau pihak ke tiga, Rizki juga mengatakan jika ada nasabah yang mau komplain baiknya di lakukan secara tertulis atau jika merasa di rugikan silahkan menempuh jalur hukum

(Juri Silalahi / tim)