Warga Desa Cikuya Tolak Rencana Pembangunan RMU Ditengah Permukiman

Pandeglang, RN  Sehubungan rencana pemberian lahan 1000 M2 untuk kepentingan pembangunan RMU dari Rohayat Harun alias Ukun tidak jadi, maka ...

Pandeglang, RN 

Sehubungan rencana pemberian lahan 1000 M2 untuk kepentingan pembangunan RMU dari Rohayat Harun alias Ukun tidak jadi, maka saya berinisiatif untuk menghibahkan tanah milik pribadi saya dengan ukuran 8x12 meter yang terletak di bagian belakang rumah saya di Kp Kiara kepada Kelompok Tani Sri Desa Cikuya Kecamatan Sukaresmi. Hal itu disampaikan oleh Kana Ketua Poktan Sri Mukti, Rabu (24/8/22).

Kepada media, Kana (56) mengatakan untuk kepentingan kelompok tani siap menghibahkan sebagian lahannya.

"Biarpun sebagian rumah dan bangunan bagian dibongkar tapi demi kepentingan kelompok tani ya tidak apa-apa karena yang pasti tanah yang dijanjikan oleh Ukun pegawai dari Dinas Pertanian Pandeglang sudah tidak ada harapan", jelas Ketua Poktan Sri Mukti dikediamannya disela sela ada kegiatan monitoring dari DPKP Pandeglang.

Lebih lanjut dikatakan Kana, saudara Ukun tidak jadi ngasih lahan karena memang yang bersangkutan tidak memiliki lokasi tanah di Kp Kiara Desa Cikuya.

"Saat ini proses hibah sedang diurus termasuk surat ijin lingkungan yang sudah ditandatangani oleh sebagian masyarakat yang berdekatan dengan lokasi rencana pembangunan RMU, yah tinggal menunggu persetujuan dan tanda tangan Kepala Desa Cikuya saja supaya tidak ada masalah", jelasnya. 

Adapun soal dana yang dibagikan kepada Ukun, Hendri PPL, Hendi juru bicara Poktan dan Kades termasuk ke beberapa orang lainnya itu sudah dikembalikan kepada kelompok dan uang tersebut sudah saya bagikan lagi untuk para pekerja bangunan yang kebetulan juga sedang memperbaiki rumah saya sebagai uang kasbon," imbuhnya. 

Ditempat yang sama, Bambang dari DPKP Kabupaten Pandeglang menyampaikan bahwa pembagian uang program kepada tukang bangunan dibagikan sebelum bekerja itu tentu tidak boleh.

"Untuk kedepannya, jangan seperti itu, karena seharusnya dana tersebut digunakan setelah para pekerja melakukan aktivitasnya yang dikhawatirkan pekerjaan pembangunan RMU tidak beres"ucapnya singkat.  

Terpisah, Asim (58) warga Kp Kiara RT 19/04 Desa Cikuya mengatakan bahwa rencana pembangunan RMU di tengah permukiman warga itu belum ada musyawarah maupun ijin lingkungannya.

"Rencana pembangunan RMU di tengah permukiman warga dan berdekatan dengan mesjid itu belum ada musyawarah dan belum ijinnya namun memang saya mendengar rencana mau bikin penggilingan padi", kata Asim didampingi Muhalim warga Kp Kiara yang juga Anggota Linmas Desa Cikuya. 

Sebagai Ketua RT 019, kata Asim, saya minta jangan ada pembangunan pabrik penggilingan padi ditengah permukiman warga bahkan dekat dengan masjid.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah sudah memberikan bantuan tersebut akan tetapi saya minta minta jangan ada pembangunan pabrik padi disana karena dikhawatirkan akan mengganggu warga lainnya", imbuhnya.

Untuk itu, carilah tempat yang lebih layak jangan ada pembangunan pabrik ditengah lingkungan masyarakat karena didepan, di samping dan dibelakang pun ada rumah warga bahkan bersebelahan dengan tempat ibadah yaitu Masjid", pungkasnya. (Wan).