PT. Sulteng Mineral Sejahtera Sementara Ini Menunggu Izin Tambang IPR

Tolitoli, RN - Anggota DPRD Tolitoli menerima kedatangan Sejumlah penambang rakyat asal Desa Oyom Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli Sula...

Tolitoli, RN - Anggota DPRD Tolitoli menerima kedatangan Sejumlah penambang rakyat asal Desa Oyom Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli Sulawesi tengah untuk menggelar rapat dengar pendapat ( RDP) serta dihadiri Dinas Kehutanan lewat UPT Gunung Dako Tolitoli, Kapolres Tolitoli dan Asisten I Pemda Tolitoli.

Dalam RDP itu, membicarakan berkaitan dengan permohonan Izin  penambangan Rakyat ( IPR) yang di mohonkan oleh penambangan,selain itu meminta kepada APH untuk melakukan penyelidikan mendalam karena diduga masih ditemukan adanya aktifitas penambangan ilegal yang masih terbilang dalam kawasan hutan lindung pasalnya dilokasi tambang itu didapati sedikitnya 70 karung material tambang yang mengandung tembaga, Jelas A. Rifai Mappasule SH.MH dari Perwakilan PT.Sulteng Mineral Sejahtera (SMS) saat mendampingi warga Oyom dalam RDP Kemarin. Dari kesimpulan hasil RDP bersama warga pada (Rabu 14-09/2022) maka anggota DPRD mengeluarkan  rekomendasi yang berbunyi menutup segala aktifitas penambangan di Desa Oyom karena berada di kawasan hutan lindung dan menunggu sampai terbitnya IPR resmi dari pemerintah.

A.Rifai Mappasule mengatakan kepada awak media kalau PT. Sulteng Mineral Sejahtera ( SMS) adalah sebuah perusahaan pertambangan, warga penambang ,telah menganggap menjadi bapak angkat lantaran telah banyak berkontribusi membantu warga dalam hal mengedukasi dan memperjuangkan hak warga  sampai terbitnya IPR dari pemerintah , sehingga nantinya  kedepan penambang merasanya nyaman dalam beraktifitas, ia menambahkan, seiring berjalannya waktu segala persyaratan administrasi pembuatan dokumen telah di buat dan dikirim ke instansi teknis yaitu, ESDM Propinsi bahkan telah sampai ke  Gubernur Sulteng.

Lanjutnya, menambahkan lantaran lokasi yang dimohonkan warga itu masuk di kawasan hutan lindung, maka oleh pemerintah, dibuatlah satu wadah kelompok masyarakat yang memiliki badan hukum berupa koperasi pertambangan rakyat dan terbentuklah sebanyak 23 koperasi yang beranggotakan 500 orang yang kesemuanya adalah warga Desa setempat," kata A.Rifai Mappasule SH.

 Hingga kini PT SMS bersama 23 Koperasi yang telah dibentuknya masih menunggu kepastian akan terbitnya IPR dari Pemerintah dan menyarankan kapada warga untuk tak melakukan aktifitas penambangan di atas.

Seiring berjalan waktu, belum lama ini ditemukan barang bukti 70 karung material tembaga dilokasi kawasan hutan lindung, beredar isu bahwa ada oknum yang diduga sengaja memprovokasi keadaan dan seakan-akan bahwa warga yang telah membentuk koperasi itulah yang melakukan aktifitas penambangan, namun hal itu dibantah oleh Rifai Mappasulle Perwakilan perusahaan PT SMS.

Dia mengatakan," Tidak benar jika warga yang menjadi mitra kami melakukan aktifitas penambangan ilegal dan isu itu hanyalah bentuk profokasi dari oknum dan kami minta Polisi segera melakukan penyelidikan lebih lanjut atas temuan 70 karung yang isinya material tembaga, bahkan sebaliknya justru kami minta kepada warga untuk tidak tersulut emosi," Tutup A.Rifai Mappasulle. (Wahyu)