GUNAKAN PRODUK LOKAL, RUSTAM EFENDI KATAKAN ASN BANYAK TIDAK BADENGAR

DONGGALA,RN Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) untuk memberdayakan industri dalam negeri, dan memperkuat struktur industri da...

DONGGALA,RN

Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) untuk memberdayakan industri dalam negeri, dan memperkuat struktur industri dalam negeri serta mengoptimalkan produk dalam negeri pada pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah, Dr. Rustam Efendi, S. Pd. SH., M. Ap, mengatakan di tahun 2017 silam, P3DN ini sudah pernah di suarakan kepada kita semua dalam bentuk program lokal 'Donggala Kana Masugi Masagena' yang artinya Donggala itu kaya potensi maka harus sejahtera penduduknya.

“Sewaktu saya masih menjabat Kepala BAPPEDA di Kabupaten Donggala, program itu sudah disuarakan, dimana salah satu dari tiga kebijakan Donggala Kana Masugi Masagena ialah kebijakan proteksi yang wujudnya belanja untuk Donggala. Jadi harapannya kita masyarakat di Donggala khususnya ASN belanjanya di Donggala,” ujar Rustam Efendi kepada media, Kamis (06/10/2022).

“Tetapi pemikiran itu saya munculkan agak sulit, karena tidak mendapat dukungan dari kita semua, sehingga wajah Donggala tidak ada perubahan hingga sekarang ini,” kata Rustam Efendi.

Rustam Efendi (Sekda) menyebutkan, berkaitan dengan P3DN ini, Pemda Donggala sudah menetapkan Desa tenun yang tepatnya di Desa Towale, kedepannya tata kelola diatur yang transaksinya harus dilakukan diwilayah Kabupaten Donggala.

“Diharapkan kepada OPD yang bersentuhan langsung dengan semua produk dalam negeri khususnya lokal Donggala, cobalah untuk memunculkan gagasan yang cerdas, kita ingin pastikan bahwa semua produk yang kita miliki menjadi sumber pendapatan,” jelasnya.

“Dengan pengawasan yang di dampingi dan dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah untuk memastikan realisasi terhadap produk dalam negeri lebih khusus bangga terhadap produk atau hasil-hasil di Donggala bisa menjadi kenyataan dan bukan sekedar wacana, tetapi mampu di implementasikan oleh kegiatan kita nanti,” terangnya.

Sehingga kata Rustam Efendi pembiayaan kegiatan yang nanti rencana kita akan lakukan ini dibebankan pada APBD melalui DPA Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Donggala.

Rustam efendi pun menambahkan, Pemerinah Kabupaten Donggala telah lama berkomitmen mengkedepankan produk lokal. "Dari dulu sebetulnya komitmen itu sudah ada dengan gagasan untuk belanja Donggala, hanya implementasinya memang susah, ini tinggal menunggu Peraturan Bupati (Perbup)," sebut Rustam Efendi saat dihampiri para media di Kasiromu Kantor Bupati Donggala. 

"Kemarin itu kita sepakat, siapa yang tidak menggunakan di denda, kalau hanya di himbau tidak ada yang badengar, jadi hanya selalu pandangannya mana regulasinya, hal ini sementara di rampungkan," bebernya.

"Untuk jenis pakaian yang nanti disepakati setiap hari kamis wajib memakai lengkap dan ada gagasan dewan juga sepakat, tapi ini perlu pertimbangan, apakah pakaian Donggala itu yang dimaksud ialah bajunya pakai sarung Donggala, atau pakai siga, atau pakai celana, tinggal dilihat yang jelas komitmen kita untuk menggunakan produk-produk lokal. Pemberian sanksi jika tidak konsisten di benarkan," tandasnya.

Ditempat yang sama, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Evenri Sihombing, S. E., M. Si, menyampaikan Berdasarkan Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2022 agar mengoptimalkan produk dalam negeri, ASN baik itu pimpinan OPD maupun staf menggunakan anggaran belanja Negara APBD.

"Anggaran itu harus dipakai di utamakan membeli produk-produk dalam negeri, kalau sudah ada barang dan jasanya di Donggala yaa kita utamakan juga produk Donggala, tapi kalau belum ada harus dari produk nasional, kalau memang di Negara kita belum punya tentu harus dari luar, tapi mengutamakan dulu produk-produk lokal dalam negeri, maka e-katalog harus di dorong," arahannya.

Evenri Sihombing pun menjelaskan, jadi kalau ada anggaran kegiatan misalnya pengadaan pakaian ASN, naa kenapa harus beli dari luar, yaa pakai batik Donggala, supaya batik Donggala juga hidup, jadi jangan keluar uangnya dari daerah lain biar bertumbuh ekonominya.

"Ini juga mendorong UMKM, pak Jokowi (Presiden RI) sudah perintahkan beregulasi," pungkasnya. (Syamsir)