Kurikulum Merdeka SMPN 1 Pabuaran Belajar Kearifan Lokal Daerahnya

Cirebon, RN - Mengangkat budaya kearifan lokal, masih terkait dengan salah satu karakter dalam profil pelajar Pancasila, yaitu berkebinekaa...

Cirebon, RN - Mengangkat budaya kearifan lokal, masih terkait dengan salah satu karakter dalam profil pelajar Pancasila, yaitu berkebinekaan global, di mana generasi sekarang bisa mengangkat keberagaman daerah menjadi suatu keunggulan lokal dan bisa mengglobal dengan keunggulan lokal tersebut.

Hal itu diucapkan Kepala Sekolah SMPN 1 Pabuaran Kab. Cirebon, Wawan Irwanto SPd, kepada media baru-baru ini, terkait menambahkan muatan lokal dalam pembelajaran menjadi salah satu yang ditawarkan dalam penerapan Kurikulum Merdeka pada anak didiknya.

"Tema pertama akan mengangkat budaya kearifan lokal kesenian Borok, anak-anak akan diarahkan bagaimana menggali sejarah, memenej dan pengenalan proses tumbuh kembangnya kesenian Burok," kata Wawan.

Dalam pelaksanaan itu, Pihaknya sudah koordinasi dan meminta salah satu budayawan lokal kesenian burok H Akim selaku pemimpin Mekar Jaya Muda (MJM) untuk berbagi pengalaman. Karena menurutnya, walaupun tanpa pendidikan tinggi tetapi dapat memenej dan bertahan hampir 38 tahun.

Dalam menggali potensi budaya kearifan lokal, pihaknya berharap anak-anak dapat mengkemasnya dalam bentuk makalah tentang pengelolahan menejemennya, sehingga akan timbul rasa mencintai kesenian tersebut.

"Jadi ada rasa bangga dengan potensi lokalnya, bisa mengembangkannya dan mengeksplornya, bahkan anak-anak bisa mengglobal dengan keunggulan lokal yang dimiliki. Dan selain itu dari segi ekonomi, kesenian burok dapat membuka peluang pekerjaan karena membutuhkan karyawan cukup banyak." ucap Maman yang sudah menjabat kepala sekolah SMPN 1 Pabuaran hampir 3 tahun jalan itu.

Dan menurutnya, dalam pelaksanaan kurikulum Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila (P5), selain mengabil tema mengangkat budaya lokal, tema selanjutnya akan mengangkat olahan makanan tradisional jagung manis. Dalam hal ini pihaknya mencoba menggiring anak-anak untuk tertarik mengembangkannya.

"Dalam olahan jagung manis, selain direbus jagung dapat dibuat kreasi olahan lainnya. Karena kita ketahui daerah Pabuaran terkenal dengan jagung manisnya. Akan tetapi, tergantung ketertarikan anak-anak apa dapat mendalaminya, kalau tidak kita diarahkan ke-tema lainnya." kata Maman.

Karena menurutnya. Hal yang sia-sia kalau dalam diri anak-anak tidak tertarik untuk mendalaminya karena akan berdampak pada mental anak didiknya. Oleh karena itu, dalam persoalan hal tersebut pihaknya dalam hal ini tidak bisa memaksa kehendak.

Kemudian Maman meneruskan. Untuk tema ketiga, pihaknya berencana mengambil tema pengelolahan sampah. Karena kita ketahui masalah sampah adalah masalah klasik yang sampai saat sekarang masih jadi persoalan Pemerintah Kabupaten Cirebon. Minimal, dengan tema pengelolahan sampah sedikit dapat mengurangi permasalahannya. Akan tetapi, tema-tema tersebut saat ini masih dalam tahap pembicaraan teem sekolah.

"Intinya, pelaksanaan P5 bukan hasil prodaknya. Tapi arahan ke-proses anak-anak dituntut penguatan projek pelajar pancasila dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi kritis, berkarakter dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila." pungkas Maman. (hasan)