POLRES DEPOK DIDUGA TIDAK MAMPU MEMBERIKAN RASA KEADILAN UNTUK RAKYAT

DEPOK, RADAR NUSANTARA Penipuan berkedok pengobatan supranatural saat ini marak di tengah masyarakat. Zkr diduga adalah salah satu pemain da...

DEPOK, RADAR NUSANTARA

Penipuan berkedok pengobatan supranatural saat ini marak di tengah masyarakat. Zkr diduga adalah salah satu pemain dari sekian banyak orang komplotan pelaku penipuan berkedok pengobatan yang membuat resah dan berkeliaran di tengah masyarakat.dari pemantauan pewarta Berdasarkan informasi dari masyarakat,diketahui Zkr tercatat sebagai warga perumahan Gaperi, Bojong Gede, Kab.Bogor.

Beberapa waktu lampau, ny, Rmm, seorang ibu rumah tangga berhasil diperdaya oleh Zkr hingga ratusan juta rupiah. Walhasil ny. Rmm kemudian pada tanggal 10 Mei 2022 telah melaporkan kejadian yg menimpa dirinya ke polres Depok.Sesuai dgn laporan nomor:LP/B/1058/V/2002/SPKT: AKP N P dan BRIPKA DS anggota satreskrim unit harda  ditugaskan sebagai penyidik yang menangani perkara selaku penyidik. Menurut pelapor, mereka terkesan tidak serius dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum, sehingga menguatkan dugaan mereka selaku tim penyidik seolah olah justru berpihak kepada oknum paranormal. ”saya sudah bicara dengan sebenar-benarnya," kepada penyidik perihal kejadian memilukan yang dialaminya. Kemudian dengan nada emosi ditegaskannya bahwa Zkr telah berhasil menguras tabungan TAHAPAN BCA miliknya hingga ia mengalami kerugian mencapai Rp 141 juta rupiah.

Selanjutnya ia menjelaskan kronologi peristiwa secara detail. Bahwa pada awal ia bertemu dengan Zkr si dukun palsu melalui lsa selaku  perantara kemudian dengan diantar oleh Lsa seorang tukang pijat yang baru saja dikenalnya. Dari penuturan ny.rmm, mereka bertemu dikediaman tantenya yang mengontrak sebuah rumah berlokasi di jalan swadaya 2 di bilangan Tanah Baru, Depok. Selanjutnya, ny.Rmm mengaku hanya satu kali memakai jasa Lsa selaku tukang urut. Diketahui antara lsa dan Zkr ternyata ada hubungan keluarga yakni bibi dan keponakan.

 Masih Menurut pengakuan ibu rumah tangga tersebut, ia diantar oleh Lsa, hanya satu kali melakukan pertemuan dengan Zkr di desa cilebut timur rt 04 rw 10 nomor 74, kecamatan sukaraja, bogor, alamat tersebut adalah rumah yang dijadikan tempat praktek “pengobatan” milik “abh tdi”. Oleh masyarakat setempat memang dikenal sebagai seorang paranormal. Selang beberapa waktu kemudian setelah pertemuan dengan Zkr, ny,Rmm merasakan keanehan pada dirinya. Ia mengakui tanpa sadar telah mentransfer uang sampai sebanyak 54 x ke nomor rekening si dukun palsu (bukti transfer ada pada redaksi).

Sekira 4 bulan semenjak ia buat LP. Akhirnya pihak polres Depok melalui unit Harda yg menangani kasus tsb. memanggil para pihak untuk konfrontir selanjutnya. Bripka DS penyidik yg menangani menyatakan selanjutnya pihak kami akan melakukan gelar perkara. Kemudian sepanjang bulan agustus, september, oktober, november tidak ada penjelasan sama sekali dari pihak penyidik. Anehnya, kemudian muncul tawaran dari bripka DS untuk dimediasi antara pihak suami pelapor dan terlapor. Penyidik.DS mengajak suami pelapor untuk bertemu dengan Zkr di kediamannya. Padahal jauh sebelum itu, penyidik DS mengatakan bahwa Zkr sedang berada di sumedang untuk jangka waktu selama 4 bulan. Yang mengherankan, mengapa kok tiba-tiba saja penyidik DS mengajak suami pelapor untuk bertemu di kediaman terlapor..? Yang menjadi permasalahan, apakah dibenarkan pihak penyidik menjalin komunikasi dgn pihak terlapor, apakah dibenarkan secara aturan? Di satu sisi, hingga memasuki bulan Desember 2022, hampir 8 bulan ny.rmm selaku pelapor tak jua mendapatkan kepastian hukum. Oleh karena itu, ny.Rmm memutuskan untuk mencabut perkara yang dilaporkannya.

Mencermati kondisi demikan, wajar saja jika masyarakat berkata bahwa kami tidak percaya lagi dengan slogan polri tribrata nomor 3.dan catur prasetya nomor 2 dan nomor 3. Maka teramat wajar pula muncul kembali slogan gusdur mantan presiden, polisi baik adalah jenderal hoegeng mantan kapolri dan patung polisi. Saat ini satu-satunya jalan masyarakat untuk memperoleh keadilan adalah melaporkan kasusnya kepada bapak kapolri selaku pemegang komando tertinggi di kepolisian.

.(Herdian).