Klarifikasi Camat Galut Bantah Tak Benar Permintaan Dana

Takalar, RN Beredar informasi pemberitaan yang  menuding 2 (dua) pejabat publik, yakni Camat Galesong Utara (Galut) dan Sekdes Sampulungan. ...

Takalar, RN

Beredar informasi pemberitaan yang  menuding 2 (dua) pejabat publik, yakni Camat Galesong Utara (Galut) dan Sekdes Sampulungan. Di dalam isi berita tersebut menuding Camat Galesong Utara diduga memeras dan meminta sejumlah dana kepada 4 (empat) orang  pelaku pengrusakan Kantor Desa Sampulungan yang beberapa waktu lalu memperoleh Restorative Justice (RJ) di Kantor Kejaksaan Negeri Takalar.

Sebelumnya, pasca mediasi tersebut telah bersepakat melalui Restorative Justice (RJ) kedua belah pihak, yakni Pemerintah Desa Sampulungan dengan ke 4 (empat) orang pelaku pengrusakan bersama keluarga, dengan maksud para pelaku dapat kembali kepada keluarga dan berjanji tidak lagi melakukan perbuatan demikian, Kamis 12/01/2023.

Terkait pemberitaan tersebut, melalui salah satu media online, oleh oknum LSM yang menuding Camat Galesong Utara bersama Sekdes Sampulungan diduga memeras atau meminta sejumlah dana pelaku pengrusakan. Camat Galut  Sumarlin, S.Pd., sontak merasa geram, membantah keberatan dirinya dituding diduga melakukan pemerasan atau meminta sejumlah dana kepada pelaku  pengrusakan Kantor Desa Sampulungan Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.

Camat Galesong Utara Sumarlin, S.Pd., akhirnya angkat bicara dan mengundang sejumlah awak media, mengklarifikasi terkait pemberitaan yang merugikan dan mendiskreditkan dirinya bersama Sekdes Sampulungan. Tudingan kepada dirinya diduga melakukan pemerasan atau meminta sejumlah dana kepada para pelaku pengrusakan kantor desa adalah sangat tidak benar, pasca Pilkades beberapa waktu lalu, 04/12/2022.

Dihadapan awak media dan Kepala Desa Sampulungan serta keluarga para pelaku pengrusakan kantor desa dihadirkan dalam jumpa pers. Dalam penjelasan Camat Sumarlin S.Pd., menyampaikan dirinya sama sekali tidak pernah berhubungan dengan keluarga pelaku pengrusakan, terkecuali saat mediasi Restorative Justice (RJ) di Kantor Kejaksaan Takalar, Rabu 25/01/2023.

Dirinya menyampaikan, bahwa sejumlah dana senilai 29 juta tersebut merupakan hasil kesepakatan untuk semua pelaku pengrusakan yang disampaikan saat mediasi RJ di Kantor Kejaksaan Takalar secara lisan. Dana senilai 29 juta sebagai ganti rugi atas kerusakan di Kantor Desa Sampulungan dan sesuai berita acara Restorative Justice. "Saya tidak pernah menghubungi atau Chattingan di WhatsApp untuk meminta uang kepada mereka, atau sebaiknya dapat ditanyakan langsung ke keluarga pelaku", jelas Sumarlin, S.Pd.

Dana senilai 15 juta sejak awal diberikan keluarga pelaku pengrusakan sebagai ganti rugi ongkos perbaikan awal yang merupakan kebijakan dan sisanya akan dibayarkan bertahap dari kesepakatan senilai 29 juta secara lisan disepakati di mediasi RJ. "Dana senilai 7 juta seperti yang dimaksud di pemberitaan itu tidak ada, akan tetapi sudah termasuk dalam kesepakatan senilai 29 juta dan tidak ada lagi senilai seperti yang dimaksud", ungkap Camat Galut.

Dilansir pemberitaan sebelumnya pernyataan Arny Jonathan, SH., di salah satu media yang menuturkan, bahwa ada keganjalan sebab keempat keluarga tersangka pengrusakan Kantor Desa Sampulungan setelah perbaikan dengan nilai kerugian kurang lebih Rp.7.000.000 juta dengan biaya sendiri dan sudah selesai diperbaiki.

Anehnya Camat Galesong utara bersama sekdes sampulungan memaksa membayar lagi kerugian sebesar Rp. 29.000.000 juta dan baru dikasi oleh keempat keluarga tersangka sebesar Rp.15.000.000 jt daj sisanya dibayar nanti seseuai bukti pernyataan lalu mengancam dan menakut-nakuti keluarga tersangka kalau tidak diselesaikan. "Kami meminta catatan perbaikan yang mereka minta melalui sekdes sampulungan malah tidak ingin memperlihatkan bahkan mengatakan ada biaya-biaya yang tak terlihat,” Kok Ada biaya takterlihat sedangkan lubang jarum saja terlihat", jelasnya.

Yang paling parah Camat Galesong Utara menyuruh Sekdes Sampulungan meminta uang kepada keluarga tersangka sebagai biaya operasional, bahkan diduga oknum polwan PPA polres takalar ikut terlibat melalui Catingan Whatsap kepada keluarga tersangka", tuturnya.

Dikesempatan sama, salah seorang keluarga pelaku pengrusakan yang hadir mewakili inisial IS mengatakan, bahwa Camat dan Kepala Desa tidak pernah meminta uang, terlebih lagi memeras, bahkan mereka merasa terbantkan untuk difasilitasi oleh Camat Galesong Utara beserta semua pihak dari pemerintah daerah. "Awalnya disepakati bersama 29 juta, tetapi kami masih diberi keringanan dulu senilai 15 juta dan itu pun sisanya kami bayar bertahap menyicil", ungkap salah seorang keluarga pelaku.

Pada akhirnya, Sumarlin, S.Pd., Camat Galesong Utara menyampaikan, bahwa pemberitaan tersebut adalah tak benar dan tidak profesional, proporsional dan obyektif, oleh karena menyudutkan nama baiknya dan telah dicemarkan.

( Rahmat )