Pandeglang, Radar Nusantara Program Banten Peduli Kemanusiaan, Peduli Berbagi (Gerakan Membantu) semakin meluas. Pertama digagas oleh Eko Su...
Pandeglang, Radar Nusantara
Program Banten Peduli Kemanusiaan, Peduli Berbagi (Gerakan Membantu) semakin meluas. Pertama digagas oleh Eko Supriatno, gerakan ini kini sudah diikuti oleh berbagai relawan di wilayah lainnya. Seperti kemarin, Selasa 28 Februari 2023, relawan komunitas Gowes ikut melakukan gerakan yang sama.
Bertempat di Shelter Tsunami, Labuan, relawan membagikan 100 kotak makanan yang dibeli dari dua warung nasi sekitar yang terdampak krisis ekonomi.
Saya pagi ini senang dan semangat sekali karena dapat pesanan ini. Biasanya masak sedikit karena penjualannya sedang lesu dan saya berpikir nanti pasti nggak habis lagi, " kata Tika, penjaga warteg.
Sejak paila (paceklik), cuaca buruk dan ikan tidak ada beberapa minggu lalu, warung sari rasa, kerap merugi. Omsetnya bahkan turun hingga 60 persen. Tika bercerita bahwa beras satu karung yang biasa habis dalam tiga atau empat hari, kini seminggu pun masih ada. Sayur yang dimasaknya pun kerap bersisa padahal jumlah yang dimasak sudah ia kurangi. Masyaallah, kok sedih sekali, keluh Tika saat itu.
Tika, penjaga warteg menunjukkan menu makan yang ia masak. Ada nasi, telur balado, tempe goreng, dan urap sayuran.
Daripada terbuang, tak jarang Tika membagikan makanannya kepada para pemulung atau pengemis di lewat di sekitaran warungnya. Pas lagi sepi ada beberapa datang, ada orang gila, pemulung, minta nasi ya Alhamdulillah saya kasih aja, daripada ke buang, tutur Tika.
Ketika relawan Banten Peduli Kemanusiaan datang menyurvei wartegnya atas rekomendasi desa, Tika sangat siap. Kabar hari itu memberikan harapan untuk pedagang kecil sepertinya. Karena sepanjang ia berjualan warteg, belum pernah ia temui situasi terpuruk seperti saat ini.
Sejak Selasa hingga Jumat nanti warteg menerima pesanan 60 kotak makanan per harinya. Pesanan ini membuat penjaga warung merasa bersyukur karena bisa menambah pemasukan di masa-masa sulit.
Wartegnya, tempat Tika berjualan bukanlah warteg kepunyaannya pribadi. Ia dimodali tempat dan bahan makanan, jadi Tika hanya perlu menjalankan usahanya. Dari sana setiap bulan ia harus menyetor sejumlah biaya, gampangnya berbagi keuntungan pada pemberi modal. Saat ini, ia menyetor sekitar lima juta rupiah per bulannya. Namun biaya ini baginya terasa besar di masa pandemi seperti ini. Adanya Program Banten Peduli Kemanusiaan Berbagi ini sangat besar manfaatnya untuk Tika.
Alhamdulillah hari ini dikasih rezeki. Saya senang, bersyukur, walaupun namanya pesanan tapi saya ikut merasa membantu juga apalagi (makanannya) untuk orang yang lebih membutuhkan, tutur Tika yang sempat ikut membagikan nasi kotak kepada warga di sekitaran Shelter Tsunami Labuan.
Ikin menerima satu kotak makanan. Wajahnya bergembira karena makanan ini merupakan berkah untuknya dan keluarga.
Salah satu penerima makanan hari itu adalah Ikin yang kesehariannya berjualan kopi di pinggiran Kali Teluk. Ia mengaku sangat bersyukur bisa menerima sekotak nasi hari itu. Sesampainya di rumah, ia tidak memakannya sendiri namun berbagi dengan sang istri, Siti Nuriyah. Cukup ini neng buat berdua, katanya sambil melahap nasi yang dilengkapi dengan telur balado, tempe goreng, dan urap sayuran sebagai lauknya.
Penghasilan Ikin berjualan kopi memang sedang sangat terbatas. Sehari ia paling banyak membawa uang 15 ribu saja. Selain karena paila, Ikin, panggilannya mengaku tidak mampu merombak gerobak kopinya menjadi lebih memadai sehingga bisa menarik pembeli. Namanya dagang, kadang sepi, kadang rame. Sekarang banyak juga saingan yang dagang, jadi saya kalah, cerita ayah dua anak itu.
Sesampainya di rumah, Ikin menikmati makanan dari Banten Peduli Kemanusiaan bersama istrinya, Siti Nuriyah.
Dalam keadaan yang serba terbatas itu Ikin dan Siti Nuriyah tak banyak mengeluh. Mereka tetap menjalani kehidupannya dengan sederhana dan secukupnya. Kita bawa enjoy aja, jangan dipikir-pikir, malah jadi penyakit. Mendingan kita susah senang dibawa happy aja lah neng, timpal Siti Nuriyah. Tapi Alhamdulillah neng, banyak yang kasih bantuan. Kayak makanan hari ini, trus ada dari bansos pemerintah, ada juga bantuan dari sekolah anak, imbuhnya.
Dedi Supriyadi, Kades Labuan mengapresiasi Program Banten Peduli Kemanusiaan, Relawan Berbagi (Gerakan Membantu) ini. Ia turun langsung melihat bagaimana Banten Peduli Kemanusiaan membagikan makanan kepada warga yang satu persatu. Ia juga berterima kasih karena masyarakat bisa terbantu. Baik bagi para pedagang, juga para warganya.
Di satu sisi, semenjak paila ini para pedagang tentu pendapatan menurun drastis. Di sisi lain, ada juga warga kami yang sulit mendapatkan makanan, ada beberapa kepala keluarganya yang di-PHK sehingga kesulitan mencukupi kebutuhan sehari-hari, tutur Dedi. Program ini sangat bagus dan sangat baik dan bisa juga diterapkan oleh para donatur lainnya karena dampaknya sangat terasa dan langsung kepada masyarakat kami, lanjutnya.
Sementara itu Deska salah satu relawan, Kegiatan berharap kegiatan ini benar-benar bisa membantu para pedagang dan warga terdampak krisis. Semoga warga ini semakin semangat menyambung asa untuk melewati rintangan ini. Semoga juga penerima makanannya juga terbantu dan sedikit meringankan beban mereka, kata Deska. (Wan/E).
COMMENTS