Aksi Tolak UU Cipta Kerja, "May Day" Hari Buruh Sedunia Di Makassar

Makassar, RN Unjuk rasa (Unras) massa dari gabungan beberapa Organisasi kemasyarakatan (Ormas) Buruh turun ke jalan di seluruh wilayah di In...

Makassar, RN

Unjuk rasa (Unras) massa dari gabungan beberapa Organisasi kemasyarakatan (Ormas) Buruh turun ke jalan di seluruh wilayah di Indonesia, khususnya di kota Makassar. Sejumlah Ormas Buruh tersebut, sebagai wujud solidaritas dan kepedulian buruh dan di Hari Peringatan Buruh Sedunia "May Day" yang jatuh 01 Mei 2023 setiap tahunnya.

Aksi Unras gabungan sejumlah Ormas Buruh yang terdiri dari, KSPSI, KSBSI, KSN, GSMN, KSPI, GSBMI, FPBN, SBNI, PMBI turun ke jalan menyampaikan aspirasi pekerja buruh dan memperingati Hari Buruh Sedunia "May Day" dan protes menuntut beberapa tuntutan terhadap kebijakan Pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat, khususnya pekerja buruh di Indonesia.

Aksi Unras gabungan sejumlah Ormas Buruh tersebut, digelar dibeberapa titik lokasi, diantaranya dimulai di depan Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dan Flyed Over KM 04, sekitar pukul 10 wita dan di depan Kantor Gubernur Sulsel, di depan Kantor Polda Sulsel serta perusahaan penyelenggara Ketenaga Kerjaan, Senin 01/4/2023.

Dalam aksi orasinya protes tuntutan mempertanyakan hasil rekomendasi yang telah disampaikan beberapa waktu lalu melalui forum merupakan 12 point pernyataan sikap, pada intinya 4 point, yakni Evaluasi dan Mencabut Undang-undang (UU Cipta Kerja), Stop Union Busting dan Kriminalisasi Pekerja Buruh, Tindak Tegas Perusahaan Pelanggar UU Ketenaga Kerjaan dan Stop Pemutusan Hubungan Ketenaga kerjaan (PHK) secara sepihak.

Peserta aksi Unras, ormas buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang ditemui melalui Koordinator lapangan (Korlap) Ahmad Zulfikar, SH., menyatakan sikap tegas, menuntut evaluasi dan mencabut UU Nomor 6 tahun 2023 tentang Cipta Kerja yang pada dasarnya menyesatkan dan membelenggu serta menyengsarakan para pekerja buruh di setiap perusahaan.

Menurut peserta aksi, mewakili ormas buruh lainnya mengatakan, bahwa penetapan Perpu Nomor 2 tahun 2022 sebagai pengganti UU Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. "UU Cipta Kerja ini, sangatlah tidak berpihak bagi pekerja buruh dan terlebih lagi kebijakan pemerintah kembali menetapkan UU Nomor 6 tahun 2023 tentang Cipta Kerja", ungkap tegas Korlap KSPSI.

Untuk itu, menurutnya dalam tuntutan protes ke 4 poin yang mengacu UU Nomor 6 tentang Cipta Kerja, yakni Evaluasi dan Mencabut Undang-undang (UU Cipta Kerja), Stop Union Busting dan Kriminalisasi Pekerja Buruh, Tindak Tegas Perusahaan Pelanggar UU Ketenaga Kerjaan dan Stop Pemutusan Hubungan Ketenaga kerjaan (PHK) secara sepihak. 

Sementara itu, aparat kepolisian sedang melakukan pengamanan saat ditemui menanggapi terkait aksi Unras tersebut, bahwa Hari Buruh Sedunia merupakan hari bersejarah bagi kaum buruh dan sangat berharap aksi ini berjalan tertib, aman dan lancar dalam menyampaikan aspirasi pekerja buruh di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.

Pada akhirnya, usai menyampaikan orasi di depan Kantor DPRD Sulsel dan di Flyed Over Km. 4, massa dari gabungan Ormas buruh dan mahasiswa Pemerhati, sekitar pukul 02.00 wita, kembali untuk memulai melanjutkan konvoi kendaraan dan berkeliling Kota Makassar. Dengan pengawalan ketat aparat kepolisian dan  sesekali menyempatkan singgah untuk berorasi di lokasi perusahaan fasilitas  penyelenggara Ketenaga kerjaan.

( Rahmat )