lapor pak P.J. Bupati, kebijakan bapak sengsarakan rakyat

Kuningan, RN Pasca di berlakukan nya kebijakan P.J. Bupati  Kuningan beberapa hari lalu untuk mensterilkan area taman kota bersih dari pedag...

Kuningan, RN

Pasca di berlakukan nya kebijakan P.J. Bupati  Kuningan beberapa hari lalu untuk mensterilkan area taman kota bersih dari pedagang kaki lima , membuat sejumlah masyarakat yang biasa berjualan di area tersebut sengsara. 

Hal itu terkuak saat media ini mencoba berbincang bincang dengan mereka yang biasa berjualan di area taman kota Kuningan, Jum'at (24/4/2024)" Gara garavnggak bisa jualan seperti biasa saya jadi sengsara , buat uang jajan sekolahpun minjem ,entah dari mana bayarna," Kata Adre menjawab pertanyaan wartawan

Andre merpakan siswa SMK negeri 1 Kuningan ,dia seorang yatim piatu ,tinggal di rumah pamannya dan untuk membiayai kebutuhan biaya sekolah nya dia berjuang sendiri.

Sepulang sekolah Andre biasa menjajakan dagangan sekedar untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan kedua adiknya yang masih duduk di bangku sekolah.

Hal yang sama di rasakan Sari ,semenjak ada kebijakan mensterilkan Taman kota dirinya tidak ada penghasilan sama sekali karena belum mendapatkan pekerjaan lain" Kemarin saya sampai nahan lapar , gara gara nggak bisa usaha, asli gara gara ini jadi sengsara ," ucap Sari pake logat sunda.

Terkait hal tersebut mendapat tanggapan serius dari Ketua Forum Silaturahmi Pers Jurnalis Bela Negara ( FOSIL JBN ) Jawa Barat Nandang, menurutnya, kebijakan tersebut harusnya di evaluasi lagi sampai dalam" Saya paham semua kebijakan seorang pejabat itu pasti tujuannya bagus , tapi harus dipertimbangkan efeknya dari sebuah kebijakan ,apakah lebih banyak positif nya atau negatif nya buat rakyat," katanya.

Masih menurut Ketua FOSIL JBN yang asli pituin Kabupaten Kuningan, kebijakan dengan alasan untuk penataan dan penertiban jalau tidak di barengi solusi yang menyeluruh pasti ujung-ujungnya ada yang merasa di rugikan (di sengsarakan...red)." Katanya mau meniru daerah lain seperti Malioboro di Yogyakarta dan daerah lain misalnya, tapi harus di ingat apakah di kita sudah siap , saya kira belum , kasian masyarakat pedagang kecil ,baru saja mau merangkak naik epek dari masa vandemi kini udah di kebiri lagi kebebasannya, padahal banyak orang yang mengandalkan usaha di tempat tersebut," tuturnya.

" Pokoknya saya pikir kebijakan ini perlu di evaluasi , kasihan masyarakat kecil apalagi ada anak yatim piatu yang mencari makan dan untuk biaya sekolah nya sampi sengsara karena nggak bisa ngais rezeki," pungkasnya.

(Fulls)