Ada Apa dengan SMPN 2 Takalar? Siswi Diduga Dikorbankan Sistem Dapodik

Takalar, RN Dunia pendidikan di Kabupaten Takalar kembali dibayangi permasalahan. Seorang siswi SMP Negeri 2 Takalar yang telah menempuh pe...

Kadis Pendidikan Takalar Ajak Maknai Hardiknas dengan Peningkatan Kualitas Pendidikan

GMBI Minta Aparat Hukum Telisik Pembangunan Trotoar Takalar yang Diduga Tak Sesuai Spek

Ketua GMBI Distrik Takalar Pertanyakan Kejanggalan Lapak Alun-Alun, Bandingkan dengan Kasus Pasar Dande dandere serta UMKM galesong

Takalar, RN

Dunia pendidikan di Kabupaten Takalar kembali dibayangi permasalahan. Seorang siswi SMP Negeri 2 Takalar yang telah menempuh pendidikan selama satu tahun, mendadak dinyatakan tidak terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang transparansi dan pengelolaan data di sekolah tersebut.

Ketua LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Takalar, Rahim Sua, menyoroti kasus ini. Ia mempertanyakan bagaimana mungkin seorang siswi dapat bersekolah selama satu tahun penuh, mengikuti seluruh kegiatan belajar mengajar, dan bahkan GMBI bagaimana bisa biaya operasional siswa (BOS) bisa cair namun namanya tidak tercatat dalam Dapodik. Hal ini menimbulkan dugaan adanya penyimpangan administrasi yang perlu diusut tuntas.

Lebih memprihatinkan lagi, orang tua siswi tersebut dilaporkan mendapat tekanan dan intimidasi dari oknum kepala sekolah. Mereka ditekan dengan dalih nama anaknya tidak terdaftar di Dapodik pusat, menimbulkan kekhawatiran akan terhambatnya pendidikan sang anak. Kejadian ini menunjukkan adanya praktik yang tidak etis dan merugikan pihak siswa dan orang tua.

Merasa khawatir dan terancam, orang tua siswi tersebut akhirnya melaporkan permasalahan ini kepada awak media. Mereka berharap agar kasus ini dapat segera ditangani dan mendapatkan solusi yang adil bagi anaknya. Kejadian ini menjadi sorotan tajam bagi publik, yang menuntut transparansi dan akuntabilitas dari pihak sekolah.

Menanggapi hal tersebut, pihak sekolah melalui perwakilannya menyatakan akan mencari solusi atas permasalahan ini. Namun, pernyataan tersebut dinilai belum cukup memuaskan, mengingat dampak yang telah ditimbulkan terhadap siswi dan keluarganya. Publik menantikan langkah nyata dan komitmen yang tegas dari pihak sekolah dalam menyelesaikan masalah ini.

GMBI Distrik Takalar mendesak pihak terkait, termasuk Dinas Pendidikan Kabupaten Takalar dan aparat penegak hukum, untuk segera turun tangan menyelidiki kasus ini secara menyeluruh. Transparansi dan keadilan harus ditegakkan untuk memastikan agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan melindungi hak-hak setiap siswa untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

(abd kadir)