Istri Penyelam Penangkap Ikan Berlinang Air Mata Mengenang Almarhum

Belitung, RN.   Peristiwa kecelakaan kerja di laut kembali terjadi pada seorang warga Buton NTB yang sudah lama berdomisili di Belitung,...

Belitung, RN. 

Peristiwa kecelakaan kerja di laut kembali terjadi pada seorang warga Buton NTB yang sudah lama berdomisili di Belitung,Menurut Surtina istri Almarhum Rajudin alias Rajes mengatakan kronologis kejadiannya pada waktu itu di bulan agustus,Suaminya ijin mau berangkat melaut tidak ada tanda tanda sebelum kecelakaan ini terjadi.

"Menurut saksi anak buah suami saya mengatakan bahwa suami saya dua kali ikut turun ke dalam laut untuk melakukan penyelaman.Pada waktu kedua kali inilah suami saya memberikan kode atau tanda agar dia diangkat ke atas,mendapat kode seperti itu anak buahnya segera menarik tali yang mengikat badan suami saya,Sesampainya di atas kapal kondisi suami saya sudah lemas dan sesak nafas,salah satu anak buahnya mengatakan bahwa selang kompresor mengalami kebocoran ini yang mengakibatkan suami saya meninggal", kata surtina kepada media ini dikediamannya yang cukup sederhana tidak jauh dari Pelabuhan Tanjung Pandan.

Rajudin alias Rajes dibawa ke RSUD Tanjung Pandan pada pukul 13.00 wib setelah menempuh perjalanan laut berjam jam dengan kondisi lemas dan sesak nafas,Rajudin meninggal dunia pada pukul 17.00 wib di RSUD (07/08/2016) sepuluh hari sebelum peringatan Hari Kemerdekaan RI.

Almarhum Rajes dibawa ke kampung halamannya NTB (08/08/2016) pukul 16.00 wib menggunakan penerbangan terakhir Sriwijaya Air untuk disemayamkan,Dalam penerbangan ini didampingi Istri Almarhum Rajes,Adik Almarhum dan kedua Anaknya yang masih kecil kecil usia 7 tahun laki laki dan umur dua setengah tahun perempuan.

Ketika RN tanyakan kepada surtina janda Alm Rajudin tentang tanggung jawab Perusahaan atau pemilik kapal berinisial AW mengatakan “ Sampai saat ini tak ada kejelasan,yang setahu saya masalah biaya pemulangan Alm ke NTB dan biaya pemakaman tanggungan dia ( AW red).

Tentang hutang piutang pinjaman suami saya,Saya dengar sendiri pak AW menghapuskan semuanya dan katanya pada waktu almarhum masih sadar di Rumah sakit, "pak Rajudin kamu dak usah pikirkan masalah pinjaman dan hutang piutang,yang penting Bapak sehat dan jangan bicara sama orang tentang kejadian ini kalau orang nanyak bilang aja bapak sakit", kata AW kepada suami saya,perkataan AW ini disaksikan istri almarhum Rajudin,anak buahnya satu orang dan kedua anaknya yang gadis dari perkawin suami terdahulu.

Tapi apa kenyataanya setelah beberapa bulan kejadian Alm meninggal,pak AW mengatakan bahwa kami masih terhutang dua juta lima ratus ribu rupiah pada waktu suami saya dan ibu mertua saya pinjam uang,inikan tidak sesuai dengan perkataan pak AW sewaktu di rumah sakit,mana janji beliau kata surtina penuh emosi.

Ketika RN menanyakan apa harapan ibu tentang kasus ini,Surtina dengan mata berkaca kaca  mengatakan kepada RN “ apa yang sudah kami alami sekarang  ini hidup sengsara makan aja susah pak apalagi kami harus membayar hutang dari mana kami dapat uang,justru pak AW selaku pengusaha memberikan pesangon kepada alm.suami saya agar kami yang ditinggalkan bisa makan dan memebesarkan anak anak sampai sekolah “katanya sambil mengusap air mata. (Jphp)