Kenaikan Harga Buah Pinang di Kab. Solok Selatan

Solok Selatan, RN. Harga komoditi getah karet di Kabupaten Solok Selatan (Solsel), Prov. Sumatera Barat (Sumbar) sudah mulai menggair...

Solok Selatan, RN.

Harga komoditi getah karet di Kabupaten Solok Selatan (Solsel), Prov. Sumatera Barat (Sumbar) sudah mulai menggairahkan. Membaiknya harga getah karet di Solsel sudah berlangsung dalam rentang satu bulan belakangan ini. Saat ini harga getah karet sudah mencapai pada kisaran Rp10ribu sampai 12 ribu per kilogram, sebelumnya hanya 4 sampai 5 ribu per kilogram.

Walaupun harga getah karet sudah menggiurkan namun petani karet tidak bisa melakukan aktivitas untuk menderesnya, hal ini karena tingginya curah hujan di daerah tersebut.

“Harga karet sudah  naik sekarang, tapi sayang kita tida bisa menderesnya. Biasanya kalau tidak musim hujan kebun karet kami bisa menghasilkan 15 sampai 20 kilogram satu kali menderesnya,”ucap Condra, petani karet di Kecamatan Pauh Duo,Selasa,(21/2).

Seperti diketahui, komoditi karet adalah salah-satu komoditi andalan Kabupaten Solok Selatan setelah buah sawit. jika petani karet berkesempatan menderes kebun karetnya maka akan menggerakan roda perekonomian masyarakat.

Kenaikan harga juga terjadi pada komoditi buah pinang. Saat ini toke (pengumpul) di daerah itu membeli ke petani dengan kisaran harga Rp11 sampai Rp11,500 perkilogram. Sebelumnya pada minggu lalu harga pinang hanya Rp. 8ribu per kilogram.

Sementara harga kebutuhan pokok, seperti beras juga ikut mengalami kanaikan. Kenaikan harga beras terjadi pada beras varietas super, Varietas super tersebut seperti beras “anak daro,redek,Ir dan sejenis lainya sudah mencapai Rp14,375 perkilorgam. Sebelumnya hanya Rp12,500 per kilogram.

Kenaikan harga beras di Solok Selatan salah-satu penyebabnya dipicu oleh datangnya musim hujan di daerah tersebut, dengan tibanya musim hujan petani tidak bisa menjemur padinya.

“Adi banyak tapi tidak bisa dijemurkan karena musim hujan. Hal inilah yang menyebabkan harga beras menjadi naik”,kata Siti,salah seorang petani warga Kecamatan Sungai Pagu. (Aprilia/Syahril)