Oknum Kepala Desa Di Kecamatan Labuhan Meringgai Menyerobot?

Lampung Timur, RN. Sebuah bangunan los pasar desa di Kecamatan Labuhan Meringgai adalah milik Suw warga setempat. Bangunan berukuran 3 ...

Lampung Timur, RN.
Sebuah bangunan los pasar desa di Kecamatan Labuhan Meringgai adalah milik Suw warga setempat. Bangunan berukuran 3 meter x 5 meter itu, dijual oleh Suw Rp. 2 juta dengan SA (59) tetangganya pada, 11/ 11/ 2008 silam. Yang dibuktikan dengan surat pernyataan jual beli.

Ditanda tangani oleh 4 saksi dan diketahui oleh Isw Kades terdahulu. Seluruh bangunan los pasar milik SA berjumlah 4 lokasi. Lalu 2 bangunan los dijual oleh SA pada orang lain. Kini sisa 2 los saja, sedangkan 1 los ditempati SA. Ketika 1 los sedang di rehab, tiba - tiba dilarang oleh Par. 

Selanjutnya, bangunan los  itu beralih ke tangan MAY tetangga SA. Menurut MAY, los itu dibelinya dari Par Kades seharga Rp. 10 juta beberapa waktu lalu. Alasan Kades, bangunan itu selama 6 bulan tidak bayar retribusi dan 3 tahun tidak berfungsi. 

Dikemanakan uang Rp. 10 juta hasil menjual los pasar, uang hasil sewa tanah pasar desa dan hasil retribusi los pasar desa milik SA selama 29 tahun ? Apakah masuk kas desa atau kantong pribadi Kades dan pihak tertentu ? Apakah pengurus BPD dan pengelola pasar desa mengetahui tentang kas desa yang sebenarnya? "Bangunan itu dibeli mertua (SA) 2 juta dari pak Suw tahun 2008, ada bukti surat pernyataan jual belinya. 

Semua los punya mertua ada 4 lokasi diminta biaya sewa bulanan tanah 40 ribu pakai 1 kwitansi saja. Kemudian 2 los dijual lagi oleh mertua dan tersisa 2 los. Yang 1 (los) ditunggu (dihuni) mertua (SA) dan 1 los belum dipakai. Ketika sedang di rehab oleh mertua dilarang Kades. 

Tapi sewa tanah pasar untuk 2 los dipungut 25 ribu sebulan 1 kwitansi dan retribusi 2 hari 4 ribu tetap dibayar 4 kwitansi. Tiba - tiba, kami tidak tahu kalau los yang kosong itu dijual pak lurah (Par) ke pak MAY",kata Rian Aktori anak menantu SA pada, 4/2. Par Kaded disinyalir ada dendam dengan Asrofi (mantan suami SA) dan Rian.

"Mungkin dia (Par) ada dendam dengan mertua (Asrofi), sebab dulu pernah ribut sama dia. Juga waktu pilkades kami tidak mendukung dia",tambah Rian menantu SA.

Sejak beralih ke tangan MAY, SA telah 2 kali didatangi orang yang disinyalir suruhan Par. Tujuannya, hendak meminta surat pernyataan jual beli itu. Karena merasa haknya, maka surat itu tidak diserahkan oleh SA. "Pernah ada orang datang 2 kali temui mertua (SA), (tujuan) mau minta surat (jual beli) itu. Katanya (alasan) mau ada pendataan ulang",tutup Rian.

Menurut MAY, pihaknya tidak tahu jika los itu milik Rian. Ia membeli dari Par Kades dengan harga Rp. 10 juta beberapa waktu lalu. "Saya tidak tahu kalau bangunan ini punya Rian. Saya beli (bangunan) dari pak lurah (Par), harganya 10 ribu (Rp.10 juta) bulan (tahun)  kemarin 2016",ujar MAY saat dikonfirmasi dibengkel motornya yang berjarak sekitar 15 meter dari bangunan los pasar itu.

Mendapat laporan tentang perihal itu, Ismail Camat Kecamatan Labuhan Meringgai berencana akan menghubungi Par Kepala Desa itu "Kalau begitu, nanti saya konfirmasi Kades dulu",kata Camat. Selanjutnya, "pak Kades sudah saya temui, katanya, itu sudah sesuai perdes, los itu sudah di alihkan oleh Kades yang dulu",imbuh Ismail menirukan Kades.

Kepala Desa, Par berdalih bahwa bangunan los pasar desa itu selama 6 bulan tidak membayar retribusi. Oleh sebab itu bangunan los menjadi hak milik (aset/ kas) desa. "Masalah lokasi selama 6 bulan berturut tidak digunakan aktivitas dan tidak membayar retribusi guna untuk pembangunan dusun maka hak tanah tersebut menjadi hak desa",kelit Par via sms pada, 5/2.

Ia menambahkan, bangunan los pasar milik SA juga telah 3 tahun tidak berfungsi sesuai ketentuan.

"Dan (bangunan los) itu selama 3 tahun nggak dilakukan aktivitas layaknya yang disepakati",alibi Kades.

Secara psikis SA sekeluarga merasa tertekan akibat sikap diskriminasi Kades. Mereka takut keselamatan jiwa terancam. Karena sebelum  menjabat Kades, Par disinyalir sebagai preman.

Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 29 Kepala Desa dilarang : huruf a, b, c dan d.

Kitab Undang - Undang Hukum Pidana Pasal 385 : Dengan hukuman penjara selama - lamanya empat tahun dihukum : Ayat 1e. barangsiapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak menjual suatu hak rakyat dalam memakai tanah Pemerintah atau sesuatu rumah tempat orang menjalankan hak rakyat memakai tanah itu, sedang diketahuinya bahwa orang lain yang berhak atau turut berhak atas barang itu.

Penjelasan, 1. kejahatan - kejahatan tersebut didalam pasal ini (385) disebut kejahatan "stellionat" yang berarti penggelapan atas hak barang - barang yang tidak bergerak (onroerende goederen) "barang - barang" yang tidak bergerak  (onroerende goederen)" misalnya tanah, sawah, gedung dan lain - lain. (Ropi)