Palu, RN. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tengah , Ir. CH Shandra Tobondo...
Palu, RN.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tengah , Ir. CH Shandra Tobondo, MT, menyatakan bahwa realisasi investasi pada tahun 2016 telah melampaui Target yang telah ditetapkan BKPM RI. Secara keseluruhan Target yang telah diacapai sebesar 158% dari Target 14,5 Triliun Rupiah yang telah ditetapkan oleh BKPM RI pada tahun 2016.
Hal tersebut disampaikan Kepala DPMPTSP Provinsi Sulawesi Tengah Ir. CH Shandra Tobondo, MT saat mengumumkan realisasi investasi dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) selama tahun 2016, hari ini di Pal urealisasi investasi ini merupakan realisasi PMDN dan PMA, berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang diterimah BKPM, DPMPTSP Provinsi Sulawesi Tengah dan seluruh Kantor Dinas Penanaman Modal se-Sulawesi Tengah.(27 January 2017).
Dengan Hasil Realisasi Ini terdapat kenaikan capaian realisasi investasi dari tahun 2015 kemarin, dimana saat itu capaian realisasi investasi di Sulteng sebesar Rp 14,53 Trilyun, artinya capaian realisasi investasi tahun 2016 naik sebesar 158% dari tahun 2015. Angka tersebut sekaligus memecahkan rekor tertinggi realisasi investasi diwilayah Kawasan Timur Indonesia.
Nilai tersebut berasal dari realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 1,08 Trilyun, sedangkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 21,9 Trilyun. Realisasi Penanaman Modal berdasarkan wilayah 5 terbesar adalah Kab. Morowali (Rp 17,6 Triliun); Kab. Banggai (Rp 4,19 Triliun); Kab. Morowali Utara (RP 599 Miliar); Kab. Poso (Rp 441 Miliar) dan Kota Palu (Rp 82,1 Miliar).
Untuk sector bidang usah yang memiliki nilai realisasi investasi terbesar sektor industry logam dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik sebesar(Rp 17,03 Triliun), diikuti Industri Kimia dasar, barang kimia dan Farmasi (Rp 3,9 Triliun), sector Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar (Rp 577 Miliar) serta, industry Makanan sebesar (Rp 568,9 Miliar) Dan Listrik Gas, Air sebesar (Rp 521, 2 Miliar).
“Dengan Semakin Tingginya Hasil Realisasi Tahun 2016 menunjukkan bahwa para Investor yang berinvenstasi di Sulawesi Tengah semakin serius untuk meralisasikan rencana investasinya. Hal ini tentunya tidak leps dari peran Pemerintah baik di Kabupaten dan Kota di Sukawesi Tengah, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah maupun Pemerintah Pusat dalam rangka mendorong terealisasinya rencana investasi demi kesejahteraan masyarakat. Selain itu sampai dengan akhir tahun 2016 masih ada beberapa Kabupaten di Sulawesi Tengah yang Realisasi Investasi masih sangat rendah.
Hal tersebut disampaikan Kepala DPMPTSP Provinsi Sulawesi Tengah Ir. CH Shandra Tobondo, MT saat mengumumkan realisasi investasi dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) selama tahun 2016, hari ini di Pal urealisasi investasi ini merupakan realisasi PMDN dan PMA, berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang diterimah BKPM, DPMPTSP Provinsi Sulawesi Tengah dan seluruh Kantor Dinas Penanaman Modal se-Sulawesi Tengah.(27 January 2017).
Dengan Hasil Realisasi Ini terdapat kenaikan capaian realisasi investasi dari tahun 2015 kemarin, dimana saat itu capaian realisasi investasi di Sulteng sebesar Rp 14,53 Trilyun, artinya capaian realisasi investasi tahun 2016 naik sebesar 158% dari tahun 2015. Angka tersebut sekaligus memecahkan rekor tertinggi realisasi investasi diwilayah Kawasan Timur Indonesia.
Nilai tersebut berasal dari realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 1,08 Trilyun, sedangkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 21,9 Trilyun. Realisasi Penanaman Modal berdasarkan wilayah 5 terbesar adalah Kab. Morowali (Rp 17,6 Triliun); Kab. Banggai (Rp 4,19 Triliun); Kab. Morowali Utara (RP 599 Miliar); Kab. Poso (Rp 441 Miliar) dan Kota Palu (Rp 82,1 Miliar).
Untuk sector bidang usah yang memiliki nilai realisasi investasi terbesar sektor industry logam dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik sebesar(Rp 17,03 Triliun), diikuti Industri Kimia dasar, barang kimia dan Farmasi (Rp 3,9 Triliun), sector Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar (Rp 577 Miliar) serta, industry Makanan sebesar (Rp 568,9 Miliar) Dan Listrik Gas, Air sebesar (Rp 521, 2 Miliar).
“Dengan Semakin Tingginya Hasil Realisasi Tahun 2016 menunjukkan bahwa para Investor yang berinvenstasi di Sulawesi Tengah semakin serius untuk meralisasikan rencana investasinya. Hal ini tentunya tidak leps dari peran Pemerintah baik di Kabupaten dan Kota di Sukawesi Tengah, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah maupun Pemerintah Pusat dalam rangka mendorong terealisasinya rencana investasi demi kesejahteraan masyarakat. Selain itu sampai dengan akhir tahun 2016 masih ada beberapa Kabupaten di Sulawesi Tengah yang Realisasi Investasi masih sangat rendah.
Sementara izin prinsip yang ada didaerah tersebut sudah cukup banyak. Untuk diharapkan di Tahun 2017 ini Pemerintah Kabupaten yang dalam hal ini Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten dan Kota se-Sulawesi Tengah dapat lebih giat lagi untuk memimbing, membina, memantau serta mengawasi pelaksanaan Investasi di daerahnya.
Selain itu aparatur yang diharapkan semakin memahami pelaksanaan perizinan dengan tidak mempersulit investor dengan kebijakan serta aturan yang tidak diperlukan lagi agar investasi didaerah tersebut semakin banyak dan teralisasi. Karena dengan peningkatan realisasi investasi akan dapat membuka lapangan kerja baru selain itu dapat menambah pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Tengah.
Diharapkan dengan implemintasi kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BPMP2TSPD Provinsi Sulawesi Tengah dan penyederhanaan perizinan yang dilakukan baik berkoordinasi dengan Dinas dan Lembaga terkait maupun Pemerintah Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tengah, serta adanya peraturan Daerah Sulawesi Tengah No. 17 Tahun 2014 tentang kemudahan investasi, maka target realisasi investasi Tahun 2016 yang ditetapkan BKPM RI sebesar Rp. 14,5 Triliun dapat tercapai; ungkap Ir. CH Shandra Tobondo, MT. (hatta B)
COMMENTS