Cirebon, RN. Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melaksanakan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna...
Cirebon, RN.
Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melaksanakan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI). Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat petani dalam kegiatan perbaikan, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan prinsip kemandirian. Namun sayang, program yang dimaksud menuai soal.
Seperti dikatakan Sailan, dicanangkannya P3-TGAI dengan tujuan untuk pemberdayaan dan partisaipasi masyarakat petani dalam kegitan teknis perbaikan jaringan irigasi dan perbaikan rehabilitasi dan peningkatana jaringan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran dan bangunan irigasi itu dana yang diglontorkan oleh pemerintah tidaklah sedikit.
Dia meneruskan. Deri yang dianggarkan APBN tahun 2016 kemaren melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimenuk Cisanggarung, Pemerintah menggelontorkan dana kurang lebih Rp 10.680.000.000,- diperuntukkan 60 titik mencakup 3 (tiga) daerah, dengan masing-masing pertitiiknya Rp 178.000.000,- seperti Kab. Garut memperoleh 15 titik, Kab. Cirebon 20 titik dan Kab. Indramayu 25 titik
“ Namun sangat diyangkan maksud dan tujuan pemerintah mencanangkan program P3TGAI sangat baik guna mengatasi ketahanan pangan nasional dan upaya peningkatan kemampuan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat petani, untuk itu dilakukan pemberdayaan masyarakat petani dalam perbaikan jaringan irigasi secara partisipatif di wilayah pedesaan, namun dari hasil cek dilapangan ternyata hampir dana yang digelar hanya 50 persennya dari presentase dana yang digulirkan”. Terang Sailan SR Ketua LAMMPU (Lembaga Analisis Masyarakat Madani Pemersatu) kepada RN baru-baru ini di Cirebon.
Seperti diketahui sasaran pelaksanaan P3TGAI ini meliputi pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dalam kegiatan teknis perbaikan, rehabilitasi dan peneningkatan jaringan irigasi; perbaikan jaringan irigasi; rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan jaringan irigasi untuk meningkatkan fungsi dan kondisi serta menambah luas areal pelayanan jaringan irigasi.
Masih menurut Sailan dan dia mempertanyakan. Bagaimana akan terlaksana dengan baik untuk meningkatkan kinerja layanan irigasi kecil, irigasi desa dan tersier, dimana indikator kinerjanya meliputi terlaksananya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat petani dalam kegiatan teknis perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi dan meningkatnya kondisi jaringan irigasi itu dengan dana 50 persen dari anggaran yang ada.
Dia mencontohkan. Seperti kegiatan pekerjaan yang ada di Kab. indramayu tepatnya di daerah Jatibarang. Hasil hitungan cek dilapangan dengan lebar 0,40 x tinggi 0,80 (berikut pondasi) x 300 m = 96 x satuan harga Rp 650.000,- = Rp 62.400.000,- “ Artinya, dari anggaran pertitik Rp 178.000.000,- realisasi dilapangan hanya dikerjakan Rp 62.400.000.- sehingga ada sisa anggaran cukup lumayan dan dikemanakan “. Tutur Sailan.
Sementara. PPK OP 1 BBWS Cimanuk Cisanggarung Dendi Alhisab ST saat dikonfirmasi terkait persoalan yang dimaksud. Menurutnya, persoalan itu tidak paham karena saat kerjaan yang dimaksud digelar itu bukan rananya. “ Maaf Mas, untuk lebih jelasnya silakan konfirmasi kepada Bpk H Kasno. Kerena persoalan itu Beliau lebih tau dan memahaminya”. Terang Dendi saat ditemui malam pisah sambut kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung baru digedung serba guna kemaren. (Hasan)
Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melaksanakan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI). Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat petani dalam kegiatan perbaikan, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan prinsip kemandirian. Namun sayang, program yang dimaksud menuai soal.
Seperti dikatakan Sailan, dicanangkannya P3-TGAI dengan tujuan untuk pemberdayaan dan partisaipasi masyarakat petani dalam kegitan teknis perbaikan jaringan irigasi dan perbaikan rehabilitasi dan peningkatana jaringan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran dan bangunan irigasi itu dana yang diglontorkan oleh pemerintah tidaklah sedikit.
Dia meneruskan. Deri yang dianggarkan APBN tahun 2016 kemaren melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimenuk Cisanggarung, Pemerintah menggelontorkan dana kurang lebih Rp 10.680.000.000,- diperuntukkan 60 titik mencakup 3 (tiga) daerah, dengan masing-masing pertitiiknya Rp 178.000.000,- seperti Kab. Garut memperoleh 15 titik, Kab. Cirebon 20 titik dan Kab. Indramayu 25 titik
“ Namun sangat diyangkan maksud dan tujuan pemerintah mencanangkan program P3TGAI sangat baik guna mengatasi ketahanan pangan nasional dan upaya peningkatan kemampuan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat petani, untuk itu dilakukan pemberdayaan masyarakat petani dalam perbaikan jaringan irigasi secara partisipatif di wilayah pedesaan, namun dari hasil cek dilapangan ternyata hampir dana yang digelar hanya 50 persennya dari presentase dana yang digulirkan”. Terang Sailan SR Ketua LAMMPU (Lembaga Analisis Masyarakat Madani Pemersatu) kepada RN baru-baru ini di Cirebon.
Seperti diketahui sasaran pelaksanaan P3TGAI ini meliputi pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dalam kegiatan teknis perbaikan, rehabilitasi dan peneningkatan jaringan irigasi; perbaikan jaringan irigasi; rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan jaringan irigasi untuk meningkatkan fungsi dan kondisi serta menambah luas areal pelayanan jaringan irigasi.
Masih menurut Sailan dan dia mempertanyakan. Bagaimana akan terlaksana dengan baik untuk meningkatkan kinerja layanan irigasi kecil, irigasi desa dan tersier, dimana indikator kinerjanya meliputi terlaksananya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat petani dalam kegiatan teknis perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi dan meningkatnya kondisi jaringan irigasi itu dengan dana 50 persen dari anggaran yang ada.
Dia mencontohkan. Seperti kegiatan pekerjaan yang ada di Kab. indramayu tepatnya di daerah Jatibarang. Hasil hitungan cek dilapangan dengan lebar 0,40 x tinggi 0,80 (berikut pondasi) x 300 m = 96 x satuan harga Rp 650.000,- = Rp 62.400.000,- “ Artinya, dari anggaran pertitik Rp 178.000.000,- realisasi dilapangan hanya dikerjakan Rp 62.400.000.- sehingga ada sisa anggaran cukup lumayan dan dikemanakan “. Tutur Sailan.
Sementara. PPK OP 1 BBWS Cimanuk Cisanggarung Dendi Alhisab ST saat dikonfirmasi terkait persoalan yang dimaksud. Menurutnya, persoalan itu tidak paham karena saat kerjaan yang dimaksud digelar itu bukan rananya. “ Maaf Mas, untuk lebih jelasnya silakan konfirmasi kepada Bpk H Kasno. Kerena persoalan itu Beliau lebih tau dan memahaminya”. Terang Dendi saat ditemui malam pisah sambut kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung baru digedung serba guna kemaren. (Hasan)
COMMENTS