Lampung Timur, RN. Dugaan tindakan markup biaya perawatan meubelair dilakukan oleh Rmj mantan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Lampung Timur, RN.
Dugaan tindakan markup biaya perawatan meubelair dilakukan oleh Rmj mantan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 di Lampung Timur. Markup atau penggelembungan dilakukan atas biaya perawatan atau perbaikan meubelair meja kursi siswa - siswi yang rusak. Perihal itu disinyalir sebanyak 3 kali dilakukannya selama menjabat. Namun perawatan itu diduga disiasati dengan pengadaan meubelair. Akan tetapi untuk perawatan yang ketiga, biayanya belum dilunasi.
Itu oleh karena jabatan Rmj dicopot tidak dengan hormat pada, 11/4 lalu. Kini posisi jabatan Kepala SMPN itu dijabat oleh Hen. Setelah lengser, Rmj hendak minta tanda tangan kepada Hen. Tujuannya tak lain adalah untuk membuat laporan biaya meubelair itu. Namun keinginan Rmj itu dengan tegas ditolak Hen. Sebab biayanya melebihi daripada anggaran yang dialokasikan. Sedangkan biaya perawatan meubelair hanya tersedia 4 % saja. Akhirnya 32 meja tidak dikirimkan oleh Ipin pengusaha meubelair karena merasa dirugikan.
"Dia mau minta tanda tangan saya untuk buat laporan biaya perbaikan meubelair. Tapi saya tolak karena biaya perbaikan itu lebih dari 4 %. Biaya sebesar itu tidak sesuai dengan juknis BOS (tahun 2017)",ungkap Henh diruang kerjanya pada, 19/6 jam 9:00 WIB.
Bahkan sejak menjabat pada, 11/4, Hen tidak tau asal meja kursi dari lokal mana dan dimana tempat memperbaiki. "Saya tidak tau meja kursi dari lokal mana saja dan dimana tempat memperbaiki", jelasnya.
Menurut Rmj, bukan perawatan yang dilakukannya melainkan pengadaan meubelair. Meubelair itu untuk ruang laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). "Itu bukan perbaikan tapi pengadaan meubelair untuk ruang lab IPA", alibinya ketika dikonfirmasi dirumahnya pada, 26/6 pukul 14:30 WIB.
Pengadaan meubelair 2 lokal itu dibuat oleh Ipin pengusaha meubelair. Meubelair dipesan melalui Samad Waka Sarana Prasarana. "Meubeler itu 2 lokal di buat di tempat pak Ipin melalui pak Smd. Disana masih ada sisa meja karena belum dibayar semua", ketusnya.
Harga meubelair 2 lokal Rp. 19 juta dan dibayar dimuka Rp. 14 juta memakai uang pribadinya.
"Bayar panjer 14 juta pakai uang suami, jadi kurang 5 juta", ujar Rmj yang kembali menjadi guru di tempatnya semula.
Pengusaha meubelair, Ipin ketika dimintai keterangan, mengatakan Rmj memiliki pesanan meubelair 2 lokal seharga Rp. 19 jutaan. "Rmj pesan meja kursi 2 lokal, perlokal harganya 10 juta kurang. Itu mejanya belum dikirim semua, karena uangnya kurang 5 juta", kata Ipin dirumahnya pada, 3/7 jam 9:00 WIB.
Bahkan sejak menjabat pada, 11/4, Hen tidak tau asal meja kursi dari lokal mana dan dimana tempat memperbaiki. "Saya tidak tau meja kursi dari lokal mana saja dan dimana tempat memperbaiki", jelasnya.
Menurut Rmj, bukan perawatan yang dilakukannya melainkan pengadaan meubelair. Meubelair itu untuk ruang laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). "Itu bukan perbaikan tapi pengadaan meubelair untuk ruang lab IPA", alibinya ketika dikonfirmasi dirumahnya pada, 26/6 pukul 14:30 WIB.
Pengadaan meubelair 2 lokal itu dibuat oleh Ipin pengusaha meubelair. Meubelair dipesan melalui Samad Waka Sarana Prasarana. "Meubeler itu 2 lokal di buat di tempat pak Ipin melalui pak Smd. Disana masih ada sisa meja karena belum dibayar semua", ketusnya.
Harga meubelair 2 lokal Rp. 19 juta dan dibayar dimuka Rp. 14 juta memakai uang pribadinya.
"Bayar panjer 14 juta pakai uang suami, jadi kurang 5 juta", ujar Rmj yang kembali menjadi guru di tempatnya semula.
Pengusaha meubelair, Ipin ketika dimintai keterangan, mengatakan Rmj memiliki pesanan meubelair 2 lokal seharga Rp. 19 jutaan. "Rmj pesan meja kursi 2 lokal, perlokal harganya 10 juta kurang. Itu mejanya belum dikirim semua, karena uangnya kurang 5 juta", kata Ipin dirumahnya pada, 3/7 jam 9:00 WIB.
Setelah dimintai penjelasan yang sebenarnya, apakah Rmj melakukan perawatan dan atau pengadaan meubelair. Lalu Ipin mengakui selama Rmj menjabat telah 3 kali menerima pesanan baik perawatan dan atau pengadaan. "Saya lupa karena sudah lama, apakah perbaikan atau buat baru. Sekitar 3 tahun Rmj sudah 3 kali ngurus meubelair disini. Meja yang ditumpuk ini sudah ada sekitar setahun belum di ambil. Kalau begini caranya, Rmj dan Samad merugikan saya, keluhnya.
Seorang pengusaha meubelair, Srn, menolak bujukan Rmj mengajak sekongkol melakukan dugaan markup meubelair."dia pernah kesini ngajak (markup) begitu, akhirnya dia pergi rundingan dengan Ipin",tutur pengusaha itu, pada, 5/7 pukul 15:30 WIB.
Menyikapi dugaan penyimpangan dana BOS yang dilakukan oleh Rmj untuk itu Ketua LSM Berkitab Lampung Timur, Mudabar, RI menegaskan, "Kalau bayar meubelair Rp. 15 juta pakai uang pribadinya, dikemanakan biaya perawatan sumber BOS oleh Rmj. Karena laporan pertanggungjawaban (LPj) triwulanannya sudah di monitor dan diperiksa pihak berwenang. Tapi kebenaran LPj itu diragukan, bila perlu di proses oleh penegak hukum", tegasnya.
Seorang pengusaha meubelair, Srn, menolak bujukan Rmj mengajak sekongkol melakukan dugaan markup meubelair."dia pernah kesini ngajak (markup) begitu, akhirnya dia pergi rundingan dengan Ipin",tutur pengusaha itu, pada, 5/7 pukul 15:30 WIB.
Menyikapi dugaan penyimpangan dana BOS yang dilakukan oleh Rmj untuk itu Ketua LSM Berkitab Lampung Timur, Mudabar, RI menegaskan, "Kalau bayar meubelair Rp. 15 juta pakai uang pribadinya, dikemanakan biaya perawatan sumber BOS oleh Rmj. Karena laporan pertanggungjawaban (LPj) triwulanannya sudah di monitor dan diperiksa pihak berwenang. Tapi kebenaran LPj itu diragukan, bila perlu di proses oleh penegak hukum", tegasnya.
Dugaan saya, sambungnya, "keterangan Rmj belum tentu semuanya benar. Dengan alibinya dia merasa percaya diri, menganggap pihak lain sudah percaya. Dia tidak sadar jika setiap kata - ,katanya punya nilai. Sebab diantara alibinya ada indikasi yang menjurus pada tindakan korupsi", tegas Ketua LSM Berkitab Lamtim.
Lebih lanjut dijelaskannya, "Kuat dugaan Rmj selama memimpin di SMPN 1 melakukan markup berbagai biaya belanja. Disinyalir tindakan itu telah berlangsung, ketika ia menjabat Kepala SMP 2 dan SMPN 3 didua Kecamatan lainnya. Indikasinya, markup bukan hanya biaya perawatan saja, tapi terhadap rincian biaya yang lain. Bahkan kuat dugaan dalam LPj terdapat rincian yang dibuatnya piktif. Baik itu belanja barang dan jasa serta belanja kegiatan", lanjut Mudabar.
"Dalam hal ini, Rmj diduga kuat telah mengambil suatu keputusan untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri ataupun orang lain. Indikasinya ada permufakatan jahat dengan Ipin untuk membuat nota barang palsu", jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, "Kuat dugaan Rmj selama memimpin di SMPN 1 melakukan markup berbagai biaya belanja. Disinyalir tindakan itu telah berlangsung, ketika ia menjabat Kepala SMP 2 dan SMPN 3 didua Kecamatan lainnya. Indikasinya, markup bukan hanya biaya perawatan saja, tapi terhadap rincian biaya yang lain. Bahkan kuat dugaan dalam LPj terdapat rincian yang dibuatnya piktif. Baik itu belanja barang dan jasa serta belanja kegiatan", lanjut Mudabar.
"Dalam hal ini, Rmj diduga kuat telah mengambil suatu keputusan untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri ataupun orang lain. Indikasinya ada permufakatan jahat dengan Ipin untuk membuat nota barang palsu", jelasnya.
Oknum mantan Kepala sekolah tersebut disinyalir melanggar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2017 untuk SD, SMP, SMA dan SMK. (Ropi)
COMMENTS