Kepala BLP Depok Bak Tikus Mati Dilumbung Padi

Depok, RN. M. Arifudin kepala badan layanan  pengadaan kepada wartawan pernah mengeluarkan pernyataan  yang membuat miris dan mengundang ...

Depok, RN.
M. Arifudin kepala badan layanan  pengadaan kepada wartawan pernah mengeluarkan pernyataan  yang membuat miris dan mengundang keprihatinan bagi yang mendengarnya. Bagaimana tidak,? Menjelang  pensiun, ia  berharap agar dimutasi dan  mendapat tugas yang baru dimanapun ditempatkan ia siap yang penting bagi dirinya adalah bukan  sebagai kepala badan layanan pengadaan. 

Kenapa demikian.?, M. Arifudin mengaku bahwa dirinya tidak merasa nyaman duduk sebagai kepala badan layanan pengadaan dikarenakan ia merasa  dirinya adalah ASN dengan jabatan kepala badan, tetapi  anak buahnya yakni para ketua pokja lelang mulai dari pokja 1 sampai dngan pokja 8, seluruhnya nyaris tidak pernah mau berkoordinasi dengan dirinya untuk urusan yang berkaitan dengan pelelangan, para ketua beserta anggota  panitia lelang, terkesan lebih suka ber komunikasi dengan para Kabid di Opd Opd yang  akan menyelenggarakan kegiatan yang harus di tender, dan tentu saja saat berkoordinasi dengan  para pihak rekanan dari kalangan kontraktor lah yang paling  disukai oleh para ketua pokja dan anggotanya. Hal ini dikarenakan bahwa, Sudah bukan rahasia lagi jika para kontraktor tak segan  segan untuk  mengeluarkan rupiah demi menjaga hubungan baik dengan ketua dan anggota pokja lelang. Tentu dengan harapan suatu ketika perusahaan yang diikut sertakan dalam tender yang akan  digelar bisa dimenangkan.

Dengan terus terang M. Arifudin yang bergelar sarjana agama.mungkin disiplin ilmu yang disandangnya hanya pengetahuan soal religius saja, jadi M.Arifudin barangkali oleh anak buahnya dianggap tidak paham alur dan mekanisme proses tender secara tehnis ataupun secara  administrasi, sehingga para ketua pokja  dan anggotanya merasa tidak perlu berkoordinasi dengan kepala badan nanti malah merepotkan. Mungkin  saja demikian bukan,,? Ujar nya dengan mimik muka memelas.

Lebih lanjut M. Arifudin  menyatakan bahwa opd yang di pimpinnya diluar tampak terkesan  bergelimang dengan gemerlapnya uang rupiah yang di tabur oleh para rekanan. Tetapi entah benar atau tidak pengakuannya bahwa dirinya  samasekali belum pernah menikmatinya. Jadi istilah/peribahasanya  saya adalah tikus yang mati dilumbung padi. (herdian)