Oknum Pegawai BPN Kanwil Sumsel Diduga Gelapkan Dana Sertifikat Senilai Rp 226 Juta

Indralaya (Ogan Ilir), RN   Oknum pegawai Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kanwil Sumsel, Baharuddin, yang beralamat di jalan Suhada No...

Indralaya (Ogan Ilir), RN 

Oknum pegawai Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kanwil Sumsel, Baharuddin, yang beralamat di jalan Suhada No. 7 RT 26 RW 08 Kelurahan Lorok Pakjo Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang diduga menggelapkan uang pengurusan sertifikat senilai Rp 226 juta.

Dugaan Penggelapan uang pengurusan sertifikat tersebut karena Baharuddin selaku penerima kuasa dari M. Atik  bin A. Wahab dan anaknya Sadul Ma'ad, untuk mengurus sertifikat miliknya seluas 8.255 m2 yang beralamat di jalan Raya Indralaya depan Koramil Indralaya Ogan Ilir, sejak surat kuasa dibuat dan ditandatangani tanggal 14 Februari 2017 sampai saat ini jarang sekali berkordinasi dengan pihak pemberi kuasa atau pemilik tanah.

Bahkan surat kuasa yang dibuat tersebut, M. Atik dan Sadul Ma'ad selaku pemberi kuasa tidak diberikan fotocopy surat kuasanya. Sehingga tanggal 12/9/2017 Sadul Ma'ad didampingi Bahsin dan Suhanda mendatangi kantor notaris Yuhendra Tedy, SH di Komplek Persada Indralaya, untuk meminta copy surat kuasa dan keterangan lainnya. 

Yuhendra Tedy, SH mengatakan masalah surat kuasa sudah diserahkan dengan Baharuddin, sejak diambilnya surat kuasa tersebut Baharuddin tidak pernah menghubungi pihak notaris bahkan biaya surat kuasa tersebut sampai saat ini belum selesai dibayar oleh Baharuddin. Bahkan dilihat dari komputer kantor notaris masalah surat kuasa tersebut masa berlakunya sampai 3 bulan. Selain itu Yuhendra Tedy, SH ketika ditanya bagaimana masalah surat kuasa yang masa berlakunya hanya sampai 3 bulan tersebut, Yuhendra Tedy, SH menjelaskan kalau surat kuasa Baharuddin itu sudah dianggap tidak berlaku lagi karena masanya sudah melibihi dari 3 bulan sesuai di surat kuasa.

Dari informasi Notaris Yehendra Tedy, SH tersebut menambah kecurigaan kuat bahwa Baharuddin diduga menggelapkan uang pengurusan sertifikat. Karena pembuatan surat kuasa di notaris yang biayanya hanya Rp 500 ribu saja, Baharuddin baru membayar Rp 250 ribu belum lagi untuk penurusan yang lainnya sementara dana yang diterima Baharuddin untuk mengurus surat-surat dan sertifikat  senilai Rp 226 juta.

Menurut Sadul Ma,ad selaku pemberi kuasa mengatakan pada awalnya percaya dan yakin dengan Baharuddin dapat membantu mengurus surat tanahnya sampai ke sertifikat, karena Baharuddin sebagai pegawai BPN Kanwil Sumsel. Sejak tahun 2006 sampai sekitar tahun 2014 Baharudin telah meminta uang kepada Sadul Maad dan M Atik untuk mengurus sertifikat  sebesar Rp 76 juta dengan cara bertahap. Pembayaran pertama Rp 25 juta, lalu Rp 20 juta, lalu Rp 21 juta, lalu Rp 10 juta. Tanggal bulan dan tahunnya serta urutannya saya lupa tapi saya catat nilainya setiap baharuddin meminta uang kepada saya. Setiap Baharuddin meminta uang selalu memakai kwitansi dalam kwitansi tersebut disaksikan oleh Fahmi, dan sampai saat ini saya Cuma pegang satu kwitansi senilai Rp 20 juta tanggal 20/1/2014, kwitansi lainnya disimpan oleh Fahmi.



Dana pembuatan surat dan sertifikat yang diterima Baharuddin sampai saat ini telah mencapai Rp 226 juta (Rp 76 juta dari Sadul Ma,ad dan M Atik dan Rp 150 juta dari Sulaiman calon pembeli tanah tersebut)


 
Baharuddin ketika ditemui di kantornya (12/9/2017) menjelaskan, "masalah sertifikat itu tidak ada masalah tinggal nunggu saja, karena di BPN Ogan Ilir sudah saya masukkan berkasnya dan orang BPN di Ogan Ilir Banyak saya kenal dari Kepala BPN itu bukan orang lain masih saudara saya bahkan kasi- kasi di BPN Ogan Ilir banyak saya kenal memanggil saya Kiyay. Pokoknya sabar besok tanggal 13/9/2017 saya ke BPN Ogan Ilir." 

Sesuai janji Baharuddin ke BPN Ogan Ilir tanggal 13/9/2017, Baharuddin ingkar janji, dia tidak datang ke BPN Ogan Ilir. Menurut informasi masalah sertifikat yang diurus Baharuddin jangankan selesai sertifikatnya peta bidangnya pun belum selesai. (Bersambung/R.01)